Pertumbuhan ekonomi setiap negara menjadi tolak ukur tingkat kemajuan atau kemundurannya. Semakin baik pertumbuhan ekonomi negara, maka semakin berpotensi menjadi negara maju. Untuk menjaga stabilitas ekonomi dalam sebuah negara inilah dibutuhkan kebijakan fiskal dan moneter.
Nah, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai apa itu definisi dari kebijakan fiskal dan moneter, perbedaan keduanya, dan dampaknya pada perekonomian suatu negara, yuk simak penjelasan di bawah ini.
Definisi Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter
Meskipun dua kebijakan ini memiliki peran yang sama dalam menstabilkan perekonomian, tetapi bentuk dan penerapannya jauh berbeda.
1. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang hanya bisa dilakukan oleh pemerintah untuk mengatur kestabilan ekonomi negara melalui pengendalian atas penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Penerimaan pemerintah dalam hal ini bisa berupa pajak yang diambil dari masyarakat. Penerimaan berupa pajak tersebut kemudian dikeluarkan untuk membuat program yang bermanfaat dalam meningkatkan perekonomian masyarakat dan negara, serta kestabilannya.
2. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter sendiri dilakukan oleh bank sentral dalam mengatur persediaan uang yang beredar agar mencapai kestabilan internal, eksternal, serta stabilitas ekonomi. Kestabilan tersebut bisa berupa pertumbuhan ekonomi, neraca pembayaran, serta neraca pembayaran internasional.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh bank sentral adalah dengan menetapkan suku bunga serta mengendalikan jumlah uang yang beredar agar nilainya tetap stabil.
Tujuan Adanya Kebijakan Fiskal dan Moneter
Walaupun tujuan utama kebijakan moneter dan fiskal sama-sama untuk menstabilkan ekonomi, namun secara detail, sasaran tujuan tersebut berbeda. Berikut adalah tujuan yang diinginkan dari adanya kebijakan fiskal maupun moneter.
1. Tujuan Kebijakan Fiskal
Tujuan kebijakan fiskal yang pertama untuk meningkatkan jumlah lapangan kerja yang ada dalam suatu negara, serta mengurangi jumlah penduduk yang menganggur. Selain itu, kebijakan fiskal yang dilakukan dengan menaikkan dan menurunkan pajak adalah untuk menambah produksi nasional.
Kenaikan dan penurunan pajak juga diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memperbaiki keadaan ekonomi yang lesu. Dengan begitu, kestabilan harga barang yang dibutuhkan masyarakat secara umum tetap terjaga.
2. Tujuan Kebijakan Moneter
Sementara itu, tujuan dari kebijakan moneter yang utama ada empat, yaitu:
- Pertama, untuk menjaga pertumbuhan ekonomi dan melakukan pemerataan pendapatan.
- Kedua, untuk mempertahankan keseimbangan kebutuhan perekonomian dengan stabilitas harga.
- Ketiga, untuk memperluas kesempatan kerja. Ini berkaitan dengan penaikan suku bunga yang membuat investor memanfaatkannya untuk melakukan produksi dalam jumlah tinggi, sehingga membuka peluang kerja.
- Keempat, menjaga kestabilan neraca pembayaran internasional.
Perbedaan Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter
Dari definisi kebijakan fiskal dan moneter dapat ditemukan beberapa perbedaan yang mencolok antara keduanya, seperti pada tabel berikut ini.
Jenis Perbedaan |
Kebijakan Fiskal |
Kebijakan Moneter |
Pelaku Kebijakan. |
Kebijakan ini mutlak dilakukan oleh pemerintah. |
Dilakukan oleh bank sentral , namun pemerintah bisa andil di dalamnya. |
Langkah kebijakan yang dilakukan saat pertumbuhan ekonomi memburuk. |
Menurunkan pajak dan meningkatkan belanja modal, belanja barang/jasa, dan lain sebagainya. |
Menambah jumlah uang yang beredar. |
Langkah kebijakan yang dilakukan saat terjadi inflasi |
Menaikkan pajak dan menurunkan belanja pemerintah. |
Mengurangi jumlah uang yang beredar. |
Instrumen kebijakan |
Anggaran defisit, anggaran berimbang, anggaran surplus. |
Operasi pasar terbuka, rasio cadang wajib, fasilitas diskonto, kredit selektif. |
Dari tabel di atas, perbedaan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter sangat jelas. Namun keduanya memiliki keterkaitan dari kesamaan tujuan dari beberapa langkah tindakan yang dilakukan.
Oleh sebab itu, ketika terjadi kondisi kenaikan atau penurunan ekonomi, negara dan pihak bank sentral bisa melakukan kerja sama untuk melakukan kebijakan secara bersamaan. Dengan begitu, masalah ketidakstabilan ekonomi bisa diatasi dengan lebih cepat.
Dampak Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter
Tujuan dari pembuatan kebijakan fiskal maupun moneter sama-sama baik, yakni menstabilkan perekonomian negara. Oleh sebab itu, pembuatannya tentu memberikan dampak bagi negara dan masyarakat. Berikut adalah dampak kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.
1. Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Perekonomian
Kebijakan menaikkan dan menurunkan pajak yang dilakukan pemerintah sangat berpengaruh terhadap perekonomian negara. Saat terjadi inflasi, pemerintah akan menaikkan tarif pajak. Dengan naiknya tarif tersebut otomatis jumlah investasi akan menurun.
Sementara saat ekonomi memburuk, tarif pajak akan diturunkan sehingga pertumbuhan inflasi bisa tumbuh cepat. Akibatnya pertumbuhan ekonomi semakin membaik, dan negara memperoleh penerimaan yang besar.
2. Dampak Kebijakan Moneter Terhadap Perekonomian
Salah satu bentuk instrumen kebijakan moneter adalah berkaitan dengan suku bunga. Apabila bank sentral menaikkan suku bunga, maka banyak para penanam modal serta pelaku pasar yang tertarik untuk meningkatkan produksi mereka dengan menanam investasi.
Penanaman investasi ini akan berdampak pada tingginya produksi yang dilakukan. Hal ini akan mempengaruhi banyaknya kebutuhan akan tenaga kerja, sehingga terdapat banyak lowongan kerja. Tingkat pengangguran bisa menurun seiring dengan banyaknya lowongan yang terbuka.
Kondisi ini tentu berdampak baik pada pertumbuhan ekonomi negara serta masyarakat, sehingga tujuan pembuatan kebijakan terlaksana dengan baik.
Kebijakan fiskal dan moneter ini sebenarnya pengetahuan wajib yang harus dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat. Dengan begitu, para pengusaha dan masyarakat yang menjadi sasaran dari dampak kebijakan tersebut bisa ikut andil dalam aktivitas ekonomi di dalamnya.
0 komentar
Post a Comment