Setiap produk yang diluncurkan dan dikenalkan ke tengah-tengah masyarakat pasti akan mengalami tahap daur hidup dan selalu memiliki masa hidup yang berbeda-beda. Perputaran masa hidup suatu produk mulai saat dikeluarkan oleh perusahaan hingga produk tersebut tidak disenangi oleh masyarakat merupakan product life cycle atau daur kehidupan produk.
Pengertian Product Life Cycle
Product Life Cycle atau daur hidup produk adalah proses perjalanan dari penjualan dan keuntungan produk selama masa hidupnya, mulai produsen mengenalkan dan memasarkan produknya hingga produk tersebut tergantikan oleh produk sejenis yang lebih user-friendly, canggih dan terbaru.
Ketahanan suatu produk di pasaran tergantung dari strategi yang dijalankan oleh perusahaan. Meskipun umur produk ada yang sangat singkat, namun tidak sedikit juga produk yang memiliki umur yang relatif panjang di pasaran. Keberlangsungan suatu produk biasanya diukur dari tingkat penjualan dan laba yang diraih oleh produk tersebut.
Perusahaan memerlukan strategi yang tepat agar produknya dapat panjang umur dan eksis di masyarakat.
Manfaat Product Life Cycle
Perusahaan dapat menggunakan konsep daur hidup produk ini untuk mengetahui posisi perusahaan ada di mana, sehingga perusahaan dapat:
- Merencanakan strategi dan aktivitas-aktivitas pengendalian produk.
- Menginterpretasikan dinamika produk dan pasar.
Contoh Product Life Cycle
Untuk memudahkan pemahanan, berikut ini kami sertakan contoh produk yang mengalami product life cycle dalam persaiangan usaha :
1. BCA
BCA merupakan bank swasta di Indonesia yang hingga saat ini mampu bersaing dengan bank BUMN.
Produk dan layanannya sangat dikenal oleh masyarakat. Promosi dengan tagline “Senantiasa di sisi" bukan hanya isapan jempol belaka. Banyak masyarakat berminat untuk menjadi nasabahnya.
BCA memperoleh banyak keuntungan dari bertambahnya jumlah nasabah di sini. Meskipun demikian, Bank BCA tidak serta merta meninggalkan promosi dan melakukan inovasi produknya.
Persaingan dunia keuangan yang semakin ketat dengan munculnya perusahaan Fintech seperti DANA, OVO, dan lainnya turut membuat para nasabah berpaling dari Bank BCA.
Untuk mengatasi hal ini Bank BCA menciptakan berbagai inovasi, seperti yang terakhir muncul adalah ambil uang tanpa perlu kartu ATM. Yakni, nasabah cukup menggunakan smartphonenya untuk mengambil uang di ATM. Inovasi ini dilakukan semata-mata untuk menarik minat masyarakat kembali.
2. Gojek
Gojek yang dulunya merupakan penyedia jasa ojek melalui call center kini berubah menjadi Gojek for Every Need.
Awal-awal berdirinya Gojek gencar melakukan promosi, memberikan diskon besar-besaran untuk penggunaannya. Dari situ Gojek mulai dikenal dan banyak digunakan di Jakarta khususnya.
Saingan Gojek mulai bermunculan seperti Grab, Nu-Jek, dan lain sebagainya. Sehingga pengguna layanannya pun juga mengalami penurunan. Walaupun begitu tidak serta merta membuat Gojek gulung tikar. Gojek mulai mengembangkan jangkaun wilayah di berbagai kota di Indonesia. Alhasil
semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk menginstall di smartphone untuk
menikmati berbagai fasilitas layanannya.
Diciptakanlah beberapa variasi layanan selain GoRide dan GoCar, yaitu seperti GoFood, GoSend, GoClean, GoMed dan masih banyak lagi yang lainnya. Inovasi inilah yang menyebabkan Gojek masih bertahan dan dibutuhkan masyarakat hingga sekarang, nah kira-kira seperti itu siklus product life cycle Gojek ditengah gempuran para kompetitor.
Tahapan Product Life Cycle dan Strategi untuk Mengatasinya
Daur hidup produk (Product Life Cycle) memiliki 4 tahapan yang masing-masing tahap tersebut memiliki strategi pemasaran yang berbeda-beda agar tujuan dan sasaran perusahaan di bidang pemasaran dapat dicapai. Keempat tahapan daur hidup produk tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tahap Perkenalan (Introduction)
Tahapan pertama dari product life cycle adalah tahap perkenalan. Pada tahapan ini produk belum dikenal oleh masyarakat luas sehingga membutuhkan biaya besar untuk perancangan, pengujian, produksi, dan peluncurannya.
Pada fase ini penjualan produk atau penggunanya masih rendah, persaingannya masih relatif kecil, namun tingkat kegagalan relatif tinggi. Karena banyak masyarakat yang belum mengetahui dan belum familiar dengan produk baru tersebut.
Pada tahap ini, perusahaan mendapatkan keuntungan yang masih rendah bahkan merugi dikarenakan besarnya biaya promosi atau pemasaran, sementara itu volume penjualan yang masih rendah dan pertumbuhannya yang lambat.
Tingginya biaya promosi ini dikarenakan untuk menginformasikan keberadaan produk kepada konsumen akhir dan untuk menarik minat distributor agar mau memasarkan produknya.
Strategi pemasaran yang umum dilakukan oleh produsen pada tahap perkenalan ini adalah mengkombinasikan penetapan harga dan kegiatan promosi.
2. Tahap Pertumbuhan (Growth)
Pada tahapan pertumbuhan ini, produk mulai dikenal oleh masyarakat. Produk tersebut telah digunakan oleh konsumen dan masalah-masalah yang timbul pada tahap introduction sudah dapat diatasi dengan strategi yang dilakukan oleh perusahaan.
Permintaan konsumen sudah mulai meningkat dan masyarakat secara luas sudah mengenal produk barang atau layanan yang ditawarkan, maka promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seperti dalam tahap perkenalan.
Masyarakat mulai menyadari manfaat dan menyukai produk sehingga volume penjualan mulai meningkat pesat dan para pesaing mulai memasuki pasar yang sama.
Strategi memperluas pangsa pasar perlu dilakukan sehingga posisi produknya semakin kuat dalam persaingan, namun perusahaan harus mengeluarkan biaya yang cukup besar.
Pada tahapan product life cycle ini perusahaan sebaiknya fokus untuk mempertahankan pembelian ulang dari konsumen, dan berusaha meraih porsi penjualan dalam jumlah besar dari para pelanggan baru.
Strategi pemasaran pada tahap pertumbuhan yang dapat dilakukan oleh perusahaan antara lain:
- Meningkatkan kualitas produk
- Menambahkan keistimewaan produk dengan model atau gaya yang lebih menarik, seperti produk dengan berbagai varian ukuran, rasa, dan fitur terbaru untuk produk digital
- Masuk ked dalam segmen pasar baru
- Meningkatkan jumlah cakupan distribusinya
- Menurunkan harga produk untuk menarik konsumen.
3. Tahap Kedewasaan (Maturity)
Pada tahap kedewasaan penjualan produk atau barang mencapai titik tertinggi dan persaingan di pangsa pasar juga semakin meningkat.
Semakin banyak jumlah pesaing akan menyebabkan harga yang semakin kompetitif, sehingga pesaing yang lemah mulai tersingkir dari kompetisi.
Strategi pemasaran pada tahap kedewaasaan yang dapat dilakukan produsen atau perusahaan yaitu :
- Modifikasi pasar, yaitu produsen memperluas pangsa pasar melalui pemasaran produk dengan merek yang sudah mapan.
- Modifikasi produk, yaitu produsen mendorong penjualan dengan memodifikasi karakteristik produk seperti meingkatkan kualitas produk, meningkatkan keistimewaan produk dibandingkan produk pesaing, dan meningkatkan model produk.
- Modifikasi bauran pemasaran, yaitu produsen mencoba mendorong penjualan dengan memodifikasi berbagai elemen bauran pemasaran seperti memberikan potongan harga, memperluas networking atau jaringan distribusi, mengalokasikan biaya iklan lebih tinggi, dan meningkatkan kualitas layanan.
4. Tahap Penurunan (Decline)
Dalam tahap ini, penjualan produk mengalami penurunan karena konsumen mulai berada di titik kejenuhan terhadap produk yang dihasilkan perusahaan.
Banyak faktor yang menyebabkan penurunan jumlah atau volumen penjualan diantaranya seperti perubahan selera konsumen, produk substitusi mulai diterima konsumen, atau perkembangan dunia teknologi yang semakin pesat.
Penurunan penjualan bisa berlangsung secara berangsur-angsur menurun, bisa pula sangat cepat. Hal ini terjadi karena munculnya produk-produk baru yang lebih menarik sehingga menggantikan produk lama yang sejenis. Persaingan harga semakin lebih ketat. Dan perusahaan yang memiliki branding produk yang bagus dapat bertahan mendapatkan labanya sampai benar-benar produk tersebut keluar dari pasar.
Pada tahap penurunan ini konsumen akan meninggalkan dan tidak lagi mau menggunakan produk tersebut. Perusahaan harus sudah mengantisipasi dan menyiapkan produk pengganti yang diharapkan akan menggantikan posisi produk yang akan mati. Produk perusahaan yang tidak sanggup bertahan akan keluar dari area persaingan.
Agar tetap eksis di pasaran, terdapat beberapa strategi pemasaran yang dapat dilakukan seperti:
- Menurunkan harga
- Mengidentifikasi produk lemah
- Mengganti kemasan
- Memutuskan untuk menghentikan produksi, dan mempersiapkan dengan produk pengganti
Kendala Penerapan Konsep Product Life Cycle
Banyak perusahaan mengalami kesulitan untuk menerapkan konsep product life cycle ini. Produsen masih banyak yang tidak mampu untuk memastikan secara akurat dalam posisi atau tahap mana persisnya sebuah produk berada pada periode tertentu.
Kendala lain dari penerapan konsep product life cycle ini, adalah kurang
dapat digunakan sebagai alat prediksi karena model dari volume penjualan
menunjukkan pola yang beragam, dan tahapan-tahapan product life cycle itu berbeda durasinya.
Oleh karenanya, produsen perlu melakukan perencanaan setiap perubahan yang dipandang perlu (dan tidak bersikap pasif) untuk merespon kondisi-kondisi yang sekiranya dapat diprediksi.
Produsen dapat menentukan rencana pemasaran dan keuntungan yang ingin diperoleh dengan mengetahui pada tahapan mana sebuah produk tersebut berada. Selanjutnya dapat ditetapkan strategi apa yang akan diambil karena produk, pasar, dan pesaing berubah sepanjang duar hidup produk.
Itulah ulasan mengenai apa itu product life cycle (PLC) atau daur hidup produk, tahapan dan strategi pemasaran yang dapat ditempuh pada tiap-tiap tahapan PLC, serta contoh daur hidup produk. Perusahaan yang berada pada tahap pertumbuhan sebaiknya melakukan perluasan produk agar dapat mempertahankan penjualan. Sementara itu perusahaan yang berada pada tahap kedewasaan sebaiknya mempertahankan strategi yang telah dilakukan dan memperluas wilayah pemasaran.
0 komentar
Post a Comment