2020-11-10

Cara Membuat BCG Matrix Dilengkapi Studi Kasus dan Template Excel

Author -  Lubis Muzaki

BCG matrix merupakan salah satu tools yang dapat digunakan perusahaan dalam menyusun suatu perencanaan unit bisinis strategi berdasarkan perhitungan data volume penjualan perusahaan dan pesaingnya. 

Dari data tersebut nantinya dapat dihitung tingkat pertumbuhan pasar (TPP) dan pangsa pasar relatif (PPR) sehingga perusahaan dapat melakukan pengklasifikasian terhadap potensi keuntungan perusahaan.

Matriks Boston Consulting Group (BCG) ini akan menampilkan secara grafis mengenai perbedaan antara berbagai pesaing produk sejenis dalam posisi pangsa pasar relatif dan juga tingkat pertumbuhan pasar.
 

Apa itu BCG Matrix?

 


Matrik Boston Consulting Group (BCG) adalah perangkat strategi untuk perencanaan portofolio perusahaan sehingga bisa dijadikan pedoman bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan alokasi sumber daya berdasarkan pangsa pasar dan tingkat pertumbuhan bisnis.

Seperti gambar di atas, dalam matriks ini akan menampilkan dua variabel yang masing-masing ditempatkan pada sumbu :

  • Sumbu vertikal atau sumbu y yang menunjukan pertumbuhan pasar (market growth)
  • Sumbu horizontal atau sumbu x yang menunjukan pangsa pasar relatif (market share)


 

Langkah atau Cara Membuat BCG Matrix


Sebelum menerapkan BCG Matrix, pekerja harus mampu menentukan pasar produknya secara akurat. Karena jika dalam penentuan pasar sudah salah, maka akan menyebabkan posisi portofolio yang salah dan klasifikasi produk yang buruk. 

Contohnya, jika kamu  berpikir bahwa Lamborghini merupakan merek produk mobil rakyat pada umumnya, maka merek ini akan berakhir sebagai Dogs atau pangsa pasar yang tidak tumbuh karena produk ini memiliki market share yang rendah, akan tetapi akan menjadi Cash Cow jika dikategorikan sebagai produk mobil mewah.

Contoh lain dalam pengklasifikasian produk yang akurat dalam BCG matrix adalah:

  1. Perusahan Gojek dengan Grab;
  2. Perusahaan Unilever yang mempunyai diversifikasi produk dengan pesaingnya masing-masing;
  3. Provider Telkomsel dengan pesaingnya seperti Indosat, XL, atau 3.
  4. Perusahaan otomotif Yamaha dengan pesaingnya, seperti Honda; dan lain-lain.

Jika sudah ditentukan klasifikasi produk yang tepat, maka langkah dalam penerapan BCG matrix adalah sebagai berikut:


1. Mengukur Tingkat Pertumbuhan Pasar (Market Growth)

Tingkat pertumbuhan pasar (TPP) atau market growth dapat ditemukan dengan cara menghitung laju pendapatan rata-rata perusahaan. Tingkat pertumbuhan pasar ini diukur dalam bentuk persentase. Berikut di bawah ini adalah rumus TPP:


Keterangan :
TPP = Tingkat pertumbuhan pasar
VP N = Volume penjualan tahun terakhir
VP N-1 = Volume penjualan tahun sebelumnya


2. Mengukur Pangsa Pasar Relatif (Relative Market Share)

Pangsa pasar relatif (PPR) digunakan untuk membandingkan penjualan produk perusahaan yang dimiliki dengan pesaing terbesar yang menjual produk sama.  Berikut ini adalah rumus untuk menhitung PPR:


Keterangan :
PPR = Pangsa pasar relatif
VP N = Volume penjualan tahun terakhir
VPP N = Volume penjualan tahun terakhir pesaing

3. Membuat matriks BCG

Dari hasil perhitungan TPP dan PPR di atas, selanjutnya dapat dibuat matriks BCG dengan cara memasukannya ke dalam matrik BCG ntuk menentukan pada quadran mana posisi perusahaan berada. Posisi pengklasifikasian kuadrannya adalah sebagai berikut:

  • Stars atau bintang, yaitu pada kuadran ini perusahaan memiliki peluang jangka panjang terbaik untuk pertumbuhan yang menjanjikan dan dapat menjadi salah satu sumber keuntungan bagi perusahaan.
  • Cash Cow atau sapi perah, yaitu pada kuadran ini menunjukan posisi perusahaan seperti sapi perah karena menghasilkan arus kas lebih tinggi dari yang dibutuhkannya.
  • Question-mark atau tanda tanya, yaitu pada kuadran ini menunjukan posisi perusahaan mempunyai pangsa pasar yang kecil dalam suatu pasar yang tumbuh cepat.
  • Dogs, yaitu posisi kuadran ini menunjukan bahwa produk-produk perusahaan yang dijual memiliki pangsa pasar relatif rendah atau tidak tumbuh.

 

 

Contoh Cara Perhitungan BCG Matrix

Berikut di bawah ini kami berikan contoh studi kasus cara membuat analisa BCG Matrix pada perusahaan otomotif:

Sebuah perusahaan otomotif bermerek Indomobil A ingin mengetahui posisi perusahaannya yang dilihat dari pertumbuhan dan pangsa pasar melalui matrik BCG. Adapun data yang tersedia dari laporan penjualan indomobil A tahun 2019-2020 adalah sebagai berikut:

 Tabel 1. Data Penjualan Perusahaan Otomotif Merek Indomobil A

No

Bulan

Tahun 2019 (Rp)

Tahun 2020 (Rp)

1

Januari

284.000.000.000

400.000.000.000

2

Februari

292.000.000.000

450.000.000.000

3

Maret

308.000.000.000

447.500.000.000

4

April

290.000.000.000

427.500.000.000

5

Mei

302.000.000.000

457.500.000.000

6

Juni

300.000.000.000

420.000.000.000

7

Juli

320.000.000.000

440.000.000.000

8

Agustus

306.000.000.000

430.000.000.000

9

September

294.000.000.000

462.500.000.000

10

Oktober

310.000.000.000

435.000.000.000

11

November

330.000.000.000

452.500.000.000

12

Desember

318.000.000.000

425.000.000.000

Total

3.654.000.000.000

5.247.500.000.000


Sehingga dapat dihitung tingkat pertumbuhan pasar (TPP) produk otomotif perusahaan A adalah:

TPP = ((Penjualan 2020 − Penjualan 2019)/(Penjualan 2019))*100%

TPP  = ((5.247.500.000.000 − 3.654.000.000.000)/3.654.000.000.000))*100%
     
TPP  = 43,6%

Hasil perhitungan didapatkan tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan otomotif merek A adalah 43,6%. 

Sementara didapatkan data ketiga pesaing dari perusahaan otomotif merek A. Berikut ini adalah daftar laporan penjualan pesaing tahun 2020 yang dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Data penjualan Pesaing Perusahaan Otomotif tahun 2020

No

Nama Perusahaan

Merek Dagang

Volume Penjualan Nasional (Rp)

1

PT. Otomotif B

Indomobil B

2.708.821.440.000

2

PT. Otomotif C

Indomobil C

5.256.600.000.000

3

PT. Otomotif D

Indomobil D

5.570.100.000.000


Total

13.535.521.440.000


Berdasarkan tabel 2, total penjualan pesaing pada tahun 2020 adalah sebesar Rp 13.535.521.440.000, yang digunakan sebagai pembagi dari total volume penjualan otomotif Indomobil A tahun 2020 yang digunakan untuk mengetahui pangsa pasar relatif Indomobil A, maka pangsa pasar relatif perusahaan otomotif merek A dapat dihitung, sebagai berikut:


PPR = Volume Penjualan Otomotif Merek A 2020 / Volume Penjualan Pesaing 2020

PPR = 5.247.500.000.000/13.535.521.440.000

PPR = 0,387 <1

Hasil perhitungan pangsa pasar relatif Indomobil A dibandingkan dengan Pesaing adalah 0,387. Menunjukkan bahwa Indomobil A memiliki pangsa pasar lebih rendah dibandingkan pesaing, karena nilai pangsa pasar relatifnya lebih kecil dari satu.

Jadi perusahaan otomotif merek A memiliki tingkat pertumbuhan pasar sebesar 43,6% dan pangsa pasar relatif sebesar 0,387. Maka posisi Indomobil A dalam matrik BCG dapat dilihat pada gambar berikut ini. 

 


 

Hasil perhitungan matrik BCG didapatkan hasil yaitu : perusahaan otomotif merek Indomobil A dengan Pesaing (PT Otomotif A, PT Otomotif B, dan PT Otomotif C) terletak pada posisi Tanda Tanya atau Question Mark. Kondisi Question Mark ini adalah suatu keadaan yang menunjukkan posisi sebuah perusahaan dalam kondisi pangsa pasar yang rendah dan akan tetapi memiliki pertumbuhan pasar yang tinggi. 

Kondisi seperti ini menunjukan bahwa aliran dana atau cash flow dalam keadaan lemah. Pada posisi seperti ini perusahaan otomotif Indomobil A harus memutuskan suatu keputusan untuk memperkuat divisi yang ada dengan menjalankan strategi intensif berupa pengembangan inovasi produk atau fiturnya sehingga mampu bersaing dengan kompetitor lain.

Itulah ulasan apa itu analisa BCG Matrix, dan contoh studi kasus perhitungannya. Dengan memanfaatkan BCG matrix ini perusahaan akan mampu mengambil keputusan yang strategis berdasarkan pada posisi kompetitif dan peluang pasar. Untuk kamu yang ingin mendapatkan template analisa BCG Matrix dalam bentuk excel, bisa mengirimkan email ke indonesia.pengadaan@gmail.com. Semoga bermanfaat.

1 komentar: