2020-10-18

Apa itu Heijunka, Manfaat, dan Cara Pengurutan Produksi

Author -  Lubis Muzaki

Produksi Mobil via Tempo.co

 

Pada metode Just In Time, terdapat alat kontrol produksi yang dinamakan Heijunka, yang dalam hal ini, merupakan otak dari produksi. Heijunka digunakan untuk pemerataan produksi sehingga beban kerja baik dari segi manusia dan mesin yang digunakan bisa bekerja secara maksimal dan manusiawi. 

Dengan heijunka kita dapat menentukan waktu produksi suatu barang atau komponen (parts), dengan mempertimbangkan beban kerja, inventory, dan type dari produk tersebut berdasar jumlah pesanan. 

Perusahaan yang memiliki variasi (type) produksi barang dan masing-masing tipe barang produksi tersebut jumlahnya berbeda, membutuhkan Heijunka sebagai alat penyeimbang produksi.

Heijunka sendiri merupakan fondasi/dasar dalam pelaksanaan Toyota Production System (TPS). Alat kontrol produksi tersebut akan mampu mengatasi permintaan konsumen yang selalu mengalami perubahan.


Mengenal Toyota Production System (TPS)

Sebelum mempelajari apa itu Heijunka dan bagaimana pengurutan produksi dengan pola Heijunka,  sebaiknya Anda mengenal dulu apa itu Toyota Production System (TPS).

Toyota Production System (TPS) adalah sistem manajemen operasi produksi yang ditujukan untuk mencapai sasaran produksi barang atau komponen dengan kualitas terbaik, biaya termurah, dan dengan lead time terpendek.

Tujuan Sistem Produksi Toyota yang merupakan kunci kesuksesan Heijunka adalah:

  1. Menghemat biaya produksi terus menerus dengan menghilangkan Muda (pekerjaan sia-sia)
  2. Meningkatkan produktivitas yang dapat dicapai dengan menghilangkan berbagai pemborosan, misalnya persediaan yang terlalu banyak.
  3. Menghasilkan produk atau barang yang berkualitas baik dengan biaya yang lebih murah, dan
  4. Membuat produk yang dapat dijual di pasar.

Selain tujuan utama, TPS juga memiliki tiga sub tujuan yaitu: 

  1. Pengendalian jumlah produksi, dimana perusahaan mampu menyesuaikan diri dengan fluktuasi harian dan bulanan atas permintaan pelanggan, baik segi jumlah maupun variasi atau tipe produknya; 
  2. Jaminan mutu, dimana perusahaan dapat memastikan setiap tahapan proses hanya akan memasok unit atau bahan yang baik untuk proses berikutnya;
  3. Memanusiakan manusia, artinya menghormati kemanusiaan karena sistem Heijunka tidak membebani sumber daya manusia (SDM-nya) melebihi batas kemampuan kinerjanya.

 

Apa itu Heijunka?


Menurt PT Toyota Motor Company heijunka adalah suatu metode sistem produksi yang merata berdasarkan pada target harian dan bulanan dengan memantau model spesifikasi unit, sehingga dapat mengurangi fluktuasi beban kerja mesin produksi dan tenaga manusianya. 

Sedangkan menurut Jeffrey Liker, seorang profesor teknik industri University of Michigan,  mendefinisikan konsep heijunka adalah meratakan produksi baik dari segi volume maupun bauran produk (kombinasi berbagai jenis produk).  

Konsep Heijunka dalam sistem produksi tidak menunggu urutan pesanan pelanggan untuk membuat produk. Karena permintaan pelanggan  dapat naik dan turun secara tajam. Heijunka membuat produk yang dijadwalkan dalam satu periode (bulan) menjadi periode harian dengan mencari rata-ratanya sehingga didapatkan jumlah dan bauran yang sama setiap hari.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa definisi konsep heijunka dari Toyota adalah perataan jadwal kerja, dengan cara mengambil permintaan pelanggan aktual, menentukan pola volume dan bauran produknya, dan membuat jadwal yang rata setiap hari. 

Penggunaan konsep Heijunka dalam sistem produksi akan mampu menghilangkan Mura (ketidakseimbangan), Muri (kelebihan beban) dan Muda (pekerjaan sia-sia).

 

Manfaat atau Keuntungan dari Heijunka

 

Dalam produksi berdasarkan Heijunka, perusahaan akan mendapatkan beberapa manfaat diantaranya: 

  1. Penanganan logistik, beban kerja, dan hasil produksi akan menjadi seimbang dan merata.
  2. Supplier/vendor dalam memproduksi bahan baku atau material yang akan dikirimkan ke perusaahan penerima juga akan seimbang dan merata.
  3. Sebagai dasar dalam menentukan peletakan kartu kanban (sistem kanban).
  4. Meningkatkan kualitas produk, dimana defect/cacat produk semakin berkurang.
  5. Membuat kegiatan produksi menjadi lebih fleksibel, karena beban kerja baik mesin maupun pekerjanya merata sehingga mempermudah untuk melakukan line balancing, 
  6. Mampu mengurangi level stock inventory (persediaan), karena didapatkan jumlah kebutuhan yang merata dan seimbang, bukan jumlah yang tertinggi/terendah.


Pengurutan Produksi Dengan Pola Heijunka

 
Heijunka dapat dikatagorikan menjadi:

  • Heijunka terhadap produk. Hal ini berkaitan dengan jumlah atau volume dan varian atau tipe produk yang dihasilkan di pabrik, 
  • Heijunka terhadap jam kerja di pabrik. Ini berkaitan dengan perbedaan jam kerja yang diperlukan untuk memproduksi mobil yang berbeda pada lini yang sama, dan
  • Heijunka waktu siklus terhadap takt time. Takt time ini merupakan kecepatan produksi satu unit part. Sedangkan waktu siklus merupakan waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu unit produk atau juga dikenal dengan waktu permesinan/unit produk.

Untuk melakukan suatu proses produksi, perusahaan harus mampu memenuhi permintaan pelanggan.  Nilai takt time yang menunjukkan kecepatan produksi sehingga berpengaruh terhadap kecepatan penjualan kepada pelanggan harus lebih besar dibandingkan dengan waktu siklusnya.

Rumus untuk mencari takt time adalah:


Sedangkan waktu siklus dapat dicari dengan rumus:


Ket:

  • waktu proses = total waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sejumlah unit produksi yang telah direncanakan;


Adapun pengalokasian pembebanan kerja yang baik yaitu takt time lebih besar dari waktu siklus.

Tantangan dalam penerapan metode Heijunka adalah volume produksi yang dijadwalkan bulanan diturunkan ke periode harian dengan cara mencari nilai rata-ratanya untuk tiap masing-masing jenis produk.

Dari volume produksi harian yang didapatkan tersebut, kemudian ditentukan besarnya rasio untuk masing-masing jenis produk yang akan diproduksi. Setelah ditemukan besaran rasionya, selanjutnya rasio tersebut ditetapkan sebagai dasar penentuan urutan produksi.

Diberikan contoh ilustrasi dalam menentukan rasio dan pola heijunka produksi pada proses fabrikasi. yaitu misalkan, diketahui sebuah mesin A dapat memproduksi 3 jenis produk/part masing-masing produk D, E, dan F dengan jumlah unit untuk masing-masing produk adalah 5, 3, dan 2. 

Maka Langkah-langkah dalam menentukan pengurutan part dengan menggunakan pola heijunka adalah:

  1. Penentuan rasio untuk masing-masing produk/part dengan total seluruhnya = 1. Produk D = 5/10, E = 3/10, dan F = 2/10.
  2. Mengurutkan nilai rasio tersebut dari mulai besar ke kecil, yaitu diperoleh D, E, dan F; 
  3. Urutan pengerjaan pertama adalah seluruh rasio dikalikan 1 lalu pilih nilai terbesarnya, terpilihlah produk D.
  4. Urutan pengerjaan kedua adalah seluruh rasio dikalikan dengan dua. Rasio yang sudah dikerjakan (produk D) dikurangi dengan satu dan pilih produk dengan nilai yang terbesar, yaitu didapatkan produk E; 
  5. Urutan pengerjaan ketiga seluruh rasio dikalikan dengan tiga. Rasio yang sudah dikerjakan (produk D dan E) dikurangi dengan satu dan terpilihlah produk F dengan nilai yang terbesar; dan 
  6. Demikian seterusnya sampai semua produk selesai dikerjakan (sudah diurutkan).

Itulah ulasan mengenai apa itu Heijunka. Heijunka produksi sangat tepat apabila diaplikasikan untuk memproduksi produk-produk yang berlainan jenis/model campuran dalam suatu lini produksi. Dengan adanya Heijunka maka akan terlihat dengan jelas mengenai waktu pengambilan tiap produk, jadwal produksi dan lainnya.

0 komentar

Post a Comment