2020-10-30

Cara Menghitung MCE (Manufacturing Cycle Effectiveness)

Author -  Lubis Muzaki

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas pada proses produksi yaitu manufacturing cycle effectiveness (MCE). Metode ini mampu mengukur seberapa besar nilai efesiensi suatu aktivitas proses produksi bagi pemenuhan kebutuhan customer.

Pengertian Manufacturing Cycle Effectiveness (MCE)


Manufacturing Cycle Effectiveness (MCE) atau efektivitas siklus manufaktur adalah persentase value added activities yang terdapat di dalam aktivitas proses produksi yang digunakan oleh perusahaan manufaktur sehingga dapat menghasilkan value bagi customer.


Contoh dan Cara Menghitung MCE

Sebagai metode atau alat analisis terhadap aktivitas-aktivitas produksi, MCE digunakan untuk menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan tiap-tiap aktivitas produksi mulai dari penanganan bahan baku, produk dalam proses hingga produk jadi (finished goods).

MCE dihitung dengan memanfaatkan data cycle time (waktu siklus) yang telah dikumpulkan. Terdapat dua kategori aktivitas dalam cycle time, yaitu:

  • Aktivitas bernilai tambah (value added activities), yaitu waktu proses (processing time).
  • Aktivitas tak bernilai tambah (non value added activities), yaitu terdiri dari waktu inspeksi (inspection time), waktu pemindahan (moving time), waktu tunggu (waiting time), dan waktu penyimpanan (storage time). 

Berikut ini adalah penjelasan kelima data cycle time di atas:


1. Waktu Proses (Processing Time)
 

Yaitu waktu yang digunakan oleh perusahaan untuk menjalankan aktivitas nilai tambah yang diperlukan dari setiap tahap produksi mulai dari persiapan bahan baku, produk dalam proses hingga menjadi barang jadi.
 

2.  Waktu Inspeksi (Inspection Time)
 

Yaitu waktu yang dibutuhkan untuk aktivitas pengawasan atau pengecekan yang dilakukan untuk menjamin bahwa proses produksi telah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Inspeksi ini dilakukan agar produk memenuhi spesifikasi sehingga barang cacat tidak sampai ke tangan pelanggan.
 
 
3. Waktu Pemindahan (Moving Time)
 

Yaitu waktu yang digunakan untuk aktivitas memindahkan bahan baku, produk dalam proses, dan produk jadi dari satu gudang atau departemen ke gudang atau departemen lainnya. 


4. Waktu Tunggu (Waiting Time) 


Yaitu waktu yang digunakan untuk aktivitas di dalamnya bahan baku atau barang dalam proses dalam menanti atau menunggu proses berikutnya.
 

5. Waktu Penyimpanan (Storage Time)
 

Yaitu waktu yang digunakan untuk aktivitas dalam produksi, selama produk dan bahan baku disimpan sebagai persediaan.


Analisis manufacturing cycle effectiveness (MCE) ini dilakukan dengan tujuan agar mampu menurunkan biaya produksi dan meningkatkan kinerja dan efesiensi perusahaan. Analisis dilakukan langsung terhadap akivitas-aktivitas perusahaan baik aktivitas value added maupun aktivitas non-value added yang dirumuskan dalam bentuk berikut ini:




 

 

Cycle Time = Processing time+Inspection Time +Moving Time+Waiting Time+Storage Time

Proses tahapan produksi dikatakan efektif apabila menghasilkan cycle time sama dengan processing time. 

Jika proses pembuatan produk menghasilkan MCE sebesar 100%, maka aktivitas bukan penambah nilai telah dapat dihilangkan dalam proses pengolahan produk sehingga pemborosan dapat dihilangkan. 

Dan jika proses pembuatan produk menghasilkan MCE kurang dari 100%, artinya proses pengolahan produk masih mengandung aktivitas pemborosan yang tidak menambah nilai bagi customer.


Contoh Kasus Cara Menghitung MCE

Sebuah perusahaan meubel dan furniture melakukan tahapan proses produksi untuk setiap produknya yang dikelompokkan menjadi beberapa tahapan proses. Aktivitas tahapan proses tersebut dijelaskan seperti pada tabel berikut ini:

Tahapan proses

Urutan

Persiapan bahan baku

Tahap 1

Pemotongan

Tahap 2

Pembentukan dan Pemotifan

Tahap 3

Perakitan

Tahap 4

QC tahap pertama

Tahap 5

Penghalusan

Tahap 6

Cleaning dan finishing

Tahap 7

QC tahap kedua

Tahap 8

Packing

Tahap 9

Untuk menghitung MCE, maka dari sembilan aktivitas di atas kemudian dipilah dan dipisahkan menjadi dua bagian yaitu aktivitas penambah nilai (value added) dan aktivitas bukan penambah nilai (non-value added) seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

No

Aktifitas

Non VA activity

VA Activity

WB (dtk)

1

Persiapan bahan baku dari gudang


210

210

2

Bahan baku dibawa ke lokasi pemotongan dan pengukuran

150


150

3

Pemindahan bahan baku yang sudah diukur ke mesin

120


120

4

Proses pembentukan dan pemotifan


2500

2500

5

Pemindahan ke bagian assembling (perakitan)

150


150

6

Proses assembling (perakitan)


2000

2000

7

Pemindahan ke bagian QC tahap 1

150


150

8

Menunggu produk selesai QC

500


500

9

Pemindahan ke tempat finishing

400


400

10

Pengamplasan


1400

1400

11

Cleaning dan finishing


1000

1000

12

Pemindahan ke bagian QC tahap 2

300


300

13

Menunggu produk selesai QC

600


600

14

Pemindahan ke tempat packing

450


450

15

Proses packing


750

750

Total Waktu produksi keseluruhan

2820

7860

10680

 

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa total waktu yang dibutuhkan untuk satu kali produksi (cycle time) sebesar 10680 detik atau 2,967 jam, processing time sebesar 7860. Sehingga nilai MCE dapat dihitung sebagai berikut:

MCE = (Processing Time/Cycle Time) X100% 

MCE = (7860/10680) X 100%

MCE = 73,60%
 

Dari hasil perhitungan MCE diperoleh efektifitas produksi sebesar 73,60%, secara teoritis hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat efektifitas sudah baik, namun tetap harus dilakukan perbaikan untuk mencapai tingkat efektifitas 100% sehingga tingkat pemborosan pada setiap tahap produksi adalah 0%. 

Semakin tinggi tingkat efektifitas produksi, produktifitas kinerja untuk menghasilkan produk juga semakin tinggi. Dan tentunya hal ini memberikan efek positif baik untuk perusahaan maupun pelanggan.

0 komentar

Post a Comment