Keberadaan Rumus HPP atau Harga Pokok Penjualan menjadi salah satu hal yang penting untuk para pebisnis, agar anggaran dana untuk pengeluaran tidak lebih besar dibandingkan pemasukan.
Adanya HPP bisa menjadi salah satu rem yang bisa mengontrol perkembangan pemasukan dan pengeluaran secara lebih seimbang. Dengan penggunaan rumus HPP yang tepat, pelaku usaha akan mengetahui taksiran atas penghitungan margin penjualan, prediksi laba rugi dan lain sebagainya.
Pengertian HPP atau Harga Pokok Penjualan
Harga Pokok Penjualan adalah tidak sama dengan harga jual. Secara umum, pengertian HPP atau Harga Pokok Penjualan adalah harga pokok yang sudah terjual dalam periode waktu berjalan yang diperoleh dengan menambahkan harga pokok produksi dengan persediaan produk selesai awal dan mengurangkan persediaan produk selesai akhir pada periode waktu tertentu.
Di dalam HPP terkandung biaya produksi. Biaya produksi terdiri dari tiga unsur yaitu biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang berkaitan dengan produk atau jasa yang ditawarkan. Hal ini akan berpengaruh pada angka laba kotor penjualan. Meski terlihat sederhana, rupanya Harga Pokok Penjualan ini sangat diperlukan untuk memantau angka penjualan dan keuntungan secara keseluruhan.
Baca juga: Perbedaan Biaya Variabel dan Biaya Tetap
Oleh karenanya, sebuah perusahaan harus bisa menentukan HPP agar dapat memperhitungkan laba kotor yang akan diperoleh. Laba kotor dapat diproksikan dengan rumus hasil pengurangan dari pendapatan dengan harga pokok penjualan. Jadi, harga pokok penjualan adalah salah faktor yang mempengaruhi laba kotor, dimana semakin tinggi harga pokok penjualan maka laba kotor akan semakin kecil.
Tujuan Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)
Di antara tujuan dan manfaat dalam penghitungan HPP antara lain sebagai berikut.
1. Memantau Realisasi Produk
Salah satu tujuan yang hendak dicari dari penentuan rumus HPP (harga pokok penjualan) yakni bisa memantau realisasi produk. Jika barang dan jasa sudah bisa didistribusikan dengan baik, maka kenaikan angka penjualan dapat dilihat perkembangannya. Jika belum tampak hasilnya, bisa kamu benahi sesuai dengan standar dan kualitas produk yang diinginkan.
2. Menghitung Laba dan Rugi Pemeliharaan Produk
Laba dan rugi perusahaan bisa terlihat dari besarnya angka pengeluaran dan pemasukan. Jika lebih banyak angka pengeluaran, maka penjualan dapat dikatakan merugi. Sistem bisnis yang sehat tentu mencoba untuk menaikkan angka penjualan agar mendapatkan laba.
3. Penentu Harga Pokok Penjualan Barang Jadi
Dengan mengaplikasikan rumus harga pokok produksi, kamu akan mengetahui harga pokok penjualan barang. Hal ini akan menjadi patokan untuk menentukan rancangan harga pada produk-produk lainnya.
Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan dengan Rumus HPP
Dalam perhitungan HPP terdapat beberapa komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Apa saja? Simak penjelasan lengkapnya mengenai cara menghitung HPP di bawah ini.
1. Rumus Biaya Bahan Baku (Raw Material)
Untuk mengetahui anggaran biaya dalam bahan baku, maka kamu harus mengetahui kuantitas bahan yang digunakan dalam proses produksi dan harga beli bahan yang dibutuhkan. Jika dirumuskan, maka perhitungannya sebagai berikut.
Rumus Total Biaya Bahan Baku = Kuantitas Bahan x Harga Beli Bahan
2. Rumus Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah jumlah upah yang harus dibayarkan oleh pebisnis yang menangani proses produksi secara langsung, seperti biaya upah potong kain, biaya menjahit, biaya pembuatan pola, dan sejenisnya. Jika dirumuskan, maka perhitungannya sebagai berikut.
Rumus Biaya Tenaga Kerja Langsung = Tarif Upah x Total Jam Kerja
3. Biaya Overhead
Biaya overhead adalah pendanaan yang terjadi di luar proses produksi, seperti pengeluaran listrik, air, biaya sewa tempat, dan lainnya.
4. Menentukan Biaya Pokok Produksi
Untuk bisa menghitung HPP, maka kamu harus mengetahui total biaya produksi, saldo awal ketersediaan barang, dan saldo akhir ketersediaan barang. Bila dirumuskan, maka perhitungannya sebagai berikut.
Rumus Harga Pokok Produksi = Total biaya produksi + saldo barang awal – saldo barang akhir
5. Menghitung HPP keseluruhan
Hitungan untuk HPP keseluruhan yakni menjumlahkan total biaya pokok produksi, diseimbangkan dengan persediaan awal barang dan persediaan akhir barang. Bila dirumuskan, perhitungannya sebagai berikut.
Rumus HPP = total biaya pokok produksi + persediaan awal – persediaan akhir
Contoh Studi Kasus Perhitungan HPP Perusahaan Makanan
Perusahaan yang bergerak di bidang makanan menjadi contoh yang mudah untuk bisa menerapkan rumus Harga Pokok Penjualan. Berikut penerapannya secara ringkas.
Diketahui, biaya produksi di bulan Juni PT. Pangan Sehat Nusantara sebagai berikut.
1. Persediaan bahan baku
Bahan baku mentah membutuhkan Rp2.000.000, bahan baku setengah jadi Rp6.000.000, dan produk siap jual Rp9.000.000.
2. Proses produksi makanan
Pembelian bahan baku Rp3.000.000, biaya pengiriman Rp450.000 dan biaya pemeliharaan Rp2.000.000, biaya kerja langsung dan overhead Rp4.000.000.
3. Sisa penggunaan produksi
Pada akhir bulan, diketahui bahwa sisa bahan baku mentah Rp500.000, sisa bahan baku setengah jadi Rp1.000.000, sisa makanan siap jual Rp2.000.000, maka perhitungan lengkapnya akan dijabarkan di bawah ini.
Baca juga: Cara Menghitung Safety Stock
Nah, untuk menghitung harga pokok penjualan (HPP), maka tahapannya adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Biaya Bahan Baku
Biaya pokok = saldo awal bahan baku + pembelian bahan baku – saldo akhir bahan baku
Maka biaya pokoknya adalah 2.000.000 + (3.000.000 + 450.000) – 500.000. Hitungan ini mendapatkan hasil Rp4.950.000
2. Menentukan Biaya Produksi
Biaya produksi = biaya bahan baku + biaya pemeliharaan + biaya tenaga kerja langsung
Maka biaya produksi adalah 8.000.000 +2.000.000 + 4.000.000, totalnya Rp14.000.000
3. Menentukan harga pokok produksi
Harga pokok produksi = biaya total produksi + saldo awal – saldo akhir
Jadi, harga pokok produksinya 14.000.000 + 6.000.000 – 1.000.000, didapatkan hasil sebesar Rp19.000.000
4. Menghitung Harga Pokok Penjualan Akhir Bulan
Rumus HPP = total biaya produksi + persediaan barang awal – persediaan barang akhir
Penerapan perhitungannya yakni 19.000.000 + 9.000.000 – 2.000.000 didapatkan hasil Rp26.000.000.
Dari perhitungan di atas didapatkan hasil Biaya Pokok Produksi sebesar Rp19.000.000 dan Harga Pokok Penjualan sebesar Rp26.000.000.
Dengan adanya rumus HPP atau Harga Pokok Penjualan, diharapkan bisa menjadi salah satu pedoman untuk para pebisnis yang baru merintis. Bahwasanya seluruh aktivitas kerja yang dilakukan harus bisa diperhitungkan dan dikonversi secara real dalam data-data dan angka yang bisa dihitung. Hal ini untuk meminimalisir kerugian yang mungkin ditimbulkan di kemudian hari.
0 komentar
Post a Comment