Cara Membuat Buku Besar Akuntansi Sesuai dengan Jenis-Jenisnya

Author -  Lubis Muzaki

Dalam standar akuntansi keuangan, seorang akuntan membuat pembukuan besar dalam sebuah periode tertentu. Akuntan harus membuat catatan pengeluaran dan pemasukan harian hingga nantinya bisa dimasukkan dalam buku besar. Bagaimana cara membuat buku besar akuntansi?

Bentuk buku besar yang ada dalam ilmu akuntansi ini cukup beragam. Ada yang punya kolom sederhana dan hanya memuat garis besar transaksi keuangan. Tapi ada juga buku besar dengan kolom dan keterangan transaksi yang rinci.



Pengertian Buku Besar Akuntansi



Buku besar adalah salah satu bagian atau step dari siklus akuntansi perusahaan. Buku besar ini biasa juga disebut dengan general ledger. Isinya berupa rangkuman transaksi dari jurnal umum dan jurnal khusus yang sebelumnya telah dibuat.

Sebenarnya proses pembuatan buku besar ini bisa dibilang cukup sederhana. Kolom-kolomnya pun cukup singkat. Hanya jenis transaksi, debit, dan kredit. Tapi kenyataannya, makin besar skala perusahaan, maka makin banyak pula volume transaksi bisnis yang dilakukan.

Dalam siklus akuntansi baik manual maupaun berbantuan software, seorang akuntan memulai tugasnya dengan mencatat transaksi keuangan berdasarkan bukti transaksi yang terjadi ke dalam jurnal. Data yang sudah dimasukan ke dalam jurnal tersebut selanjutnya diposting ke buku besar. Dari buku besar tersebut, akuntan memindahkannya ke neraca saldo. Lalu, akuntan kemudian membuat neraca, dan menyesuaikannya berdasarkan data penyesuaian yang ada, setelah itu dari berdasarkan data neraca dibuatlah laporan keuangan.

Saat akhir periode pembukuan keuangan, buku besar berguna sebagai sumber data untuk membuat neraca saldo. Buku besar juga berguna untuk menyusun laporan keuangan akhir perusahaan. Karena itu, buku besar harus dibuat seteliti mungkin tanpa kesalahan.

Jenis-Jenis Buku Besar



Ternyata selain bentuk kolomnya yang berbeda, buku besar juga punya beberapa jenis yaitu:

1. Buku Besar Umum

Buku ini berisi semua perkiraan yang masing-masing berdiri sendiri. Buku ini dibuat untuk satu periode keuangan. Akun-akun yang dicatat beerupa kas, piutang, modal, dan utang. Buku besar ini mencatat ikhtisar transaksi dan pengaruhnya terhadap aktiva, modal, dan kewajiban.

2. Buku Besar Pembantu

Buku ini disebut juga dengan istilah buku besar tambahan. Tugasnya adalah mencatat sekumpulan rekening khusus untuk utang dan piutang usaha. Tapi rekening ini dibuat dengan detail. Buku besar pembantu ini masih dibagi lagi menjadi 2 yaitu pembantu piutang dan utang.

3. Buku Besar Debitur

Buku ini disebut juga dengan istilah debstor ledger. Buku besar ini fungsinya hanya satu, yaitu membuat ikhtisar jurnal penjualan. Buku debitur ini dibuat agar perusahaan mengetahui siapa saja pihak yang memiliki utang dan jumlah pastinya.

4. Buku Besar Kreditor

Creditor ledger hanya berfungsi untuk membuat ikhtisar transaksi dari jurnal pembelian. Buku ini berfungsi agar perusahaan bisa mendapatkan informasi tentang berapa banyak hutang perusahaan dan ke siapa saja hutang tersebut diambil.



Bentuk Kolom dan Cara Membuat Buku Besar Akuntansi



Ternyata dalam dunia akuntansi, buku besar ada 4 jenis. Masing-masing jenis ini memiliki keunikan sendiri. Tapi seorang akuntan harus bisa membuat 4 jenis buku besar tersebut.

1. Buku Besar Berbentuk T

Sama seperti namanya, buku besar ini memang punya bentuk kolom layaknya huruf T kapital. Buku besar ini terdiri dari 2 akun yaitu kas dan utang. Bagaimana cara mengisi buku besar ini?

  • Semua transaksi keuangan dimasukkan dalam jurnal khusus dan umum.
  • Kemudian transaksi tersebut dimasukkan dalam kategori kas atau utang.
  • Semua transaksi yang berkaitan dengan kas kemudian masuk dalam rekening/akun buku besar bagian kas.
  • Tempatkan pemasukan di kolom kiri. Sedangkan pengeluaran di kolom kanan.
  • Selisih kolom debit dan kreditnya (kanan minus kiri) kemudian dituliskan di bagian atas rekening (di atas kepala kolom T).
  • Begitu juga dengan rekening utang. Lakukan hal yang sama. Tapi saldo utang ini diambil dari kolom kanan minus kolom kiri.


2. Buku Besar Skontro

Buku ini bisa dibilang sebagai jenis buku besar yang standar. Banyak perusahaan yang memilih menggunakan jenis buku ini untuk kegiatan pencatatan keuangannya. Cara membuat buku general ledger standar ini adalah:

  • Catat semua transaksi perusahaan pada jurnal umum dan khusus.
  • Kemudian buatlah buku besarnya dengan masing-masing rekening.
  • Buku besar ini harus punya kolom berupa tanggal, keterangan transaksi, kode referensi, debit, dan kredit.
  • Kemudian pindahkan tiap transaksi dalam jurnal khusus dan umum dalam masing-masing rekening buku besar tersebut.
  • Sisi debit pada buku ini digunakan untuk mencatat saldo debit jurnal umum/khusus.
  • Kemudian sisi kredit digunakan untuk mencatat saldo kredit jurnal.
  • Tanggal transaksi diambil dari keterangan dalam jurnal.
  • Keterangan lain seperti nomor atau kode referensi juga diambil dari jurnal yang bersangkutan.
  • Untuk menghindari pengulangan pencatatan, maka setiap kali transaksi dalam jurnal selesai dibukukan dalam buku besar, catat nomor referensi buku besarnya di bagian jurnal.
  • Prinsip utamanya adalah pencatatan pada kolom debit akan mengurangi jumlah kolom kredit.
  • Begitu juga sebaliknya, pencatatan pada kolom kredit akan mengurangi saldo debit. Tapi saldo kreditnya akan bertambah di buku besar.


3. Buku Besar Staffle

Buku besar ini sering juga disebut buku besar khusus untuk saldo. Disebut demikian karena pada bagian paling kanan buku besar ini dilengkapi dengan kolom saldo. Buku jenis ini digunakan jika perusahaan butuh penjelasan transaksi secara detail dan banyak.

Cara pembuatan buku ini sama dengan buku besar biasa. Hanya saja saldo yang biasanya ditulis pada bagian bawah kolom ditulis sendiri pada bagian kanan. Buku besar ini juga dilengkapi dengan nama perkiraan transaksi serta kode referensi di bagian atas kolomnya.

4. Buku Besar Staffle Rangkap

Buku ini dinilai paling detail dan rapi. Pencatatannya mudah dibaca baik oleh orang awam sekalipun. Karena bagian transaksi debit dan kredit dipisahkan dengan keterangan di masing-masing kolomnya alias terdiri dari 2 sayap.

Bagian kiri berisi 4 kolom yaitu tanggal, keterangan transaksi, nomor referensi, dan debit. Kemudian di lajur sayap kiri terdapat kolom tanggal, keterangan, nomor referensi, dan jumlah kredit. Bagian atas kolom terdapat nama perkiraan rekening dan juga nomor referensinya. 

Berikut ini kami berikan contoh penyusunan buku besar UD. Bangun Jaya Sejahtera pada periode Januari 2021 yaitu sebagai berikut.


Buku Besar Kas

Debet

Kredit

Tgl

Ket

ref

Jumlah

Tgl

Ket

ref

Jumlah

2021

 

 

Saldo 1.560.000

J1 

J1

Rp2.000.000,00

50.000,00

2.050.000,00

2021


J1 J1 J1

Rp290.000,00 100.000,00

100.000,00

490.000,00

Jan 1

4

Jan.2

3

7

 

 Piutang Usaha

Debet

Kredit

Tgl

Ket

ref

Jumlah

Tgl

Ket

ref

Jumlah

2021

 


Saldo 515.000



2021


J1

Rp 50.000,00

Jan 1

J1.

Rp 65.000,00

Jan.4

6

J1

500.000,00

565.000,00


 Utang Usaha

Debet

Kredit

Tgl

Ket

ref

Jumlah

Tgl

Ket

ref

Jumlah

2021


J1

Rp 100.000,00





Jan.3

 Pendapatan

Debet

Kredit

Tgl

Ket

ref

Jumlah

Tgl

Ket

ref

Jumlah





2021


J1

Rp 500.000,00

Jan.6

 Modal

Debet

Kredit

Tgl

Ket

ref

Jumlah

Tgl

Ket

ref

Jumlah





2021


J1

Rp 2.065.000,00

Jan.1

 Prive

Debet

Kredit

Tgl

Ket

ref

Jumlah

Tgl

Ket

ref

Jumlah

2021


J1

Rp 290.000,00





Jan.6

Membuat buku besar akuntansi harus ekstra hati-hati. Jika terjadi kesalahan pencatatan, maka saldo antara debit dan kredit dalam neraca saldo bisa tidak seimbang. Jika sudah begitu, maka Anda harus meneliti kembali tiap transaksi dalam buku besar.

0 komentar

Post a Comment