Mengenal Dunia Branding: Brand Image, Brand Awareness, dan Brand Loyalty

Author -  Lubis Muzaki

Brand atau juga dikenal sebagai sebuah nama atau simbol (logo) yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk barang atau jasa dan untuk membedakannya dari produk pesaingnya.

Sebuah perusahaan sangat perlu memperhatikan tampilan produknya untuk memudahkan konsumen dalam mengenali produk tersebut.

Di dalam dunia branding, dikenal istilah brand image, brand awareness, dan brand loyalty. Namun, sebelum melangkah jauh untuk mengetahui ketiga-ketiganya tersebut, mari kita ketahui dulu apa itu branding, dan fungsinya. 



 

Pengertian Branding (Pemberian Merek)



Branding adalah proses pengenalan sebuah merek atau nama, atau pun identitas sebuah produk barang/jasa kepada konsumen sehingga konsumen mampu membedakan satu produk/jasa tersebut dengan produk/jasa yang lainnya.

Branding juga dikenal sebagai strategi komunikasi merek. Aktivitas branding dilakukan oleh perusahaan untuk meyakinkan kepada masyarakat akan nilai sebuah produk barang/jasanya. Sehingga masyarakat tertarik untuk membeli produk barang/jasa tersebut.


Fungsi Branding



Branding berfungsi untuk menanamkan image atau citra dari sebuah brand atau merk kepada masyarakat maupun kepada para konsumen. Apabila suatu perusahaan memiliki produk atau jasa dengan brand tersendiri maka diharapkan produk tersebut akan selalu diingat oleh masyarakat atau konsumennya dalam jangka waktu yang lama.

Mengenal Brand Image


Ketika perusahaan memiliki brand image (citra merek) yang baik maka kelangsungan hidup suatu perusahaandapat dipastikan dapat tetap bertahan dan dikenal di pasar. Dengan brand image yang baik perusahaan akan dengan mudah mendapatkan pelanggan yang loyal untuk selalu membeli produknya.

Brand image itu sendiri dapat artikan sebagai suatu pencitraan sebuah produk dibenak konsumen secara massal.

Konsumen biasanya memiliki pengetahuan dan waktu yang terbatas pada saat ingin membuat keputusan pembelian. Oleh karenanya, brand image sering digunakan sebagi acuan dalam membuat keputusan pembelian pembelian.

 

Mengenal Brand Awareness


 

Brand awareness adalah kemampuan calon pembeli untuk mengenali (recognize) atau mengingat kembali (recall) suatu merek produk barang atau jasa sebagai bagian dari kategori jenis produk.

Semakin tinggi tingkat brand awareness suatu merek dalam benak konsumen, semakin melekat  merek tersebut dalam benak konsumen. Jika sudah demikian, maka semakin besar kemungkinan merek tersebut dipertimbangkan dalam pembelian dan semakin besar pula kemungkinan merek produk tersebut akan dipilih oleh konsumen.


Tingkatan brand awarness secara berurutan seperti terlihat dalam gambar piramida berikut:

 


Berikut ini penjelasan piramida brand awareness dari tingkat terendah sampai tingkat keempat yang paling tinggi.

  1. Unaware of brand (tidak mengenali merek) adalah tingkat yang paling rendah dari brand awareness, di mana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.
  2. Brand recognition (pengenalan merek) adalah tingkat minimal dari brand awareness, di  mana pelanggan mulai mengakui adanya merek tersebut.
  3. Brand recall (pengingat kembali terhadap merek) adalah pengingat kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan konsumen untuk menyebutkan sebuah merek tertentu hanya berdasarkan kategori jenis produk. Ketika sebuah produk telah berada di tingkat ini, responden atau konsumen tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut.
  4. Top of Mind (puncak pikiran) adalah ketika konsumen ditanya secara  spontan tanpa diberi bantuan pengingat dan ia dapat menyebutkan satu nama merek, maka merek yang paling banyak disebutkan pertama sekali dapat dikatakan sebagai top of mind awareness. Merek tersebut menjadi produk utama dari berbagai merek pada kategori jenis produk yang sama.


 

Mengenal Brand Loyalty


 

Brand loyalty (loyalitas merek) adalah suatu ukuran ketertarikan pelanggan untuk melakukan pembelian secara berulang terhadap sebuah produk dengan brand/merek tertentu.

Branda loyalty erat hubungannya dengan customer loyalty. Dengan ukuran ini, perusahaan akan mampu mendapatkan gambaran tentang kemungkinan jumlah pelanggan yang akan beralih ke produk lain terutama ketika uatu merek tersebut mengalami perubahan, baik yang menyangkut harga atau karakteristik dari produk tersebut.

Brand loyalty memiliki beberapa tingkatan, yaitu sebagai berikut:


  1. Tingkat loyalitas yang paling rendah adalah pembeli tidak loyal atau juga dikenal dengan tipe konsumen switcher. Pembeli suka berpindah-pindah merek terhadap produk pada kategori produk yang sama.
  2. Tingkat kedua adalah habitual buyer, yakni pembeli tidak melihat bahwa ada perbedaan antara brand dalam kategori produk yang sama. Contohnya adalah produk garam kemasan. Pembeli tidak butuh berpikir lama untuk memilih produk garam kemasan yang ada di etalase atau interior store.
  3. Tingkat ketiga dari brand loyalty ini berisi pembeli yang puas atau satisfied buyer. Pembeli merasa puas dengan merek produk yang digunakan, dan jika memindahkan pembeliannya ke merek lain ia harus menanggung switching cost (biaya peralihan) seperti terkait dengan waktu, uang, atau risiko lain yang mungkin timbul karena berpindah merek
  4. Tingkat keempat adalah konsumen benar-benar menyukai merek produk tersebut atau juga dikenal dengan sahabat merek. Para konsumennya membeli produk berlandaskan pada suatu simbol yang menandakan bahwa pembeli produk tersebut terkait dengan kesan kualitas yang tinggi.
  5. Tingkat teratas adalah para pelanggan yang setia dikarenakan para pembeli merasa bangga ketika menggunakan merek tersebut. Konsumen menganggap produk tersebut sebagai merek yang sangat penting jika dilihat dari segi fungsinya, dan juga sebagai ekspresi mengenai identitas mereka sebenarnya.


Data terkait brand loyalty para pelanggan yang ada dapat digunakan oleh perusahaan sebagai bahan analisis untuk strategi perbaikan mutu produk (quality product). Perusahaan sebaiknya mampu mengelola data tersebut dengan benar sehingga kemudian dapat menciptakan produk yang lebih bernilai dengan menerapkan kaizen dalam proses produksi.

Dalam suatu bisnis pastinya masing-masing perusahaan memiliki nama brand atau merk sendiri - sendiri untuk mengenalkan produk hasil ciptaannya kepada para konsumen. Brand ini nantinya akan selalu dikenal oleh masyarakat dan para konsumen jika memiliki kualitas yang tinggi dan memberikan kepuasan kepada para konsumen.

 

0 komentar

Post a Comment