2024-10-15

Churn Rate dan Cara Menguranginya: Panduan Lengkap untuk Bisnis dengan Skema Berlangganan

Author -  Lubis Muzaki

Salah satu indikator yang sering digunakan untuk mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan pelanggannya adalah churn rate. Metrik ini penting karena churn rate menunjukkan persentase pelanggan yang berhenti berlangganan (subscription) dalam periode tertentu, yang dapat memberikan gambaran tentang kesehatan bisnis.

Bisnis yang menggunakan model langganan semakin berkembang pesat, baik itu di sektor e-commerce, ritel, SaaS (Software as a Service), asuransi, telekomunikasi, hingga layanan kebugaran seperti gym. 

Model skema bisnis berlangganan menawarkan manfaat besar karena pelanggan diharapkan terus membayar biaya berlangganan secara rutin untuk terus menerima produk atau layanan. Namun, ketika pelanggan memilih untuk berhenti, bisnis harus menyadari alasannya dan mengambil langkah untuk mengurangi tingkat churn.

Dalam konteks inilah, memahami churn rate menjadi sangat penting. Dengan mengukur churn rate secara efektif, perusahaan dapat mengevaluasi apakah strategi retensi pelanggan yang mereka terapkan sudah berhasil atau memerlukan perbaikan. 

Pada artikel ini, kita akan membahas definisi churn rate, cara menghitungnya, serta pentingnya metrik ini untuk menentukan masa depan bisnis Anda.





Definisi Churn Rate


Churn rate, atau tingkat pergantian pelanggan, adalah metrik yang digunakan dalam bisnis berbasis langganan untuk mengukur persentase pelanggan yang membatalkan atau berhenti menggunakan layanan dalam periode tertentu. 

Churn rate memberikan gambaran yang jelas tentang seberapa baik sebuah perusahaan mampu mempertahankan pelanggannya. 

Pada dasarnya, churn rate menunjukkan jumlah pelanggan yang berhenti berlangganan dibandingkan dengan total pelanggan yang ada. 

Contohnya, jika sebuah perusahaan memiliki 100 pelanggan di awal bulan dan 11 dari mereka membatalkan langganannya, maka churn rate bulanan perusahaan tersebut adalah 11%. 

Artinya, 11% dari pelanggan yang ada berhenti menggunakan layanan dalam periode satu bulan tersebut.

Penting untuk dipahami bahwa durasi layanan yang ditawarkan kepada pelanggan dapat sangat bervariasi. Beberapa bisnis berbasis langganan mungkin memberlakukan siklus bulanan, sementara yang lain mungkin menggunakan siklus tahunan atau bahkan periode yang lebih lama, seperti setiap 90 hari atau lebih. 

Churn rate bukan hanya angka yang menunjukkan seberapa banyak pelanggan yang pergi, tetapi juga memberikan wawasan penting tentang kepuasan pelanggan dan performa bisnis. 

Tingkat churn yang tinggi bisa menjadi indikasi adanya masalah dalam produk atau layanan, kualitas dukungan pelanggan yang kurang memuaskan, atau ketidaksesuaian antara ekspektasi pelanggan dengan apa yang ditawarkan oleh perusahaan.

Selain churn rate, ada juga retention rate, yang merupakan kebalikan dari churn rate dan mengukur persentase pelanggan yang tetap bertahan dengan layanan.

Untuk bisnis yang tidak berbasis langganan, retention rate lebih relevan karena lebih mencerminkan seberapa sukses perusahaan dalam mempertahankan pelanggan yang datang kembali untuk pembelian berulang.


Cara Menghitung Churn Rate


Menghitung churn rate adalah langkah yang dilakukan pebisnis berbasis langganan untuk memahami seberapa banyak pelanggan yang hilang dalam periode tertentu. 

Dengan mengetahui churn rate, perusahaan dapat mengevaluasi kesehatan bisnisnya, mengidentifikasi potensi masalah dalam layanan, dan mengambil langkah untuk meningkatkan retensi pelanggan. 

Meskipun tampak sederhana, ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu:


1. Menentukan Periode Waktu 

Langkah pertama dalam menghitung churn rate adalah menentukan periode waktu yang ingin Anda analisis. 

Periode ini bisa bulanan, triwulanan, atau tahunan, tergantung pada model bisnis Anda. 

Untuk perusahaan berbasis langganan bulanan, biasanya churn rate dihitung setiap bulan, sedangkan untuk layanan dengan siklus pembayaran tahunan, perhitungannya dilakukan per tahun.


2. Menghitung Jumlah Pelanggan Awal 

Setelah menentukan periode, Anda perlu menghitung jumlah pelanggan yang ada di awal periode tersebut. Misalnya, jika Anda ingin menghitung churn rate untuk bulan Februari, maka jumlah pelanggan yang berlangganan pada awal Februari akan menjadi basis perhitungan Anda.


3. Menghitung Jumlah Pelanggan yang Berhenti Berlangganan

Selanjutnya, hitung berapa banyak pelanggan yang membatalkan langganannya selama periode tersebut. Pelanggan yang berhenti berlangganan ini merupakan pelanggan yang tidak lagi menerima produk atau layanan dari perusahaan Anda.


4. Menggunakan Rumus Churn Rate

Setelah memiliki data jumlah pelanggan awal dan pelanggan yang berhenti berlangganan, Anda bisa menggunakan rumus sederhana untuk menghitung churn rate:


Rumus:


Churn Rate = (Jumlah Pelanggan yang Berhenti Berlangganan/Total Pelanggan di Awal Periode) × 100%


Contoh: Jika perusahaan Anda memiliki 100 pelanggan di awal bulan dan 9 pelanggan membatalkan langganannya, maka churn rate dihitung sebagai berikut:


Churn Rate = (9/100) × 100%

                   = 9%


Artinya, pada bulan tersebut, perusahaan Anda kehilangan 9% dari total pelanggan yang ada di awal bulan.


Kesalahan Umum dalam Menghitung Churn Rate


Salah satu kesalahan umum yang sering dilakukan adalah menghitung churn rate berdasarkan jumlah total pelanggan di akhir periode. 

Ini tidak akurat karena pelanggan yang baru bergabung selama periode tersebut tidak seharusnya dihitung dalam basis perhitungan churn. 

Churn rate hanya mengukur pelanggan yang hilang dari total pelanggan awal, bukan pelanggan baru yang bergabung dalam periode tersebut.

Sebagai contoh, jika Anda memiliki 100 pelanggan di awal bulan, mendatangkan 50 pelanggan baru, dan kehilangan 9 pelanggan, jumlah akhir pelanggan Anda mungkin 141. Namun, churn rate tetap dihitung dari 9 pelanggan yang berhenti berlangganan dari 100 pelanggan awal, bukan dari total 141 pelanggan di akhir bulan.



Strategi Mengurangi Churn Rate


Mengurangi churn rate merupakan salah satu tantangan terbesar bagi bisnis berbasis langganan. Semakin rendah churn rate, semakin lama pelanggan tetap setia, yang berarti pendapatan lebih stabil dan bisnis dapat berkembang lebih cepat. 

Agar bisnis dapat mempertahankan pelanggannya, diperlukan strategi yang tepat. Berikut adalah beberapa strategi efektif yang dapat digunakan untuk mengurangi churn rate dan meningkatkan retensi pelanggan.


1. Cari Tahu Alasan di Balik Pelanggan Berhenti

Sebelum Anda dapat mengurangi churn rate, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memahami alasan mengapa pelanggan berhenti berlangganan. 

Alasan tersebut bisa sangat bervariasi, mulai dari kualitas produk yang menurun, harga yang dianggap terlalu tinggi, hingga pengalaman pelanggan yang kurang memuaskan. 

Cara terbaik untuk mendapatkan informasi ini adalah dengan:

  • Survei Pelanggan: Lakukan survei kepada pelanggan yang berhenti berlangganan untuk mengetahui alasan mereka membatalkan layanan.
  • Wawancara Langsung: Jika memungkinkan, wawancarai beberapa pelanggan untuk mendapatkan masukan.
  • Analisis Data Pelanggan: Analisis data perilaku pelanggan dapat memberikan wawasan tentang kapan dan mengapa pelanggan mulai berkurang aktivitasnya, sehingga Anda bisa mengidentifikasi pola-pola yang mengarah ke churn.


2. Personalisasi Pengalaman Pelanggan

Bisnis yang semakin kompetitif membuat pelaku bisnis perlu melakukan personalisasi terhadap pelanggannya. Pelanggan ingin merasa diperhatikan dan mendapatkan layanan yang sesuai dengan kebutuhannya. 

Personalisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:


  • Penawaran Khusus: Berikan penawaran atau diskon bagi setiap pelanggan berdasarkan preferensi dan kebiasaannya.
  • Konten yang Dipersonalisasi: Sesuaikan komunikasi dan konten pemasaran untuk setiap pelanggan. Misalnya, email yang mengingatkan pelanggan untuk memperpanjang langganan atau rekomendasi produk yang disesuaikan dengan kebiasaan pembeliannya.
  • Pengalaman Pengguna (User Experience): Buat pengalaman pengguna yang mulus dan intuitif di platform Anda. Jika pelanggan merasa kesulitan saat menggunakan layanan, mereka lebih cenderung meninggalkannya.

Dengan menghadirkan pengalaman yang lebih personal dan relevan, pelanggan akan merasa lebih dihargai, yang akan mengurangi kemungkinan mereka untuk berhenti berlangganan.


3. Tingkatkan Layanan Pelanggan

Layanan pelanggan yang buruk adalah salah satu alasan utama mengapa pelanggan memutuskan untuk berhenti menggunakan suatu layanan. 

Oleh karena itu, meningkatkan kualitas layanan pelanggan merupakan strategi penting dalam mengurangi churn. 

Berikut adalah beberapa cara untuk meningkatkan layanan pelanggan:

  • Pelatihan Tim Layanan Pelanggan: Pastikan tim layanan pelanggan dilatih dengan baik untuk memberikan solusi cepat dan efisien kepada pelanggan yang menghadapi masalah.
  • Respons Cepat: Gunakan teknologi seperti chatbots atau live chat untuk memberikan dukungan cepat dan responsif. Semakin cepat masalah pelanggan ditangani, semakin besar kemungkinan mereka tetap bertahan.
  • Layanan Pelanggan Proaktif: Jangan hanya menunggu pelanggan menghubungi Anda dengan keluhan. Proaktiflah dalam menghubungi mereka untuk mengetahui apakah ada masalah yang bisa Anda bantu selesaikan sebelum mereka memutuskan untuk berhenti.


4. Adakan Program Loyalitas

Program loyalitas adalah cara efektif untuk mendorong pelanggan tetap setia dengan bisnis Anda. Program loyalitas bisa meliputi:

  • Poin Reward: Berikan poin untuk setiap pembelian atau aktivitas tertentu yang bisa ditukarkan dengan diskon atau hadiah.
  • Diskon Khusus: Tawarkan diskon atau akses eksklusif ke produk atau layanan baru bagi pelanggan yang sudah lama berlangganan.
  • Program referral: Berikan insentif kepada pelanggan yang merekomendasikan layanan Anda kepada orang lain.


5. Komunikasi yang Konsisten dan Relevan

Pelanggan yang merasa terhubung dengan merek cenderung lebih setia. Salah satu cara untuk membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan adalah melalui komunikasi yang konsisten dan relevan. 

Ini bisa dilakukan dengan:

  • Newsletter Reguler: Kirimkan email atau newsletter yang memberi informasi tentang pembaruan produk, tips, atau penawaran spesial.
  • Pengingat Berlangganan: Kirimkan pengingat kepada pelanggan sebelum langganan mereka berakhir atau ketika ada perubahan harga.
  • Media Sosial: Gunakan media sosial untuk berinteraksi dengan pelanggan, memberikan update, dan menawarkan konten yang menarik.


6. Sediakan Opsi Pembayaran yang Fleksibel

Beberapa pelanggan mungkin berhenti berlangganan karena mereka merasa kesulitan membayar yang disebabkan terbatasnya metode pembayaran yang disediakan. Atau jadwal pembayaran yang tidak sesuai dengan preferensinya. 

Dengan menyediakan opsi pembayaran yang lebih fleksibel, seperti penggunaan QRIS, pembayaran online atau offline dengan cara deposit melalui minimarket, atau menawarakan pembayaran bulanan, triwulanan, atau tahunan, pelanggan dapat memilih yang paling nyaman bagi mereka.

 Anda juga bisa mempertimbangkan untuk menawarkan masa percobaan atau diskon bagi pelanggan yang baru pertama kali bergabung.



Itulah ulasan komprehensif mengenai customer churn rate. Churn rate bukan hanya sekedar metrik yang menunjukkan seberapa banyak pelanggan yang hilang, tetapi juga mencerminkan seberapa baik perusahaan dalam mempertahankan pelanggannya. 

Dengan memperhatikan metrik ini dan menerapkan strategi yang tepat, bisnis Anda dapat menciptakan hubungan yang lebih solid dengan pelanggan dan memastikan kesuksesan di masa depan.

0 komentar

Post a Comment