Container atau peti kemas yang digunakan untuk pengiriman barang haruslah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan Organization for Standardization (ISO). Dalam prosesnya baik ketika memasukan barang kedalam container (stuffing) maupun di saat mengeluarkan barang dari container (stripping) harus dikerjakan seefisien mungkin dengan tetap memperhatikan keamanan barang.
Pengertian stuffing container adalah istilah yang harus dipahami dengan benar oleh para pelaku usaha ekspor-impor atau dalam lini bisnis pengiriman barang.
Dalam kegiatan ini, terdapat istilah-istilah lain yang harus dikenali. Ketika pemahaman sudah matang, maka pihak yang berurusan dengan kegiatan ini dapat menyelesaikan prosedur sesuai syarat dan ketentuan.
Pengertian Stuffing Container
Dimulai dengan hal umum seputar stuffing container, Anda perlu mengambil langkah awal mengenai pengertian dan definisi dasarnya, seperti yang dijelaskan di bawah ini.
1. Definisi Stuffing Container
Stuffing container adalah proses penataan barang yang telah di-packing ke dalam container dengan memberikan kode-kode tertentu dalam shipping mark, untuk kemudian dihitung sebagai dasar pembuatan packing list dan invoice.
Baca juga: Cara Membuat Nota Kontan dan Contohnya
Petugas stuffing ini akan melakukan pengawasan muat barang ekspor. Terdapat pula pelaksana lainnya yang bekerja terkait aktivitas ini. Mereka disebut karyawan muat yang akan bertugas di gudang pengiriman.
2. Cara Stuffing Container
Terdapat lima cara stuffing container, bergantung pada muatan yang akan dimasukkan ke dalam kontainer. Cara-cara dalam proses stuffing adalah sebagai berikut.
a. Peti Karton
Jika berat peti/karton tidak sama, maka yang lebih berat ditaruh dan disusun di bawah. Jika susunan peti kartonnya telah sama semua, maka tumpukan pertama disusun ke kanan sampai kiri, kemudian tumpukan berikutnya dari kiri ke kanan.
b. Muatan Karung yang Tidak Dapat Dipalet
Karung disusun di tumpukan pertama, posisinya berbaris melintang dan paling ujung membujur. Berikutnya, di tumpukan kedua, dua baris melintang dimulai dari atas membujur, kemudian paling ujung disusun membujur.
c. Muatan Drum/Barrels
Drum atau barrels mesti disusun dengan posisi berdiri. Selang sebaris memakai dunnage, mulai kiri hingga kanan atau depan ke belakang. Dunnage diletakkan di atas tumpukan pertama untuk memulai susunan kedua.
d. Muatan di Palet
Muatan di atas palet mesti diikat dengan kuat memakai ban, ikatan baja atau plastik, lalu diikat pada palet. Jika petikemas berisi satu-dua palet saja, maka susunan palet diletakkan di tengah-tengah petikemas dan didukung oleh ganjalan (chocking) supaya muatannya tidak goyang.
e. Muatan Long Length Cargo
Muatan ini akan lebih tepat jika memakai petikemas flat-rack atau open-top agar pemuatan dan pembongkaran mudah. Chocking dipasang di ujung petikemas. Dunnage dapat digunakan agar sling mudah dimasukkan atau di-presling saat mengeluarkan muatan.
Proses dalam Stuffing Container
Sesudah memahami bahwa stuffing container adalah hal yang berkaitan dengan proses packing dalam ekspedisi atau shipping, kini saatnya untuk Anda juga mengetahui proses pelaksanaan dalam aktivitas stuffing container.
1. Persiapan
Langkah pertama ini dilakukan dengan aktivitas pengawasan pengiriman barang ekspor, yakni persiapan. Dalam tahap ini, beberapa dokumen penting akan diperiksa dan disiapkan dengan baik. Dokumen itu kemudian akan menjadi alat kontrol pemuatan barang untuk dibawa menuju pelabuhan.
Pada tahap ini, semua pihak wajib menyiapkan list (daftar). Daftar ini berisi hal-hal terkait kemasan-kemasan dan berat bersih seluruh barang. Dokumen akan disiapkan dalam dua set untuk diserahkan kepada petugas dan menjadi arsip. Dokumen wajibnya adalah sebagai berikut.
a. Tally Sheet
Dokumen ini akan dipakai oleh checker dengan tujuan menulis rincian barang yang akan menjadi muatan pada salah satu kontainer.
b. Surat Jalan
Dokumen surat jalan ini bersifat wajib, dan akan diserahkan saat proses pengiriman barang dari satu wilayah ke wilayah lain. Dokumen ini juga berfungsi dalam memberi bukti kejelasan dan rincian barang ketika sudah terkirim dan tiba di penerima.
c. Surat Perintah Muat
Dokumen ini merupakan surat yang dikeluarkan oleh Jasa Ekspedisi sebagai syarat melanjutkan proses stuffing container.
d. Delivery Order (DO)
Dokumen ini merupakan surat dari shipping company yang mengurus proses stuffing container. Surat akan berisi pernyataan mengenai barang yang akan dikirim adalah benar dari atau milik dari pihak yang tercantum dalam DO itu.
e. Warkat Dana
Dokumen ini berisi keterangan mengenai pembayaran biaya pelayanan yang sudah dilakukan oleh Terminal Peti Kemas (TPKS).
2. Pelaksanaan
Melalui pengertiannya, stuffing container adalah kegiatan yang harus diikuti dengan persiapan. Setelah persiapan matang, hal-hal berikut ini akan menjadi aktivitas berikutnya.
- Menghitung kemasan yang masuk ke dalam container, kemudian dicatat;
- Memeriksa nomor kemasan, dan harus sesuai dengan packing list;
- Memperhatikan penulisan di bagian shipping mark, apakah sudah selesai atau belum;
- Khusus pengiriman kain printing, saat proses shipping mark harus mencantumkan design number, data harus ditulis dan dicocokkan dengan dokumen;
- Bila mengirim dengan sampel, maka sampel harus dipastikan sudah naik;
- Saat proses rampung, container akan ditutup kemudian disegel.
3. Ketika Proses Selesai
Tahap terakhir setelah tahap kedua selesai, petugas masih harus melakukan hal-hal berikut ini.
- Menitipkan semua dokumen yang sudah disiapkan kepada supir;
- Memberikan tip dan dokumen yang telah diselesaikan;
- Mengirimkan invoice fax kepada pihak EMKL sebagai syarat pembuatan PEB. Dokumen ini juga dibuat dengan adanya syarat lain yang harus dipenuhi, yakni nomor HS dan container.
Pihak-pihak yang mengurus aktivitas ini diwajibkan harus memahami tiga proses tersebut. Bila persiapan sudah matang sejak awal, maka proses stuffing container dapat berjalan lancar.
Cara Aman untuk Menghindari Kehilangan Stuffing Container
Sudah paham arti stuffing container? Ingin proses stuffing container aman? Tips berikut ini dapat dicoba ketika melaksanakan tahap-tahap yang telah dijelaskan sebelumnya. Pastikan hal-hal berikut ini saat stuffing.
- Pilih ukuran kontainer yang tepat dan sesuai kebutuhan;
- Kontainer tidak berbau tajam dari muatan sebelumnya;
- Kontainer tidak berlubang;
- Pintu kontainer dapat tertutup rapat;
- Kondisi kontainer layak pakai;
- Hitung kembali dan pastikan kuantitas barang pas sesuai permintaan;
- Bila belum sesuai, segera memberi laporan ke pemilik sebelum proses penyegelan;
- Kondisi barang baik;
- Sesudah kontainer penuh dan tersusun rapi, sampaikan informasi kepada krani untuk diteruskan ke tahap segel pelayaran (stuffing dalam).
Biaya Pelabuhan
Terdapat paling tidak pos pengeluaran biaya di pelabuhan Indonesia. Biaya yang dimaksud antara lain sebagai berikut.
- Biaya bongkar muat (stuffing dan stripping)
- Biaya penumpukan di depo, ketika menunggu pemuatan ke kapal
- Biaya pemindahan kontainer, dari depo menuju lapangan penumpukan (container yard)
- Biaya pemindahan kontainer dari lapangan penumpukan menuju penumpukan lainnya untuk muatan ke kapal;
- Biaya menaik-turunkan kontainer kosong atau berisi
- Biaya pemanduan kapal ketika bersandar dan meninggalkan pelabuhan
- Biaya pemindahan kontainer dari lapangan penumpukan menuju lambung kapal
- Biaya penggunaan dermaga serta kebersihan.
Pada dasarnya, stuffing container adalah proses pengawasan ketika melakukan aktivitas pemuatan barang ekspor. Untuk menjamin kondisi barang, maka perlu memperhatikan poin penting pada setiap prosesnya. Petugas stuffing memiliki peran penting dalam setiap tahapnya.
0 komentar
Post a Comment