2024-08-02

Manfaat, Kelemahan Dan Contoh Metode Last-In First-Out (LIFO) dalam Pengelolaan Persediaan

Author -  Lubis Muzaki

Pentingnya metode Last-in First out (LIFO) dalam pengelolaan persediaan barang semakin terlihat dalam situasi di mana harga barang mengalami fluktuasi yang signifikan. Dengan menerapkan LIFO, bisnis dapat memastikan bahwa barang yang terakhir masuk, yang biasanya memiliki biaya lebih tinggi, akan dijual terlebih dahulu. 

Penerapan metode LIFO juga mencerminkan strategi bisnis yang lebih adaptif dan responsif terhadap perubahan pasar. Dalam beberapa industri tertentu, seperti garmen dan teknologi, di mana model dan produk baru terus bermunculan, LIFO membantu menjaga relevansi dan daya saing produk di pasar.

Namun, tidak semua bisnis cocok dengan metode ini. Beberapa mungkin merasa skeptis terhadap penerapan LIFO. Oleh karena itu, penting untuk menggali lebih dalam mengenai apa itu LIFO, bagaimana cara kerjanya, serta keuntungan dan kerugian yang mungkin timbul dari penerapannya. 




Apa Itu LIFO?


LIFO, atau Last-In First-Out, adalah metode pengelolaan persediaan yang menggunakan prinsip bahwa barang yang terakhir masuk akan dikeluarkan lebih dahulu. 

Dalam konteks bisnis, ini berarti produk atau bahan baku yang terbaru diterima oleh perusahaan akan dijual atau digunakan terlebih dahulu, sementara yang sudah ada sebelumnya akan tetap berada di gudang hingga dibutuhkan.

Hal ini berbeda dengan metode FIFO (First-In First-Out) di mana barang yang pertama kali masuk akan dikeluarkan lebih dahulu.


Contoh Implementasi LIFO

Untuk memahami lebih baik bagaimana LIFO berfungsi, berikut adalah contoh penerapannya dalam perusahaan:

Misalnya, jika sebuah toko elektronik membeli 100 unit ponsel pada bulan Januari seharga Rp 3 juta per unit dan 100 unit lagi pada bulan Februari seharga Rp 3,5 juta per unit, maka jika toko tersebut menjual 100 unit ponsel di bulan Maret, yang dicatat sebagai penjualan adalah ponsel dari pembelian bulan Februari dengan harga Rp 3,5 juta per unit.

Contoh lainnya adalah perusahaan yang menjual produk musiman seperti pakaian. Jika perusahaan ini mendapatkan kiriman baju muslim lebaran terbaru di bulan Oktober, maka dengan menggunakan metode LIFO, baju-baju yang diterima pada bulan Oktober tersebut akan dijual lebih dahulu dibandingkan dengan baju-baju muslim lebaran yang mungkin masih ada dari musim sebelumnya.



Fungsi Metode LIFO


Metode Last-In First-Out (LIFO) memiliki beberapa fungsi penting dalam pengelolaan persediaan yang memberikan keuntungan strategis bagi perusahaan. 

Meskipun tidak diterima secara luas di banyak negara, metode ini tetap menjadi pilihan bagi perusahaan yang ingin memanfaatkan keuntungan spesifik dalam kondisi ekonomi tertentu. 

Berikut adalah beberapa fungsi utama dari metode LIFO.


1. Penilaian Persediaan yang Realistis


Dengan menggunakan LIFO, barang terbaru yang dibeli (dengan harga yang lebih tinggi) adalah yang pertama kali digunakan atau dijual. Ini membantu perusahaan menghindari penilaian persediaan yang usang dan tidak akurat.


2. Pengurangan Beban Pajak

Metode LIFO dapat membantu mengurangi beban pajak perusahaan. Dalam banyak negara, penggunaan LIFO dapat mengurangi laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan, sehingga jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan juga berkurang. 

Ini terjadi karena harga barang yang terbaru (dan biasanya lebih tinggi) digunakan untuk menghitung harga pokok penjualan (HPP), yang pada gilirannya mengurangi laba kotor perusahaan.


3. Stabilitas Laba

Penggunaan LIFO membantu dalam menjaga stabilitas laba operasional perusahaan. Dalam situasi inflasi, di mana harga barang cenderung naik, metode ini memungkinkan perusahaan untuk mencatat biaya yang lebih tinggi dalam harga pokok penjualan. 

Hal ini membantu menjaga laba yang dilaporkan tetap stabil dan tidak terlalu dipengaruhi oleh fluktuasi harga yang sering terjadi di pasar.


4. Pengelolaan Risiko Inflasi

Metode LIFO sangat bermanfaat dalam kondisi inflasi tinggi. Ketika harga barang terus naik, metode ini memungkinkan perusahaan untuk mencocokkan pendapatan saat ini dengan biaya saat ini. Ini berarti bahwa laba yang dilaporkan tidak terlalu terpengaruh oleh perbedaan besar antara biaya lama dan harga jual baru. 

Dengan demikian, perusahaan dapat mengelola risiko inflasi dengan lebih baik dan mempertahankan posisi keuangan yang lebih kuat.



Jenis-Jenis Metode LIFO


Terdapat dua jenis metode LIFO yang umum digunakan, yaitu:


1. LIFO Sistem Fisik

LIFO Sistem Fisik adalah metode di mana penilaian persediaan ditentukan melalui saldo fisik yang ada dikalikan dengan harga pokok per unit barang yang diterima di awal periode. 

Karakteristik LIFO Sistem Fisik:

  • Penghitungan Periodik: Persediaan dihitung secara berkala, misalnya setiap akhir bulan atau akhir tahun, untuk menentukan jumlah fisik barang yang ada.
  • Penilaian dengan Harga Terbaru: Barang yang terakhir masuk akan dinilai dengan harga pokok per unit yang paling baru diterima.
  • Kesesuaian dengan Praktik Nyata: Sistem ini lebih mencerminkan praktik nyata di mana barang terbaru digunakan atau dijual terlebih dahulu.



2. LIFO Sistem Perpetual

LIFO Sistem Perpetual adalah metode di mana pencatatan persediaan dilakukan secara terus-menerus dalam kartu persediaan. Setiap kali terjadi transaksi penjualan atau pembelian, pencatatan langsung dilakukan untuk memperbarui saldo persediaan. 

Metode ini memberikan gambaran yang lebih real-time tentang kondisi persediaan perusahaan.


Karakteristik LIFO Sistem Perpetual:


  • Pencatatan Real-Time: Setiap transaksi dicatat secara langsung, memberikan informasi yang akurat dan terkini mengenai persediaan.
  • Penilaian Dinamis: Harga pokok penjualan (HPP) dicatat sesuai dengan harga barang terakhir yang masuk, sehingga persediaan yang tersisa selalu dinilai berdasarkan harga terbaru.
  • Keakuratan dan Transparansi: Sistem ini memberikan tingkat keakuratan yang tinggi dalam pencatatan persediaan dan memungkinkan manajemen untuk mengawasi persediaan dengan lebih efektif.



Dengan demikian, LIFO Sistem Perpetual lebih cocok untuk perusahaan dengan volume transaksi yang tinggi dan memerlukan pemantauan persediaan yang terus-menerus, sementara LIFO Sistem Fisik lebih cocok untuk perusahaan dengan volume transaksi yang lebih rendah atau penghitungan persediaan yang dilakukan secara periodik.



Keuntungan Dan Kelemahan LIFO


A. Keuntungan LIFO


1. Pengurangan Beban Pajak

Dengan mengeluarkan barang yang terakhir masuk yang biasanya lebih mahal karena inflasi, laba kotor perusahaan akan tampak lebih rendah sehingga beban pajak yang harus dibayar juga lebih kecil.


2. Penilaian Persediaan yang Realistis

Dalam periode inflasi, LIFO memberikan penilaian persediaan yang lebih realistis karena harga terbaru yang lebih tinggi digunakan dalam perhitungan biaya barang yang terjual.


3. Manajemen Laba

Penggunaan LIFO dapat membantu perusahaan dalam manajemen laba, terutama dalam situasi ekonomi yang tidak menentu, dengan mencatat biaya barang yang dijual berdasarkan harga terbaru.


Kelemahan LIFO


1. Potensi Kerugian Persediaan

Barang yang lebih lama berada di gudang mungkin akan kehilangan nilai atau menjadi usang, terutama untuk produk yang memiliki masa simpan terbatas atau tren yang cepat berubah.


2. Kompleksitas Administratif

Penerapan metode LIFO dapat menjadi kompleks dan memerlukan sistem pencatatan yang rumit. Perusahaan harus mampu melacak biaya setiap unit persediaan yang terakhir masuk secara rinci, yang dapat meningkatkan beban administratif dan kebutuhan akan sistem informasi yang canggih.


Cara Menghitung Metode LIFO Dan Contohnya

Berikut adalah langkah-langkah dan contoh untuk menghitung metode LIFO.


Studi Kasus: Perusahaan Sepatu "Kreasi Sepatu"

Perusahaan Kreasi Sepatu memiliki aktivitas pembelian dan penjualan sepatu selama satu periode akuntansi. Berikut adalah data transaksi yang terjadi:


Saldo Awal Persediaan:


  • 100 pasang sepatu dengan biaya per pasang Rp. 200.000
  • Total saldo awal: 100 x Rp. 200.000 = Rp. 20.000.000

Pembelian Selama Periode:


  • Pembelian 1: 50 pasang sepatu dengan biaya per pasang Rp. 210.000
  • Pembelian 2: 70 pasang sepatu dengan biaya per pasang Rp. 220.000


Penjualan Selama Periode:


  • Penjualan 1: 80 pasang sepatu
  • Penjualan 2: 50 pasang sepatu


Langkah-langkah Perhitungan Metode LIFO


1. Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)

Langkah pertama adalah menentukan HPP berdasarkan asumsi bahwa barang yang terakhir dibeli adalah yang pertama dijual.


Penjualan 1: 80 pasang sepatu


  • 70 pasang dari Pembelian 2 (70 x Rp. 220.000 = Rp. 15.400.000)
  • 10 pasang dari Pembelian 1 (10 x Rp. 210.000 = Rp. 2.100.000)


Total HPP Penjualan 1: Rp. 15.400.000 + Rp. 2.100.000 = Rp. 17.500.000


Penjualan 2: 50 pasang sepatu

  • 40 pasang dari Pembelian 1 (40 x Rp. 210.000 = Rp. 8.400.000)
  • 10 pasang dari Saldo Awal (10 x Rp. 200.000 = Rp. 2.000.000)


Total HPP Penjualan 2: Rp. 8.400.000 + Rp. 2.000.000 = Rp. 10.400.000



Total HPP Penjualan (Penjualan 1 + Penjualan 2):


Rp. 17.500.000 + Rp. 10.400.000 = Rp. 27.900.000


2. Menghitung Saldo Akhir Persediaan


Setelah menghitung HPP, langkah berikutnya adalah menentukan saldo akhir persediaan.


Total Persediaan Awal dan Pembelian:


  • Saldo awal: 100 pasang sepatu
  • Pembelian 1: 50 pasang sepatu
  • Pembelian 2: 70 pasang sepatu
  • Total: 220 pasang sepatu


Total Penjualan:


  • Penjualan 1: 80 pasang sepatu
  • Penjualan 2: 50 pasang sepatu
  • Total: 130 pasang sepatu


Saldo Akhir:


  • Total persediaan - total penjualan = 220 - 130 = 90 pasang sepatu
  • Nilai Saldo Akhir: 90 pasang sepatu dari Saldo Awal (90 x Rp. 200.000 = Rp. 18.000.000)


Pembatasan Penerapan Metode LIFO


Metode LIFO tidak diakui oleh International Financial Reporting Standards (IFRS). Oleh karena itu, perusahaan yang beroperasi di negara-negara yang mengadopsi IFRS tidak dapat menggunakan metode ini dalam laporan keuangannya.

Hal ini dapat menjadi kendala bagi perusahaan multinasional yang harus mematuhi berbagai standar akuntansi internasional.

Beberapa negara memiliki peraturan pajak yang membatasi atau melarang penggunaan metode LIFO. Di Amerika Serikat, Internal Revenue Service (IRS) mengizinkan penggunaan LIFO untuk tujuan pajak, namun dengan syarat tertentu dan ketentuan yang ketat. Sebaliknya, di banyak negara lain, metode LIFO dilarang untuk pelaporan pajak.


Meskipun metode LIFO memiliki beberapa keunggulan, seperti pengurangan beban pajak dalam periode inflasi, penerapannya tidak bebas dari berbagai pembatasan. 

Pembatasan akuntansi dan regulasi, kompleksitas implementasi, pengaruh terhadap laporan keuangan, serta dampak strategis dan operasional adalah faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan sebelum memutuskan untuk menggunakan metode ini. 

Oleh karena itu, penting bagi manajemen untuk mengevaluasi secara menyeluruh apakah metode LIFO sesuai dengan kebutuhan dan kondisi bisnis sebelum mengimplementasikannya.

0 komentar

Post a Comment