2024-08-06

Contoh Produk Sampingan, Manfaat, Strategi Dan Perhitungan Labanya

Author -  Lubis Muzaki

Dalam dunia industri yang semakin kompetitif, efisiensi dan inovasi menjadi kunci keberhasilan bisnis. Salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan efisiensi dan menciptakan nilai tambah adalah dengan memanfaatkan produk sampingan. 

Produk sampingan, yang muncul sebagai hasil dari proses produksi utama, sering kali dianggap sebagai limbah atau produk dengan nilai ekonomis rendah. 

Padahal nyatanya, dengan mengelola produk sampingan secara efektif, perusahaan dapat mengurangi limbah produksi, menghemat biaya, dan menciptakan sumber pendapatan tambahan. 

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang pentingnya produk sampingan dalam industri, manfaatnya bagi pelaku usaha, serta strategi untuk memaksimalkan penggunaannya. 


Particle Board - Contoh Produk Sampingan Perusahaan Wood Processing


Pengertian Produk Sampingan


Produk sampingan adalah barang atau bahan yang dihasilkan bersamaan dengan produk utama selama proses produksi. Meskipun nilai jualnya lebih rendah, produk sampingan tetap memiliki nilai ekonomi yang bisa dimanfaatkan. 


Contoh produk sampingan dapat ditemukan di berbagai industri, seperti:

  • Industri Pengolahan Kayu: Serbuk kayu dan potongan kayu kecil adalah produk sampingan yang dapat digunakan untuk membuat papan partikel atau bahan bakar biomassa.
  • Industri Pengolahan Minyak: Gas yang dihasilkan dari proses distilasi minyak mentah dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar tambahan atau bahan baku untuk produk kimia lainnya.
  • Industri Pertanian: Limbah pertanian, seperti jerami dan sekam padi, dapat diolah menjadi pupuk organik atau bahan bakar biomassa.
  • Industri Pengolahan Kertas: Dalam industri produksi kertas, limbah kayu seperti serpihan dan potongan kecil dapat dimanfaatkan kembali. Limbah kayu dapat diolah menjadi papan partikel yang bisa digunakan dalam industri konstruksi atau pembuatan furnitur. Dan bahkan, limbah kayu tersebut dapat diubah menjadi briket yang digunakan sebagai bahan bakar dalam pengolahan pulp.
  • Industri Pengolahan Logam: Sisa-sisa logam dari proses pemotongan dan pembentukan dapat dilebur kembali dan digunakan untuk produksi lebih lanjut.


Nah, untuk memantapkan pemahaman, berikut juga kami sajikan perbedaan antara Produk Utama, Produk Sampingan, dan Produk Gabungan dalam tabel di bawah.


Kriteria Produk Utama Produk Sampingan Produk Gabungan
Definisi Hasil utama dari proses produksi yang memiliki nilai ekonomis tertinggi dan menjadi fokus utama. Hasil tambahan dari proses produksi yang memiliki nilai ekonomis lebih rendah dibandingkan produk utama. Produk yang dihasilkan dari proses yang sama dan memiliki nilai ekonomis yang hampir serupa.
Contoh Papan kayu di pabrik pengolahan kayu. Serbuk gergaji dalam pabrik pengolahan kayu. Krim dan susu skim dalam pabrik pengolahan susu.
Nilai Ekonomis Tertinggi dalam proses produksi. Lebih rendah dibandingkan produk utama. Hampir serupa satu sama lain dalam nilai ekonomis.
Fokus Produksi Menjadi fokus utama perusahaan. Dianggap sebagai hasil tambahan atau limbah yang bisa dimanfaatkan. Hasil dari proses produksi yang sama dengan nilai ekonomi yang hampir sama.
Pemanfaatan Dijual sebagai produk utama perusahaan. Dapat dijual sebagai bahan baku tambahan atau diolah lebih lanjut menjadi produk bernilai tambah. Dijual atau digunakan sesuai dengan nilai ekonomi masing-masing yang hampir setara.



Manfaat Produk Sampingan bagi Bisnis


Berikut adalah beberapa manfaat dari produk sampingan bagi bisnis:


1. Mengurangi Biaya Produksi

Produk sampingan dapat dimanfaatkan kembali dalam proses produksi atau dijual sebagai bahan baku tambahan. Misalnya, dalam industri pengolahan kayu, serbuk kayu yang dihasilkan sebagai produk sampingan dapat digunakan untuk membuat papan partikel, sehingga mengurangi kebutuhan bahan baku tambahan.


2. Sumber Pendapatan Tambahan

Dengan memanfaatkan produk sampingan, bisnis dapat menciptakan sumber pendapatan tambahan. Produk sampingan yang dihasilkan dapat dijual ke pasar sebagai produk tersendiri. 

Contohnya, gas yang dihasilkan dari proses distilasi minyak mentah dalam industri pengolahan minyak dapat dijual sebagai bahan bakar tambahan atau bahan baku untuk produk kimia lainnya.


3. Mengurangi Limbah dan Dampak Lingkungan

Pemanfaatan produk sampingan dapat membantu mengurangi limbah yang dihasilkan selama proses produksi, sehingga berdampak positif pada lingkungan.

Limbah pertanian seperti jerami dan sekam padi, misalnya, dapat diolah menjadi pupuk organik, mengurangi volume limbah yang perlu dibuang dan mengurangi dampak lingkungan negatif.


4. Diversifikasi Produk

Produk sampingan dapat membuka peluang bagi bisnis untuk diversifikasi produk. Diversifikasi ini dapat membantu bisnis menjangkau pasar baru dan meningkatkan daya saing. 


5. Meningkatkan Citra Perusahaan

Perusahaan yang mampu memanfaatkan produk sampingan secara efektif dapat meningkatkan citra perusahaan di mata konsumen dan masyarakat. Dengan menunjukkan komitmen terhadap pengelolaan limbah dan keberlanjutan lingkungan, perusahaan dapat memperoleh reputasi positif yang dapat meningkatkan loyalitas konsumen dan menarik pelanggan baru yang peduli terhadap lingkungan.


Di sebuah pabrik pengolahan kayu yang terletak di kawasan industri, fokus utama mereka adalah memproduksi papan kayu berkualitas tinggi. Namun, selama proses produksi papan kayu, terdapat sisa-sisa material yang tidak terpakai, seperti serbuk kayu dan potongan kayu kecil. Alih-alih membuang sisa-sisa ini, manajer pabrik memutuskan untuk memanfaatkannya sebagai produk sampingan dalam bentuk particle board.


Studi Kasus Penghitungan Nilai Produk Sampingan


Di sebuah pabrik pengolahan kayu, produk utama adalah papan kayu, sementara serbuk kayu dan potongan kayu kecil dihasilkan sebagai produk sampingan. Pabrik memutuskan untuk memanfaatkan serbuk kayu ini untuk membuat particle board. 

Mari kita lakukan perhitungan untuk menentukan nilai ekonomi dari produk sampingan ini serta mengidentifikasi strategi agar produk sampingan dapat menguntungkan.


A. Biaya Produksi Papan Kayu dan Particle Board


1. Biaya Produksi Papan Kayu


  • Biaya Bahan Baku (Kayu Utama): Rp200.000.000
  • Biaya Energi dan Operasional: Rp50.000.000
  • Biaya Tenaga Kerja: Rp30.000.000
  • Total Biaya Produksi Papan Kayu: Rp280.000.000
  • Jumlah Papan Kayu yang Diproduksi: 1.000 unit
  • Harga Jual per Unit Papan Kayu: Rp500.000
  • Total Pendapatan dari Papan Kayu: Rp500.000.000


2. Biaya Produksi Particle Board


Biaya Produksi Particle Board:


  • Biaya Bahan Baku (Serbuk Kayu dan Resin): Rp0 (serbuk kayu berasal dari sisa produksi papan kayu)
  • Biaya Energi dan Operasional: Rp20.000.000
  • Biaya Tenaga Kerja: Rp10.000.000
  • Total Biaya Produksi Particle Board: Rp30.000.000
  • Jumlah Particle Board yang Diproduksi: 500 unit
  • Harga Jual per Unit Particle Board: Rp150.000
  • Total Pendapatan dari Particle Board: Rp75.000.000


B. Perhitungan Alokasi Biaya

Untuk membagi total biaya produksi bersama antara produk utama dan produk sampingan, kita menggunakan metode alokasi berdasarkan volume produksi. Berikut adalah langkah-langkah perhitungan:


1. Total Biaya Produksi Bersama:


  • Biaya Bahan Baku: Rp200.000.000 (untuk papan kayu) + Rp0 (untuk particle board) = Rp200.000.000
  • Biaya Energi dan Operasional: Rp50.000.000 (untuk papan kayu) + Rp20.000.000 (untuk particle board) = Rp70.000.000
  • Biaya Tenaga Kerja: Rp30.000.000 (untuk papan kayu) + Rp10.000.000 (untuk particle board) = Rp40.000.000
  • Total Biaya Produksi Bersama: Rp200.000.000 + Rp70.000.000 + Rp40.000.000 = Rp310.000.000


2. Proporsi Biaya untuk Setiap Produk:


  • Total Biaya Produksi Papan Kayu: Rp280.000.000
  • Total Biaya Produksi Particle Board: Rp30.000.000
  • Proporsi Biaya Papan Kayu: Rp280.000.000 / Rp310.000.000 = 90.32%
  • Proporsi Biaya Particle Board: Rp30.000.000 / Rp310.000.000 = 9.68%


3. Biaya Alokasi Papan Kayu:


  • Biaya Bahan Baku: 90.32% x Rp200.000.000 = Rp180.640.000
  • Biaya Energi dan Operasional: 90.32% x Rp70.000.000 = Rp63.224.000
  • Biaya Tenaga Kerja: 90.32% x Rp40.000.000 = Rp36.128.000
  • Total Biaya Alokasi Papan Kayu: Rp180.640.000 + Rp63.224.000 + Rp36.128.000 = Rp280.992.000


4. Biaya Alokasi Particle Board:


  • Biaya Bahan Baku: 9.68% x Rp200.000.000 = Rp19.360.000
  • Biaya Energi dan Operasional: 9.68% x Rp70.000.000 = Rp6.776.000
  • Biaya Tenaga Kerja: 9.68% x Rp40.000.000 = Rp3.872.000
  • Total Biaya Alokasi Particle Board: Rp19.360.000 + Rp6.776.000 + Rp3.872.000 = Rp29.008.000


C. Hasil dan Analisis



1. Pendapatan dari Papan Kayu: Rp500.000.000

  • Biaya Produksi Papan Kayu: Rp280.992.000
  • Laba Bersih dari Papan Kayu: Rp500.000.000 - Rp280.992.000 = Rp219.008.000


2. Pendapatan dari Particle Board: Rp75.000.000


  • Biaya Produksi Particle Board: Rp29.008.000
  • Laba Bersih dari Particle Board: Rp75.000.000 - Rp29.008.000 = Rp45.992.000


Dalam perhitungan ini, particle board memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan perusahaan, dengan laba bersih sebesar Rp45.992.000. Pengolahan serbuk kayu menjadi particle board tidak hanya mengurangi limbah tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional dan potensi pendapatan. 

Strategi ini memungkinkan pabrik untuk memaksimalkan penggunaan bahan baku dan mengurangi biaya pembuangan limbah, sehingga mendukung keberlanjutan dan efisiensi ekonomi perusahaan.

0 komentar

Post a Comment