Pengertian dan Tujuan Rekonsiliasi Bank Serta Penyebabnya

Author -  Lubis Muzaki

Sebuah perusahaan seringkali memiliki kas yang disimpan pada beberapa bank. Penyetoran dan penyimpanan kas perusahaan di bank adalah hal yang menguntungkan bagi perusahaan. Selain mendapatkan pengamanan terhadap aset, perusahaan juga dapat mengontrol aset tersebut.

Namun tak jarang, permasalahan yang sering dialami oleh perusahaan saat melakukan kontrol terhadap kas yang disetorkan maupun dibayarkan melalui bank adalah adanya saldo bank yang tidak selalu sama dengan saldo yang tercatat pada buku kas perusahaan setiap bulannya. 

Perbedaan tersebut menyebabkan selisih dalam perhitungan kas perusahaan. Sebagai langkah untuk menyelesaikan masalah tersebut, maka perlu dilakukan rekonsiliasi bank secara rutin setiap bulannya.


Pengertian Rekonsiliasi Bank


Rekonsiliasi bank adalah sebuah susunan yang menjelaskan tentang perbedaan antara catatan bank dan catatan perusahaan atau kas.

Jika perbedaan hasil hanya dari transaksi yang belum dicatat oleh bank, maka catatan perusahaan dianggap benar. Jika beberapa bagian yang berbeda muncul dari item-item lain, baik bank atau perusahaan harus dilakukan penyesuaian.

Tujuan Rekonsiliasi Bank



Tujuan dari rekonsiliasi bank tidak lain adalah untuk mencocokkan besarnya saldo akhir cash in bank antara menurut catatan perusahaan dengan rekening koran yang diterbitkan oleh bank.

Rekonsiliasi bank dilakukan untuk mengungkapkan setiap kesalahan dan ketidakwajaran yang ada pada catatan perusahaan dan bank serta mencari sebab-sebab ketidakcocokan yang terjadi antara saldo menurut catatan bank dan catatan perusahaan.

Laporan rekonsiliasi bank disusun untuk mengungkapkan adanya transaksi-transaksi yang belum dicatat ataupun kemungkinan adanya kesalahan baik dalam catatan bank maupun dalam catatan perusahaan.


Penyebab Rekonsiliasi Bank



Berikut ini adalah penyebab timbulnya perbedaan saldo antara catatan menurut perusahaan dengan rekening koran yang diterbitkan oleh bank:

a. Deposit in transit (setoran dalam perjalanan).

Yang pertama adalah dikarenakan mengalami deposit in transit, yaitu setoran yang telah dilakukan pencatatan oleh perusahaan sebagai penambah saldo cash in bank, tetapi belum masuk (dikredit) dalam catatan rekening koran bank yang bersangkutan. Selanjutnya dengan rekonsiliasi bank, deposit in transit ini akan mengkoreksi (menambah) besarnya saldo cash in bank berdasarkan rekening koran.

b. Outstanding Checks (cek yang masih beredar).

Outsanding checks terjadi apabila perusahaan melakukan pembayaran invoice ke kreditur/supplier dengan menggunakan cek, namun ternyata sampai dengan akhir bulan kreditur/supplier tersebut belum juga mencairkannya ke bank. Oleh karenanya saldo cash in bank menurut rekening koran bank belum didebit oleh bank bersangkutan, sedangkan pihak perusahaan sudah mengurangi besarnya saldo cash in bank di dalam pembukuannya.


d. Notes plus interest collected by bank (penagihan piutang wesel beserta bunganya lewat bank)

Jika perusahaan melakukan tagihan piutang wesel, maka hasil oenerimaan tagihan ini (beserta bunganya) akan diketahui oleh perusahaan pada awal bulan berikutnya, yakni pada saat perusahaan menerima rekening koran atas bulan yang telah lewat.

Oleh karenanya dalam masa piutang wesel tersebut ditagih, telah terjadi perbedaan saldo cash in bank antara menurut catatan bank hasil penerimaan tagihan tersebut (beserta bunga), karena baru diketahui pada bulan berikutnya.

Untuk melakukan rekonsiliasi atas saldo cash in bank dimana piutang wesel ditagih, perusahaan dalam pembukuaannya (lewat jurnal koreksi) akan menambah saldo cash in bank menurut catatan perusahaan agar sama dengan catatan bank. Rekonsiliasi dilakukan dengan mendebet akun cash in bank sebesar nilai nominal wesel tagih ditambah bunganya dan mengkredit akun piutang wesel pelanggan bersangkutan serta mengkredit akun pendapatan bunga atas wesel tagih tersebut.

e. Interest Income (bunga atas saldo rekening perusahaan yang mengendap atau jasa giro)

Besaran bunga atas saldo rekening perusahaan selama bulan berjalan biasanya diketahui pada awal bulan berikutnya, yaitu pada saat perusahaan menerima rekening koran atas bulan yang telah lewat. Oleh karenanya akan terjadi perbedaan saldo cash in bank antara catatan bank dengan catatan perusahaan. Dalam pembukuannya perusahaan belum mencatat hasil interest income tersebut karena baru diketahui jumlahnya pada bulan berikutnya.

Untuk melakukan rekonsiliasi atas saldo cash in bank dimana interest income dihasilkan, maka  dalam pembukuannya (lewat jurnal koreksi) perusahaan akan menambah saldo cash in bank berdasarkan catatan bank.

f. Bank service charge (biaya jasa bank)

Biaya beban yang diberikan ke nasabah bank juga menjadi salah satu penyebab rekonsiliasi bank. Biaya ini meliputi biaya administrasi, biaya kliring, biaya penagihan piutang lewat bank, dan biaya lainnya yang sehubungan dengan pemanfaatan fasilitas atau jasa yang diberikan bank.

Besarnya biaya administrasi bulan berjalan yang dikenakan akan diketahui oleh pihak perusahaan pada awal bulan berikutnya, yakni pada saat perusahaan menerima rekening koran atas bulan yang telah lewat. Oleh karenanya akan terjadi perbedaan saldo cash in bank antara catatan bank dengan catatan perusahaan.

Untuk melakukan rekonsiliasi atas saldo cash in bank, pihak perusahaan akan mengurangi (jurnal koreksi) saldo cash in bank dalam pembukuannya menurut catatan perusahaan agar sama dengan catatan bank. 

g. Error in recording (kesalahan dalam pencatatan).

Kesalahan dalam pencatatan bisa saja terjadi baik dilakukan oleh bank maupun perusahaan.perusahaan hanya akan membuat jurnal koreksi dalam pembukuannya, apabila kesalahan dalam pencatatan di lakukan oleh pihak perusahaan sendiri.

Untuk melakukan rekonsiliasi bank atas penyebab tersebut, jika jumlah tertentu telah salah dicatat oleh perusahaan maka selisih jumlah kesalahan tersebut seharusnya ditambahkan atau kurangkan dari saldo cash bank menurut catatan perusahaan, disertai dengan pembuatan jurnal koreksi.

Demikian juga jika jumlah tertentu telah salah (keliru) dicatat oleh bank, maka selisih jumlah kesalahan tersebut seharusnya ditambahkan atau dikurangkan dari saldo cash in bank menurut catatan bank, tanpa perlu membuat jurnal koreksi dalam pembukuan perusahaan.


Dokumen yang diperlukan untuk Rekonsiliasi Bank



Dokumen-dokumen yang digunakan dalam penyusunan rekonsiliasi bank adalah:

  1. Rekening koran periode satu bulan

    Rekening koran digunakan sebagai perbandingan saldo antara kas bank dan kas perusahaan.
  2. Buku besar kas perusahaan

    Buku besar kas perusahaan digunakan untuk menemukan perbedaan antara saldo kas bank dan saldo kas perusahaan.
  3. Buku jurnal

    Buku jurnal digunakan untuk mencatat transaksi atas perbedaan saldo antara kas bank dengan kas perusahaan melalui penyesuaian.

Contoh rekonsiliasi bank dapat dilihat pada gambar di bawah ini:




Dari contoh dokumen rekonsiliasi bank di atas, maka jurnal penyesuaian yang dibuat untuk menyesuaikan item-item yang menjadi pembeda adalah:

a. Penyesuaian pendapatan bunga (interst income) dari bank

  • Cash $600
  • Interest Revenue $600

b. Penyesuaian kesalahan pencatatan cek pada pembayaran hutang (Error Recording)

  • Cash $180
  • Account Payable $180

c. Penyesuaian biaya administrasi bank (Bank service charges)

  • Office expense – Bank Charges $18
  • Cash $18

d. Penyesuaian pengembalian cek pada piutang (check return)

  • Account Receivable $220
  • Cash $220

Demikianlah penjelasan mengenai apa itu rekonsiliasi bank, tujuan dan manfaatnya, dan apa saja penyebab diperlukannya rekonsiliasi bank serta contoh dokumen rekonsiliasi bank. Semoga bermanfaat!

1 komentar:

  1. Artikelnya cukup mudah dipahami.
    Namun, untuk meminimalisir human error saat melakukan rekonsiliasi ada pentingnya juga menggunakan program. Untuk itu krishand GL dapat membantu dalam proses rekonsiliasi, yang penjelasannya terangkum di dalam artikel berikut http://www.krishandsoftware.com/blog/489/pentingnya-program-dalam-rekonsiliasi-bank/

    ReplyDelete