Efisiensi dalam pengelolaan pengiriman barang dan koordinasi armada kendaraan sangat bergantung pada peran yang dimainkan oleh seorang dispatcher. Dispatcher logistik memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memastikan barang tiba tepat waktu, dalam kondisi baik, dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Dalam menjalankan pekerjaannya, dispatcher logistik menjadi penghubung antara driver, pelanggan, dan pusat distribusi.
Melalui artikel ini, kita akan mengupas tuntas tentang apa itu dispatcher logistik, keterampilan dan tanggung jawab yang harus dimiliki oleh seorang dispatcher, serta tantangan yang mereka hadapi. Kami juga akan menunjukkan bagaimana peran ini dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Apa itu Dispatcher Logistik?
Dispatcher adalah individu yang bertanggung jawab untuk merencanakan, mengoordinasikan, dan memantau pergerakan barang serta armada kendaraan untuk memastikan pengiriman yang tepat waktu dan efisien.
Peran dispatcher logistik tidak terlepas dari mengelola logistik sehari-hari, termasuk merencanakan rute perjalanan, memastikan kendaraan siap beroperasi, dan mengawasi setiap pengiriman dari awal hingga selesai.
Dibutuhkan keterampilan komunikasi yang bagus, kemampuan mengatasi masalah secara cepat, serta pemahaman yang mendalam tentang teknologi pelacakan, agar pekerjaan seorang dispatcher logistik dapat berjalan dengan lancar.
Keterampilan yang Harus Dimiliki Seorang Dispatcher Logistik
Agar dapat menjalankan tugasnya dengan efektif, seorang dispatcher harus menguasai berbagai keterampilan yang dibutuhkan. Berikut adalah keterampilan utama yang harus dimiliki oleh seorang dispatcher logistik:
1. Keterampilan Komunikasi yang Efektif
Sebagai pusat penghubung antara berbagai pihak yang terlibat dalam pengiriman—seperti pengemudi, pusat distribusi, dan pelanggan—dispatcher harus memiliki kemampuan komunikasi yang sangat baik. Keterampilan ini meliputi:
- Komunikasi Jelas dan Persuasif: Kemampuan untuk menyampaikan instruksi secara jelas dan mudah dipahami, baik kepada pengemudi, tim gudang, maupun pihak lainnya.
- Koordinasi dengan Banyak Pihak: Seorang dispatcher perlu menjalin komunikasi yang baik dengan berbagai pihak untuk memastikan informasi yang diterima dan disampaikan akurat dan tepat waktu.
- Kemampuan Mendengarkan: Selain berbicara, seorang dispatcher juga harus bisa mendengarkan dengan seksama agar memahami dengan jelas permintaan atau masalah yang dihadapi oleh pengemudi atau pelanggan.
2. Keterampilan Analitis
Dispatcher logistik harus memiliki keterampilan analitis yang baik untuk dapat merencanakan dan mengatur rute pengiriman dengan efisien. Beberapa kemampuan analitis yang diperlukan antara lain:
- Analisis Rute Pengiriman: Menganalisis berbagai rute untuk memastikan pengiriman barang dilakukan dengan cara yang paling efisien, memperhitungkan waktu tempuh, jarak, dan kondisi lalu lintas.
- Pemecahan Masalah: Kemampuan untuk menganalisis masalah yang muncul selama perjalanan—misalnya kemacetan, cuaca buruk, atau kerusakan kendaraan—dan menemukan solusi yang cepat dan tepat untuk mengurangi dampaknya terhadap jadwal pengiriman.
- Pengambilan Keputusan yang Cepat: Dispatcher sering kali harus membuat keputusan dengan cepat dalam situasi yang penuh tekanan, seperti merubah rute mendadak atau mengatur ulang jadwal pengiriman.
3. Keterampilan Manajemen Waktu
Manajemen waktu adalah keterampilan penting lainnya yang harus dimiliki oleh seorang dispatcher. Mereka harus mampu mengelola banyak pengiriman dalam waktu yang terbatas, dan mengatur prioritas. Keterampilan yang harus dimiliki dalam manajemen waktu meliputi:
- Penjadwalan Pengiriman: Mengatur jadwal pengiriman yang sesuai dengan kapasitas kendaraan dan ketersediaan pengemudi, sambil memastikan pengiriman dilakukan tepat waktu.
- Pemantauan dan Penyesuaian: Memantau pengiriman secara real-time dan siap untuk melakukan penyesuaian jika ada perubahan mendadak, seperti penundaan atau masalah teknis pada kendaraan.
- Prioritisasi Tugas: Mampu memprioritaskan pengiriman berdasarkan urgensi, beban kerja, dan waktu yang tersedia untuk menghindari keterlambatan.
4. Keterampilan Adaptasi
Industri logistik penuh dengan ketidakpastian, dan seorang dispatcher harus dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan kondisi atau situasi yang tak terduga. Keterampilan ini termasuk:
- Beradaptasi dengan Teknologi Baru: Ketika perusahaan memperkenalkan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) atau otomatisasi dalam proses dispatching, seorang dispatcher harus segera mempelajari dan mengintegrasikannya ke dalam alur kerja.
- Respon Cepat terhadap Permintaan Pelanggan: Menghadapi perubahan dalam permintaan pelanggan atau kebutuhan operasional yang mendesak memerlukan kemampuan adaptasi yang tinggi.
- Memahami Regulasi Baru dengan Cepat: Mempelajari aturan baru yang berlaku dan mengintegrasikannya ke dalam proses kerja.
5. Keterampilan Manajemen Risiko
Seorang dispatcher logistik juga harus mampu mengelola risiko yang terkait dengan pengiriman barang. Keterampilan ini melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi potensi masalah dan mengambil langkah-langkah pencegahan.
Beberapa aspek manajemen risiko yang harus dikuasai adalah:
- Identifikasi dan Penilaian Risiko: Mampu menilai potensi risiko yang dapat memengaruhi pengiriman, seperti masalah lalu lintas, kondisi cuaca ekstrem, atau risiko keamanan.
- Pengelolaan Risiko dalam Pengiriman: Mengambil langkah-langkah pencegahan untuk meminimalkan risiko, termasuk memilih rute yang lebih aman, melibatkan asuransi barang, atau memberikan instruksi yang jelas kepada pengemudi untuk menghindari potensi masalah.
6. Keterampilan Koordinasi dan Kolaborasi
Seorang dispatcher logistik harus bekerja sama dengan berbagai tim dan pihak terkait dalam proses pengiriman barang.
Kemampuan untuk berkoordinasi dan berkolaborasi sangat penting untuk memastikan bahwa semua pihak terlibat bekerja dengan harmonis untuk mencapai tujuan bersama. Ini mencakup:
- Koordinasi Antar Tim: Berkolaborasi dengan tim gudang, pengemudi, dan pihak ketiga untuk memastikan bahwa barang siap untuk dikirim, kendaraan berfungsi dengan baik, dan pengiriman berjalan lancar.
- Kerja Sama dengan Pelanggan: Menjaga hubungan baik dengan pelanggan dengan memberikan informasi terkini tentang status pengiriman dan menyelesaikan masalah dengan cepat.
7. Keterampilan Teknologi
Seorang dispatcher harus terampil dalam menggunakan teknologi dan sistem untuk membantu mereka dalam tugas sehari-hari. Ini termasuk:
- Sistem Pelacakan GPS: Menggunakan teknologi pelacakan untuk memonitor pergerakan armada kendaraan dan memberikan pembaruan secara real-time.
- Perangkat Lunak Manajemen Pengiriman: Menguasai perangkat lunak logistik dan sistem informasi untuk memantau status pengiriman, memanage jadwal, dan berkomunikasi dengan pengemudi atau pelanggan.
8. Keterampilan Kepemimpinan
Sebagai seorang pemimpin dalam koordinasi operasional, dispatcher logistik juga perlu memiliki keterampilan kepemimpinan untuk memastikan tim bekerja secara efektif. Ini meliputi:
- Memotivasi Tim: Memberikan dukungan dan motivasi kepada pengemudi dan tim operasional untuk tetap produktif dan menjaga semangat kerja meski dalam situasi yang penuh tekanan.
- Pengambilan Keputusan yang Tegas: Seorang dispatcher harus memiliki keberanian untuk mengambil keputusan yang tepat dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambil.
Fungsi dan Tugas Utama Seorang Dispatcher Logistik
Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai fungsi dan tugas utama seorang dispatcher logistik:
Fungsi Utama Dispatcher Logistik
Tugas Utama Dispatcher Logistik
Berikut adalah tugas-tugas utama yang menjadi tanggung jawab seorang dispatcher:
1. Menentukan Rute Pengiriman yang Efisien
Dispatcher menganalisis faktor seperti jarak, kondisi lalu lintas, dan urgensi pengiriman untuk menentukan rute terbaik. Perencanaan yang baik membantu menghemat waktu dan biaya operasional.
2. Menyusun Jadwal Pengiriman
Dispatcher menyusun jadwal pengiriman sesuai dengan prioritas pelanggan. Mereka memastikan jadwal tersebut fleksibel untuk menangani permintaan tambahan atau perubahan mendadak.
3. Memberikan Informasi Lengkap kepada Pengemudi
Dispatcher memberikan detail lengkap kepada pengemudi, seperti rute perjalanan, instruksi khusus, dan informasi pengiriman. Dengan komunikasi yang jelas, mereka memastikan pengemudi dapat bekerja dengan lancar.
4. Memantau Posisi Kendaraan dan Status Barang
Dengan teknologi seperti GPS dan perangkat lunak logistik, dispatcher memantau pergerakan kendaraan dan barang secara real-time. Mereka memberikan pembaruan kepada pelanggan mengenai waktu kedatangan barang.
5. Menangani Kendala di Lapangan
Dispatcher merespons kendala seperti kemacetan, cuaca buruk, atau kerusakan kendaraan dengan mencari alternatif solusi. Mereka memastikan pengiriman tidak terganggu meskipun ada hambatan.
6. Berkomunikasi dengan Pihak Terkait
Dispatcher menjaga komunikasi dengan pengemudi, gudang, pelanggan, dan pihak eksternal untuk menyampaikan informasi pengiriman. Mereka juga menangani keluhan pelanggan dan memberikan solusi yang memuaskan.
7. Memantau Kinerja Operasional
Dispatcher mengawasi kinerja pengiriman, termasuk mengevaluasi waktu pengiriman, efisiensi rute, dan penggunaan kendaraan. Mereka menggunakan data ini untuk meningkatkan proses operasional di masa depan.
8. Mengelola Dokumentasi Pengiriman
Dispatcher memastikan semua dokumen, seperti invoice dan surat jalan, lengkap dan akurat. Manajemen dokumen yang baik membantu menjaga kelancaran administrasi dan mempermudah proses pembayaran.
Jenis Sistem Dispatching dalam Logistik
Proses dispatching dilakukan dengan berbagai pendekatan, tergantung pada kebutuhan operasional perusahaan.
Secara umum, sistem dispatching terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu sistem terpusat dan sistem terdesentralisasi.
Kedua sistem ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, yang dapat disesuaikan dengan skala dan kompleksitas operasi logistik.
Berikut adalah penjelasan mengenai kedua jenis sistem dispatching ini:
1. Sistem Dispatching Terpusat
Dalam sistem ini, semua keputusan terkait pengiriman, perencanaan rute, dan penjadwalan dilakukan oleh departemen pusat yang memiliki kendali penuh atas proses dispatching.
Departemen pusat ini biasanya dilengkapi dengan teknologi canggih dan tim ahli yang bertanggung jawab untuk mengatur seluruh operasional pengiriman.
Kelebihan Sistem Terpusat:
- Koordinasi yang Efektif: Dengan semua keputusan dibuat di satu tempat, sistem ini memungkinkan koordinasi yang lebih terorganisir antara berbagai departemen.
- Efisiensi Sumber Daya: Pemanfaatan kendaraan, pengemudi, dan sumber daya lainnya dapat dioptimalkan karena dikelola secara terpusat.
- Fleksibilitas dalam Perubahan: Perubahan mendadak, seperti penyesuaian rute atau jadwal, dapat dilakukan dengan cepat tanpa mengganggu seluruh sistem.
- Kontrol yang Lebih Baik: Departemen pusat memiliki gambaran menyeluruh tentang seluruh operasi, sehingga dapat menerapkan pengawasan yang lebih ketat untuk memastikan efisiensi dan ketepatan waktu.
Kekurangan Sistem Terpusat:
- Keputusan yang Lambat untuk Masalah Lokal: Karena semua keputusan harus melalui departemen pusat, respon terhadap masalah lokal atau mendadak bisa menjadi lebih lambat.
- Ketergantungan pada Teknologi: Sistem ini sangat bergantung pada teknologi canggih seperti perangkat lunak manajemen logistik, yang membutuhkan investasi besar dan pelatihan khusus.
2. Sistem Dispatching Terdesentralisasi
Dalam sistem ini, tanggung jawab dispatching diserahkan kepada supervisor atau tim di tingkat lokal, seperti gudang atau cabang operasional. Mereka memiliki otoritas penuh untuk membuat keputusan terkait pengiriman di wilayah mereka.
Kelebihan Sistem Terdesentralisasi:
- Keputusan Cepat di Lapangan: Supervisor lokal lebih memahami kondisi wilayah mereka, sehingga dapat membuat keputusan yang cepat dan tepat sesuai kebutuhan lokal.
- Pengurangan Beban Administrasi Pusat: Dengan mendistribusikan tanggung jawab, departemen pusat tidak terlalu terbebani, sehingga bisa fokus pada strategi yang lebih besar.
- Efektivitas Komunikasi: Sistem ini memungkinkan komunikasi langsung antara supervisor lokal dan pengemudi, sehingga mengurangi kemungkinan miskomunikasi.
- Fleksibilitas dalam Operasi Lokal: Karena pengambilan keputusan dilakukan di tingkat lokal, operasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik wilayah tersebut.
Kekurangan Sistem Terdesentralisasi:
- Kurangnya Koordinasi Antar Wilayah: Tanpa pengawasan pusat yang ketat, ada risiko kurangnya koordinasi antar cabang, yang dapat menyebabkan ketidakefisienan.
- Efisiensi Sumber Daya yang Lebih Rendah: Penggunaan kendaraan dan pengemudi mungkin tidak optimal karena keputusan dibuat secara terpisah di setiap wilayah.
- Kendala dalam Standarisasi: Perbedaan pendekatan di setiap cabang dapat menyulitkan perusahaan untuk mempertahankan standar layanan yang konsisten.
Faktor Penentu Pemilihan Sistem Dispatching
Pemilihan jenis sistem dispatching tergantung pada berbagai faktor, seperti:
- Skala Operasional: Perusahaan dengan operasi besar dan kompleks cenderung menggunakan sistem terpusat, sedangkan perusahaan kecil atau regional lebih cocok dengan sistem terdesentralisasi.
- Teknologi yang Tersedia: Sistem terpusat memerlukan investasi dalam teknologi canggih, seperti perangkat lunak manajemen logistik dan sistem pelacakan GPS.
- Kebutuhan Respons Cepat: Jika pengiriman memerlukan respons cepat terhadap kondisi lokal, sistem terdesentralisasi lebih disukai.
- Anggaran Perusahaan: Sistem terpusat membutuhkan biaya yang lebih besar untuk infrastruktur dan pelatihan, sedangkan sistem terdesentralisasi lebih hemat namun memerlukan koordinasi tambahan.
Tantangan yang Dihadapi Dispatcher dalam Logistik
Dispatcher logistik memiliki peran yang sangat krusial dalam memastikan pengiriman barang berjalan lancar, tepat waktu, dan efisien. Namun, tugas ini tidak selalu mudah, karena ada berbagai tantangan yang sering dihadapi dalam menjalankan peran mereka. Tantangan ini berasal dari kompleksitas rantai pasok, perubahan kondisi di lapangan, hingga tekanan untuk memenuhi harapan pelanggan. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang sering dihadapi dispatcher dalam industri logistik:
1. Kompleksitas Rantai Pasok
Rantai pasok logistik sering kali melibatkan banyak pihak, seperti gudang, pengemudi, pelanggan, dan mitra logistik eksternal. Koordinasi antara semua pihak ini membutuhkan keterampilan manajemen yang baik.
- Koordinasi Lintas Batas: Ketika rantai pasok mencakup pengiriman internasional, dispatcher harus menangani tantangan tambahan seperti peraturan bea cukai, perbedaan zona waktu, dan bahasa.
- Manajemen Multi-Lokasi: Mengelola pengiriman ke berbagai lokasi memerlukan pengawasan yang ketat terhadap semua titik dalam rantai pasok.
2. Perubahan Kondisi di Lapangan
Pengiriman barang tidak selalu berjalan sesuai rencana, karena banyak faktor di luar kendali dispatcher.
- Kemacetan Lalu Lintas: Kemacetan dapat menyebabkan keterlambatan pengiriman, terutama di kota-kota besar.
- Perubahan Cuaca: Cuaca buruk, seperti hujan deras atau badai, dapat memengaruhi waktu tempuh dan keamanan pengiriman.
- Kerusakan Kendaraan: Kendaraan yang rusak selama perjalanan memerlukan penanganan segera untuk meminimalkan gangguan operasional.
3. Ketergantungan pada Teknologi
Dispatcher logistik sangat bergantung pada teknologi, seperti perangkat lunak manajemen logistik, GPS, dan sistem pelacakan waktu nyata. Namun, ketergantungan ini juga menghadirkan tantangan.
- Masalah Teknis: Gangguan dalam sistem teknologi, seperti server yang down atau kerusakan perangkat, dapat menghambat pengawasan dan komunikasi.
- Kurangnya Pelatihan Teknologi: Tidak semua dispatcher memiliki keahlian teknologi yang memadai, sehingga memerlukan pelatihan tambahan.
4. Ketidakpastian Pasar
Fluktuasi pasar memengaruhi biaya dan operasi logistik, dan dispatcher sering kali harus menyesuaikan rencana dengan cepat.
- Fluktuasi Harga Bahan Bakar: Perubahan harga bahan bakar dapat memengaruhi biaya pengiriman secara signifikan.
- Perubahan Regulasi Transportasi: Dispatcher harus selalu memperbarui informasi tentang aturan transportasi terbaru yang dapat memengaruhi rencana pengiriman.
5. Tekanan untuk Memenuhi Ekspektasi Pelanggan
Kepuasan pelanggan menjadi salah satu prioritas utama dalam logistik, tetapi memenuhi harapan pelanggan bisa menjadi tantangan besar.
- Permintaan Pengiriman Cepat: Dengan meningkatnya popularitas layanan seperti pengiriman dalam sehari, dispatcher harus memastikan pengiriman dilakukan lebih cepat tanpa mengorbankan kualitas layanan.
- Komunikasi yang Efektif: Dispatcher harus mampu memberikan informasi yang akurat kepada pelanggan mengenai status pengiriman dan menangani keluhan dengan baik.
6. Manajemen Sumber Daya yang Terbatas
Keterbatasan sumber daya, seperti kendaraan, pengemudi, dan tenaga kerja di gudang, sering kali menjadi hambatan bagi dispatcher.
- Ketersediaan Kendaraan: Jika kendaraan tidak cukup tersedia atau tidak dalam kondisi yang baik, pengiriman dapat tertunda.
- Kurangnya Pengemudi: Keterbatasan jumlah pengemudi yang terampil dapat memengaruhi kapasitas pengiriman.
- Optimalisasi Pemakaian Sumber Daya: Dispatcher harus memastikan bahwa sumber daya yang tersedia digunakan secara optimal untuk memenuhi kebutuhan operasional.
7. Protokol Keamanan dan Keselamatan
Keamanan barang selama pengiriman menjadi tanggung jawab utama dispatcher, tetapi tantangan sering kali muncul dalam memastikan barang sampai dengan selamat.
- Risiko Kehilangan atau Kerusakan: Barang dapat hilang atau rusak selama perjalanan, yang memerlukan penanganan tambahan.
- Protokol Keamanan: Dispatcher harus memastikan bahwa kendaraan dan pengemudi mematuhi protokol keamanan untuk mencegah pencurian atau kecelakaan.
8. Tekanan untuk Efisiensi Operasional
Dispatcher harus menemukan cara untuk meningkatkan efisiensi operasional di tengah berbagai tantangan ini.
- Rute yang Efisien: Menentukan rute yang paling efisien memerlukan analisis yang mendalam, terutama jika melibatkan banyak titik pengiriman.
- Pengelolaan Waktu: Dispatcher harus memastikan bahwa setiap menit dimanfaatkan secara efektif untuk menghindari penundaan.
Industri yang Membutuhkan Jasa Dispatcher
Dispatcher selalu diidentikan dengan logistik dan transportasi. Meskipun demikian, ada sejumlah industri lain yang juga memerlukan jasa dispatcher untuk mendukung operasionalnya.
Berikut adalah beberapa industri utama yang sangat membutuhkan jasa dispatcher:
1. Perusahaan Trucking
Industri trucking sangat bergantung pada dispatcher untuk mengelola armada kendaraan dan pengemudi. Tugas dispatcher di industri ini meliputi:
- Melacak armada: Memastikan kendaraan dalam kondisi baik dan sesuai jadwal.
- Mengatur pengiriman multi-tujuan: Mengelola rute yang kompleks untuk memastikan efisiensi operasional.
- Menjaga komunikasi dengan pengemudi: Memberikan pembaruan dan instruksi selama perjalanan.
2. Layanan Taksi dan Transportasi Umum
Dispatcher adalah inti dari operasi layanan transportasi, termasuk taksi dan angkutan umum. Mereka bertanggung jawab untuk:
- Mengatur pemesanan kendaraan: Memastikan bahwa penumpang dijemput dan diantar tepat waktu.
- Mengawasi armada: Memantau posisi kendaraan dan merespons permintaan secara cepat.
- Mengelola jadwal pengemudi: Menyeimbangkan beban kerja pengemudi dan menghindari waktu tunggu yang lama bagi pelanggan.
3. Industri Jasa Kebersihan dan Perawatan
Perusahaan yang menawarkan layanan kebersihan rumah, perawatan taman, atau perbaikan rumah juga membutuhkan dispatcher untuk mengatur jadwal dan lokasi kerja staf mereka. Peran dispatcher meliputi:
- Menyesuaikan jadwal teknisi: Berdasarkan lokasi pelanggan dan jenis pekerjaan.
- Memantau ketersediaan staf: Untuk menghindari penundaan layanan.
- Mengelola permintaan mendadak: Memberikan fleksibilitas dalam menangani permintaan pelanggan yang bersifat darurat.
4. Industri Penerbangan
Dalam industri penerbangan, dispatcher memiliki tanggung jawab besar dalam merencanakan dan mengoordinasikan operasi penerbangan. Tugas mereka meliputi:
- Merencanakan rute penerbangan: Berdasarkan kondisi cuaca, jarak tempuh, dan efisiensi bahan bakar.
- Berkoordinasi dengan pilot dan kru: Memberikan pembaruan tentang perubahan jadwal atau kondisi perjalanan.
- Memastikan keselamatan operasional: Dengan mematuhi peraturan penerbangan dan protokol keamanan. Dispatcher dalam penerbangan bekerja erat dengan tim operasional untuk memastikan penerbangan berjalan lancar dan aman.
Gaji dan Prospek Karir Dispatcher Logistik
Gaji dispatcher logistik di Indonesia bervariasi tergantung pada beberapa faktor, seperti lokasi geografis, skala perusahaan, pengalaman kerja, dan jenis industri. Berikut adalah gambaran umum gaji dispatcher:
Gaji Pemula
Bagi mereka yang baru memasuki industri ini, gaji bulanan biasanya berkisar antara Rp3 juta hingga Rp4 juta, tergantung pada lokasi dan sektor tempat mereka bekerja.- Industri kecil hingga menengah: Biasanya menawarkan gaji di kisaran angka terendah.
- Perusahaan besar atau multinasional: Bisa memberikan gaji lebih tinggi, bahkan untuk pemula.
Gaji Dispatcher Berpengalaman
Dispatcher dengan pengalaman 3-5 tahun atau lebih dapat memperoleh penghasilan yang lebih tinggi, yakni sekitar Rp5 juta hingga Rp6 juta per bulan. Mereka yang memiliki keahlian tambahan, seperti kemampuan analisis data atau penguasaan teknologi logistik, biasanya mendapatkan kompensasi yang lebih baik.Gaji di Perusahaan Multinasional atau Jabatan Supervisor
Untuk dispatcher yang bekerja di perusahaan multinasional atau telah mencapai jabatan supervisor, gaji bisa mencapai Rp7 juta hingga Rp11 juta per bulan, terutama jika mereka memimpin tim atau bertanggung jawab atas operasi skala besar.Tunjangan Tambahan
Selain gaji pokok, dispatcher sering mendapatkan berbagai tunjangan, seperti:- Uang makan dan transportasi.
- Bonus berdasarkan kinerja.
- Asuransi kesehatan.
- Peluang untuk mendapatkan pelatihan profesional.
0 komentar
Post a Comment