2024-11-12

Fungsi Dan Tahapan Pengelolaan Sediaan Farmasi di Apotek untuk Kepuasan Pasien

Author -  Lubis Muzaki

Dalam pelayanan kesehatan, apotek memiliki peran strategis sebagai penyedia obat-obatan. Ketersediaan obat yang tepat waktu, lengkap, dan berkualitas tentu menjadi harapan bagi tidak hanya pasien, namun juga tenaga kesehatan yang menanganinya. 

Untuk menjaga kelancaran ketersediaan obat di apotek tersebut dibutuhkan pengelolaan sediaan farmasi yang efisien dan terstruktur. Pengelolaan stok yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan masalah serius seperti kekurangan obat (stockout) atau kelebihan stok (overstock). 

Situasi kekurangan obat dapat menurunkan tingkat kepercayaan pasien terhadap apotek, sementara overstock berpotensi menyebabkan kerugian finansial akibat obat yang kedaluwarsa dan harus dimusnahkan. Oleh karena itu, pengelolaan stok obat yang terencana dan terorganisir sangat diperlukan untuk menghindari risiko-risiko tersebut.

Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai fungsi utama persediaan obat, tahapan pengelolaan persediaan, serta mengapa perawat juga memiliki peran dalam memahami pengelolaan sediaan farmasi di apotek.




Pentingnya dan Fungsi Utama Pengelolaan Persediaan Obat di Apotek

Pengelolaan persediaan obat di apotek bertujuan untuk memastikan pelayanan kesehatan dapat berjalan optimal. Nah, ada beberapa alasan dan fungsi utama dari pengelolaan persediaan obat di apotek:


1. Memastikan Ketersediaan Obat untuk Pasien


Dengan perencanaan stok yang matang, apotek dapat menghindari kekosongan stok atau stockout, sehingga pasien selalu mendapatkan obat yang mereka butuhkan tanpa penundaan. 

Persediaan yang cukup juga memungkinkan apotek untuk merespons permintaan mendadak yang bisa muncul selama musim penyakit atau saat terjadi peningkatan permintaan.


2. Menjaga Efisiensi Operasional dan Menghindari Kerugian

Pengelolaan persediaan yang baik membantu apotek dalam mengontrol jumlah stok sesuai kebutuhan.

Dengan menerapkan metode seperti First Expire, First Out (FEFO), apotek dapat memastikan obat yang akan segera kedaluwarsa dikeluarkan lebih dahulu, sehingga mengurangi kerugian.


3. Mengantisipasi Fluktuasi Harga dan Mempertahankan Stabilitas Harga

Harga obat sering kali mengalami perubahan akibat berbagai faktor, termasuk biaya bahan baku dan kondisi ekonomi. Dengan mempertahankan stok cadangan atau safety stock, apotek dapat mengantisipasi kenaikan harga ini, sehingga tetap dapat menawarkan harga yang stabil kepada pasien. 

Manajemen persediaan yang baik juga memungkinkan apotek untuk mengambil keuntungan dari diskon pemasok melalui pembelian lot-size pada momen yang tepat.

4. Meningkatkan Efisiensi Pelayanan kepada Pasien

Sistem pengelolaan persediaan yang baik memungkinkan tenaga apotek untuk lebih mudah melacak pergerakan stok dan memastikan akurasi dalam pencatatan. 

Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dalam manajemen stok tetapi juga memungkinkan apotek untuk lebih fokus pada pelayanan pasien.

Tahapan Pengelolaan Persediaan Obat-obatan di Apotek

Pengelolaan persediaan obat di apotek mencakup berbagai tahapan. Setiap tahapan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan pasien, biaya, dan tata kelola stok. 

Berikut ini adalah tahapan dalam pengelolaan persediaan obat-obatan di apotek:


1. Perencanaan Persediaan

Tahapan pertama yang perlu dilakukan dalam pengelolaan sediaan farmasi adalah perencanaan persediaan. 

Sama seperti pengadaan barang/jasa lainnya, perencanaan ini mencakup estimasi kebutuhan obat untuk jangka waktu tertentu berdasarkan pola penyakit dan tingkat permintaan. 

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 1121/Menkes/SK/XII/2008, proses perencanaan persediaan obat di apotek meliputi beberapa langkah:

  • Pemilihan Obat: Obat dipilih berdasarkan jenis dan relevansinya dengan kebutuhan pasien di lingkungan apotek. Pertimbangan meliputi pola penyakit dan pola konsumsi obat di masyarakat.
  • Kompilasi Pemakaian Obat: Melalui data pemakaian obat sebelumnya, apotek dapat menyusun perkiraan kebutuhan berdasarkan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO).
  • Perhitungan Kebutuhan Obat: Apotek menghitung kebutuhan obat dengan analisis tren pemakaian obat selama beberapa tahun terakhir.
  • Proyeksi Kebutuhan: Dengan memperhitungkan stok yang ada dan tren permintaan, apotek membuat proyeksi kebutuhan di masa mendatang untuk menghindari kekurangan atau kelebihan stok.


2. Pengadaan Obat

Pengadaan adalah tahap untuk merealisasikan kebutuhan stok yang telah direncanakan. Apotek melakukan pembelian atau pemesanan obat dari pemasok yang telah memenuhi standar peraturan medis. 

Apotek perlu memastikan obat yang dipesan memenuhi syarat kualitas, ketersediaan, dan harga yang sesuai untuk menjaga efisiensi biaya dan kepercayaan pasien terhadap layanan yang diberikan.


3. Penerimaan Obat

Pada tahap penerimaan, apotek memastikan obat yang diterima sesuai dengan spesifikasi yang tertera dalam surat pesanan, termasuk jenis, jumlah, dan kualitas obat. 

Proses ini mencakup pemeriksaan fisik untuk memastikan obat diterima dalam kondisi yang baik. Apotek juga perlu mencatat tanggal kedaluwarsa dan nomor batch setiap obat yang diterima.


4. Penyimpanan Obat

Obat harus disimpan sesuai kondisi yang dianjurkan oleh produsen, seperti suhu, kelembaban, dan perlindungan dari cahaya. 

Beberapa aturan penting dalam penyimpanan obat meliputi:

  • Kondisi Wadah: Obat sebaiknya disimpan dalam wadah asli dari pabrik, atau jika dipindahkan, wadah baru harus bersih dan dilabeli dengan informasi lengkap.
  • Sistem Penyimpanan: Obat disusun berdasarkan abjad, kelas terapi, atau bentuk sediaan (cair, semisolid, dan padat) sesuai karakteristik penyimpanan.
  • Metode Pengeluaran: Apotek menggunakan sistem FEFO (First Expire, First Out) dan FIFO (First In, First Out) untuk mengeluarkan obat agar obat yang mendekati tanggal kedaluwarsa digunakan terlebih dahulu.
  • Penyimpanan Khusus: Obat Narkotika dan Psikotropika harus disimpan dalam lemari khusus yang terkunci dan ditempatkan di lokasi yang aman.

5. Pemusnahan Obat

Obat yang sudah kedaluwarsa, rusak, atau tidak layak pakai harus dimusnahkan sesuai dengan peraturan yang berlaku. 

Pemusnahan obat dilakukan secara aman dan terkendali untuk menghindari penyalahgunaan atau pencemaran lingkungan. 

Pemusnahan juga dilakukan terhadap resep obat yang telah disimpan lebih dari lima tahun, guna menjaga kelancaran administrasi dan efektivitas ruang penyimpanan.


6. Pengendalian Stok Obat

Proses monitoring ini dilakukan melalui pemantauan stok menggunakan kartu stok atau sistem elektronik yang mencatat nama obat, tanggal kedaluwarsa, jumlah pemasukan dan pengeluaran, serta sisa persediaan. 

Pengendalian ini memungkinkan apotek untuk mengidentifikasi obat yang mulai habis dan membutuhkan pemesanan ulang, sehingga mencegah terjadinya stockout yang dapat menghambat pelayanan.


7. Pencatatan dan Pelaporan


Tahap terakhir dalam pengelolaan persediaan adalah pencatatan dan pelaporan. Pencatatan dilakukan untuk merekam setiap transaksi masuk dan keluar dari stok obat. Melalui kegiatan ini, apotek dapat memantau pergerakan persediaan dengan mudah. 

Pelaporan berkala kepada pihak terkait, seperti pimpinan apotek atau instansi pengawas, membantu menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan stok obat. 

Pelaporan juga dapat berfungsi sebagai evaluasi untuk perbaikan pengelolaan stok di masa depan.


Selain Apoteker, Perawat Juga Perlu Mengetahui Pengelolaan Sediaan Farmasi di Apotek


Dalam ekosistem layanan kesehatan, apoteker dan perawat berkolaborasi untuk memastikan pasien mendapatkan terapi yang tepat, aman, dan efektif. 

Meskipun tanggung jawab pengelolaan persediaan farmasi di apotek berada pada apoteker, pengetahuan perawat dalam manajemen sediaan farmasi juga penting untuk mendukung pelayanan kesehatan secara menyeluruh. 

Berikut adalah beberapa alasan mengapa perawat perlu memahami pengelolaan sediaan farmasi di apotek:


1. Memastikan Ketersediaan Obat dan Alat Medis di Unit Pelayanan

Perawat sering kali bertanggung jawab atas persediaan obat-obatan di berbagai unit pelayanan seperti rawat inap, UGD, dan ruang perawatan lainnya. 

Dengan pemahaman mengenai manajemen persediaan farmasi, perawat dapat memastikan setiap unit memiliki stok obat yang cukup. 

Misalnya, perawat dapat melakukan pengecekan rutin atas obat-obatan penting yang sering dibutuhkan oleh pasien, sehingga menghindari risiko kekurangan obat.

2. Memfasilitasi Pemesanan dan Pengisian Ulang Obat yang Efektif

Perawat yang mengetahui persediaan farmasi dapat berperan aktif dalam proses pemesanan dan pengisian ulang stok di unit kerja mereka. 

Mereka dapat memberikan laporan terkait kebutuhan obat-obatan yang lebih akurat kepada apoteker, sehingga pengisian stok dapat dilakukan tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan unit. 

Hal ini sangat penting terutama di fasilitas yang padat atau kondisi di mana permintaan obat mengalami fluktuasi, seperti saat terjadi peningkatan kasus penyakit tertentu.


3. Mendukung Kolaborasi yang Efektif dengan Apoteker

Kolaborasi antara perawat dan apoteker menjadi lebih efektif ketika perawat memahami prinsip-prinsip dasar pengelolaan persediaan farmasi. 

Dalam situasi di mana pasien membutuhkan terapi obat yang kompleks atau dalam kondisi darurat, perawat yang memahami pengelolaan persediaan farmasi dapat berkomunikasi lebih lancar dengan apoteker, sehingga proses pemesanan dan persiapan obat dapat dipercepat. 

4. Mengurangi Risiko Kesalahan dalam Pemberian Obat

Dengan pengetahuan dasar tentang pengelolaan sediaan farmasi, perawat dapat lebih teliti dalam memeriksa persediaan obat yang akan diberikan kepada pasien.

Mereka dapat memastikan obat yang diambil sesuai dengan standar penyimpanan dan belum kedaluwarsa. Kesalahan pemberian obat dapat berdampak serius pada keselamatan pasien, sehingga pemahaman ini sangat penting.


Akper Persada Garuda Pusaka: Rekomendasi Tempat Kuliah untuk Karier Cemerlang di Dunia Kesehatan


Di tengah kebutuhan tenaga medis yang semakin meningkat, pendidikan keperawatan menjadi pilihan yang relevan bagi calon profesional kesehatan yang ingin berkontribusi langsung dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat. 

Akademi Keperawatan Persada Garuda Pusaka (Akper PGP) hadir sebagai salah satu institusi pendidikan yang siap menjawab tantangan ini dengan menyediakan program keperawatan yang berfokus pada pengembangan perawat profesional dan kompeten.


1. Mengapa Memilih Akper Persada Garuda Pusaka?


Melalui pendekatan pendidikan yang komprehensif, kampus ini memiliki banyak keunggulan yang layak untuk dipilih sebagai tempat studi, yaitu:

  • Kurikulum Berorientasi Praktik: Akper Persada Garuda Pusaka memiliki kurikulum yang menyeimbangkan antara teori dan pengalaman praktis di lapangan. Mahasiswa dibekali dengan keterampilan teknis dan pengetahuan medis yang mendalam untuk mendukung pelaksanaan tugas di berbagai situasi.
  • Dukungan Fasilitas Modern: Kampus ini memiliki fasilitas yang menunjang proses pembelajaran, mulai dari laboratorium keperawatan, ruang simulasi medis, hingga akses ke berbagai perangkat medis terkini.
  • Tenaga Pengajar Profesional: Dengan didukung oleh dosen-dosen berpengalaman di bidang kesehatan, Akper Persada Garuda Pusaka memberikan pengalaman belajar yang berkualitas, di mana mahasiswa dapat memperoleh pemahaman mendalam yang mendukung perkembangan profesional.


2. Prospek Karier dan Masa Depan yang Cerah

Dengan kualifikasi profesional di bidang keperawatan, lulusan Akper PGP dapat bekerja di rumah sakit, puskesmas, klinik, dan fasilitas kesehatan lainnya, baik di dalam maupun luar negeri. 

Saat ini, kebutuhan tenaga kesehatan yang berkualitas terus meningkat, terutama dengan semakin bertambahnya fasilitas kesehatan di berbagai daerah dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.

Beberapa bidang pekerjaan yang dapat dijalani oleh lulusan Akper PGP di antaranya:

  • Perawat Rumah Sakit: Lulusan Akper dapat mengisi posisi sebagai perawat yang bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan perawatan langsung kepada pasien di rumah sakit, baik di unit rawat inap, rawat jalan, maupun unit gawat darurat.
  • Perawat Klinik atau Puskesmas: Selain di rumah sakit, perawat juga sangat dibutuhkan di klinik dan puskesmas untuk mendukung layanan kesehatan masyarakat.
  • Perawat Perusahaan: Beberapa perusahaan besar menyediakan layanan kesehatan bagi karyawannya dan membutuhkan tenaga perawat yang siap bekerja di lingkungan industri.
  • Perawat Home Care: Layanan home care semakin berkembang, dan banyak keluarga yang membutuhkan perawat profesional untuk membantu perawatan di rumah, terutama bagi pasien lansia atau yang membutuhkan perawatan khusus.


Bagi Anda yang tertarik berkarier di dunia kesehatan dan ingin memberikan dampak positif bagi masyarakat, Akper PGP merupakan pilihan yang tepat untuk memulai perjalanan karier di bidang keperawatan. 

0 komentar

Post a Comment