Dalam dunia perdagangan internasional, penggunaan peti kemas (container) menjadi hal yang sangat umum untuk pengiriman barang melalui jalur laut. Peti kemas ini digunakan sebagai wadah untuk menyimpan dan mengangkut barang selama perjalanan laut dari pelabuhan pengirim ke pelabuhan tujuan.
Namun, setelah barang tiba di pelabuhan tujuan dan proses pembongkaran selesai, peti kemas harus segera dikembalikan ke perusahaan pelayaran atau penyedia jasa sewa peti kemas. Jika peti kemas tidak dikembalikan dalam waktu yang telah disepakati, maka pihak pelayaran akan mengenakan biaya tambahan yang disebut demurrage.
Nah, dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang apa itu demurrage, alasan pemberiannya, faktor-faktor penyebabnya, serta cara mengelola dan mengurangi biaya ini dalam pengiriman barang.
Selain itu, kita juga akan melihat perbedaan antara demurrage dan detention, dua biaya yang sering membingungkan namun sangat penting untuk dipahami dalam konteks logistik laut.
Apa Itu Demurrage?
Demurrage adalah biaya yang dikenakan oleh perusahaan pelayaran kepada pihak yang menyewa peti kemas, baik itu importir maupun eksportir, jika peti kemas tersebut tidak dikembalikan dalam waktu yang telah disepakati atau melewati batas waktu free time yang diberikan.
Sedangkan free time adalah periode waktu di mana peti kemas dapat digunakan atau berada di pelabuhan tanpa dikenakan biaya demurrage.
Free time dapat bervariasi antara satu pelabuhan dengan pelabuhan lainnya, dan tergantung pada kebijakan perusahaan pelayaran. Biasanya, waktu bebas ini berkisar antara 7 hingga 10 hari setelah peti kemas tiba di pelabuhan. Namun, perusahaan pelayaran bisa memberikan waktu bebas yang lebih panjang, tergantung pada kesepakatan yang dicapai antara pihak pengirim dan pelayaran.
Ketika batas waktu ini terlampaui, biaya demurrage akan dikenakan sebagai bentuk kompensasi atas penggunaan ruang di pelabuhan atau atas keterlambatan dalam pengembalian peti kemas.
Sebagai contoh, anggaplah sebuah peti kemas tiba di pelabuhan pada tanggal 1 Januari dan perusahaan pelayaran memberikan waktu bebas selama 7 hari (free time) untuk mengurus pengambilan barang. Maka, waktu bebas akan berakhir pada tanggal 7 Januari.
Ternyata, setelah tanggal 7 Januari, perusahaan eksportir belum berhasil mengurus pengambilan barang, yang menyebabkan keterlambatan hingga tanggal 10 Januari. Dalam hal ini, perusahaan pelayaran akan mengenakan biaya demurrage untuk 3 hari keterlambatan (tanggal 8 sampai 10 Januari).
Jika tarif demurrage yang sudah disepakati adalah $50 per hari untuk setiap peti kemas, maka total biaya demurrage yang harus dibayar oleh perusahaan eksportir adalah $150 (3 hari x $50).
Baca juga: Mengapa Ekspedisi Laut Jadi Pilihan? Keuntungan dan Jenis Barang yang Bisa Dikirim
Faktor yang Mempengaruhi Biaya Demurrage
Beberapa faktor dapat mempengaruhi besar kecilnya biaya demurrage yang dikenakan, di antaranya:
Jenis dan Ukuran Peti Kemas
Biaya demurrage untuk peti kemas berukuran besar atau dengan jenis tertentu biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan peti kemas standar.Lama Keterlambatan
Biaya demurrage umumnya dihitung berdasarkan jumlah hari keterlambatan. Semakin lama keterlambatan, semakin besar biaya yang harus dibayar.Kebijakan Perusahaan Pelayaran
Setiap perusahaan pelayaran memiliki kebijakan tarif demurrage yang berbeda. Oleh karena itu, besaran biaya ini bisa bervariasi antar perusahaan.
Mengapa Demurrage Dikenakan?
Biaya demurrage dikenakan dengan tujuan untuk mencegah keterlambatan yang dapat mengganggu kelancaran operasional pelabuhan dan mengurangi efisiensi logistik. Ada beberapa alasan utama mengapa perusahaan pelayaran membebankan biaya demurrage:
1. Kompensasi untuk Biaya Pemeliharaan dan Penyimpanan Kontainer
Peti kemas yang tidak segera diambil atau dikembalikan akan terus menghabiskan ruang di pelabuhan. Setiap hari keterlambatan akan menambah biaya pemeliharaan dan penyimpanan kontainer tersebut. Hal ini mencakup biaya penyimpanan ruang, perawatan fisik kontainer, dan manajemen inventaris pelabuhan.
2. Kompensasi untuk Kapal yang Tidak Dapat Melanjutkan Pelayaran
Kapal yang membawa peti kemas juga harus mengikuti jadwal pelayaran yang ketat. Setiap keterlambatan dalam pengembalian atau pengambilan peti kemas dapat menyebabkan kapal tertahan lebih lama di pelabuhan, mengganggu kelancaran jadwal dan alur pengiriman barang selanjutnya.
Jika peti kemas masih tertahan di pelabuhan, kapal tidak dapat melanjutkan pelayarannya, yang dapat menyebabkan kerugian finansial bagi perusahaan pelayaran. Biaya demurrage bertujuan untuk memberikan kompensasi atas kerugian yang timbul karena keterlambatan ini.
3. Mencegah Penumpukan Kontainer di Pelabuhan
Pelabuhan memiliki kapasitas terbatas untuk menyimpan peti kemas. Jika peti kemas tidak segera diambil atau dikembalikan, akan terjadi penumpukan kontainer di pelabuhan, yang menghambat proses pemuatan dan pembongkaran barang lainnya.
Penumpukan kontainer juga dapat menyebabkan kemacetan di area pelabuhan, memperlambat proses logistik, dan meningkatkan waktu tunggu untuk pengiriman barang berikutnya.
Biaya demurrage bertujuan untuk mencegah penumpukan tersebut dengan memberikan insentif kepada importir dan eksportir untuk segera mengurus pengambilan atau pengembalian peti kemas.
Dengan cara ini, perusahaan pelayaran dan pelabuhan dapat menjaga kelancaran arus barang dan memastikan ruang penyimpanan tetap tersedia untuk kontainer yang baru tiba.
4. Menjaga Ketersediaan Kontainer untuk Pengiriman Berikutnya
Peti kemas adalah aset yang berharga bagi perusahaan pelayaran, dan untuk menjaga keberlanjutan operasional pengiriman barang, peti kemas harus selalu tersedia dan siap untuk digunakan dalam pengiriman berikutnya.
Jika peti kemas tetap berada di pelabuhan lebih lama dari waktu yang telah ditentukan, perusahaan pelayaran tidak dapat menggunakan kontainer tersebut untuk pengiriman lainnya.
Baca juga: Mengenal Perbedaan Kargo dan Kontainer
Faktor Penyebab Terjadinya Demurrage
Demurrage, atau biaya yang dikenakan atas keterlambatan dalam pengembalian peti kemas, dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Beberapa faktor ini bisa dijadikan antisipasi bagi pengirim atau penerima barang agar tidak terjadi keterlambatan yang berakibat dikenakannya biaya demurrage.
1. Keterlambatan Pemuatan atau Pembongkaran
Salah satu faktor utama penyebab demurrage adalah keterlambatan dalam proses pemuatan atau pembongkaran barang di pelabuhan. Jika barang tidak segera dibongkar setelah tiba di pelabuhan (untuk barang impor) atau tidak segera dimuat ke kapal (untuk barang ekspor), maka peti kemas akan terhambat di pelabuhan dan berisiko dikenakan biaya demurrage.
Penyebab keterlambatan bisa berasal dari berbagai hal, seperti:
- Proses pembongkaran atau pemuatan yang memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan.
- Penundaan dalam pengecekan barang atau pemeriksaan khusus oleh bea cukai atau pihak berwenang lainnya.
- Masalah teknis pada alat berat atau mesin yang digunakan untuk memuat atau membongkar barang.
2. Kendala Administratif
Kendala dalam proses administratif sering kali menjadi faktor penyebab keterlambatan dalam pengambilan atau pengembalian peti kemas.
Proses dokumentasi yang tidak lengkap atau masalah terkait dengan bea cukai bisa menyebabkan terhambatnya proses pembongkaran atau pengambilan barang.
Beberapa masalah administratif yang dapat menyebabkan demurrage termasuk:
- Pengurusan izin impor atau ekspor yang memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan.
- Kesalahan atau kelalaian dalam pengisian dokumen seperti Bill of Lading, Surat Pemberitahuan Impor Barang (PIB), atau dokumen kepabeanan lainnya.
- Pemeriksaan barang oleh pihak berwenang yang lebih lama dari yang diharapkan.
3. Masalah Ketersediaan Peralatan
Ketersediaan peralatan di pelabuhan juga mempengaruhi kelancaran proses pemuatan dan pembongkaran barang. Jika peralatan yang diperlukan untuk mengangkut peti kemas—seperti derek, truk, atau forklift—tidak tersedia atau rusak, proses pengambilan atau pembongkaran barang akan tertunda, yang pada gilirannya meningkatkan kemungkinan terjadinya demurrage.
Penyebab masalah peralatan dapat mencakup:
- Kerusakan atau kegagalan teknis pada peralatan yang digunakan di pelabuhan.
- Keterbatasan jumlah peralatan yang tersedia, sehingga menunggu giliran bisa menyebabkan keterlambatan.
4. Gangguan Cuaca atau Keadaan Alam
Faktor alam, seperti cuaca buruk, juga bisa menjadi penyebab keterlambatan dalam pengambilan atau pengembalian peti kemas. Badai, hujan lebat, atau kondisi alam lainnya dapat mempengaruhi operasional pelabuhan, menghambat proses pemuatan atau pembongkaran barang, dan menyebabkan keterlambatan dalam pengiriman barang.
5. Gangguan Operasional di Pelabuhan atau Perusahaan Pelayaran
Terkadang gangguan dalam operasional di pelabuhan atau perusahaan pelayaran dapat memperlambat seluruh proses pengiriman. Hal ini bisa terjadi karena kesalahan operasional, kurangnya koordinasi antara berbagai pihak, atau masalah internal yang terjadi di pelabuhan atau perusahaan pelayaran.
Beberapa gangguan operasional yang umum termasuk:
- Kurangnya tenaga kerja untuk menangani proses bongkar muat.
- Terhambatnya proses administrasi atau penanganan barang akibat masalah internal.
- Kerusakan pada sistem manajemen pelabuhan yang menghambat kelancaran operasional.
6. Masalah Transportasi Darat
Setelah peti kemas dibongkar dari kapal, masalah transportasi darat dapat menyebabkan keterlambatan lebih lanjut. Kendala seperti tidak tersedianya truk pengangkut, kerusakan kendaraan, atau ketidaksesuaian jadwal antara pelabuhan dan transportasi darat dapat memperpanjang waktu pengambilan peti kemas dari pelabuhan.
7. Penumpukan Kontainer di Pelabuhan
Jika pelabuhan mengalami penumpukan kontainer akibat terlalu banyaknya barang yang masuk dalam waktu yang bersamaan, hal ini dapat memperlambat proses pembongkaran atau pengambilan barang. Penumpukan ini mengurangi efisiensi operasional pelabuhan dan mempengaruhi waktu yang diperlukan untuk mengurus peti kemas.
Perbedaan Demurrage dan Detention
Demurrage dan detention sering digunakan dalam konteks pengiriman barang, namun keduanya memiliki pengertian yang berbeda meskipun keduanya berhubungan dengan biaya keterlambatan pengembalian atau pengambilan peti kemas.
Berikut adalah tabel yang menggambarkan perbedaan antara demurrage dan detention:
Aspek | Demurrage | Detention |
---|---|---|
Definisi | Biaya yang dikenakan ketika peti kemas masih berada di pelabuhan setelah masa bebas (free time) berakhir. | Biaya yang dikenakan ketika peti kemas kosong belum dikembalikan ke perusahaan pelayaran setelah masa bebas berakhir. |
Kapan Biaya Dikenakan? | Setelah peti kemas tiba di pelabuhan, namun belum dibongkar (untuk impor) atau belum dimuat (untuk ekspor). | Setelah peti kemas sudah dibongkar atau dimuat, namun belum dikembalikan ke perusahaan pelayaran dalam keadaan kosong. |
Tujuan Biaya | Memberi insentif agar importir atau eksportir segera membongkar atau memuat barang, untuk mempercepat perputaran barang di pelabuhan. | Memastikan peti kemas yang kosong segera dikembalikan ke perusahaan pelayaran agar dapat digunakan kembali untuk pengiriman berikutnya. |
Pihak yang Membebankan Biaya | Perusahaan pelayaran kepada importir/eksportir jika barang tidak segera dibongkar atau dimuat setelah tiba di pelabuhan. | Perusahaan pelayaran kepada importir/eksportir jika peti kemas kosong tidak segera dikembalikan setelah barang dibongkar atau dimuat. |
Penyebab Biaya Dikenakan | Terlambatnya pembongkaran barang atau pemuatan barang di pelabuhan. | Terlambatnya pengembalian peti kemas kosong ke perusahaan pelayaran. |
Contoh Kasus | Peti kemas barang impor yang tiba di pelabuhan namun belum dibongkar setelah beberapa hari melebihi batas waktu yang ditentukan. | Peti kemas kosong yang belum dikembalikan ke perusahaan pelayaran setelah proses bongkar barang selesai. |
Durasi Waktu Gratis (Free Time) | Biasanya diberikan waktu 3-7 hari setelah barang tiba di pelabuhan untuk dibongkar. | Biasanya diberikan waktu 3-7 hari setelah pembongkaran barang selesai untuk mengembalikan peti kemas kosong. |
Penyelesaian Masalah | Mengurangi biaya demurrage dengan mempercepat proses pembongkaran atau pemuatan barang, serta memastikan barang segera diproses sesuai jadwal. | Mengurangi biaya detention dengan memastikan peti kemas kosong segera dikembalikan ke perusahaan pelayaran setelah barang dimuat atau dibongkar. |
Tips Mengurangi Biaya Demurrage & Detention
Biaya demurrage dan detention bisa menjadi beban tambahan dalam proses pengiriman barang. Untuk menghindari biaya-biaya ini, ada beberapa langkah yang dapat diambil oleh perusahaan atau importir/eksportir untuk mengurangi atau bahkan menghindari biaya keterlambatan ini.
Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu mengurangi biaya demurrage dan detention:
1. Pastikan Kargo Siap Tepat Waktu
Salah satu cara paling efektif untuk menghindari biaya demurrage adalah dengan memastikan kargo siap tepat waktu. Hal ini berarti semua dokumen, izin, dan proses administratif lainnya harus disiapkan sebelum barang tiba di pelabuhan.
Keterlambatan dalam persiapan ini dapat mengakibatkan penundaan dalam pembongkaran atau pemuatan barang yang kemudian menyebabkan biaya demurrage.
2.Mengerti Proses Bea Cukai dan Dokumen yang Diperlukan
Proses bea cukai yang tidak lancar atau dokumen yang kurang lengkap dapat menyebabkan keterlambatan dalam pembongkaran barang dan berujung pada biaya demurrage.
Mengerti prosedur dan persyaratan bea cukai dengan baik, serta memastikan dokumen yang diperlukan sudah lengkap sebelum barang tiba, sangat penting untuk mempercepat proses.
3. Gunakan Jasa Freight Forwarder
Freight forwarder adalah pihak ketiga yang dapat membantu merencanakan pengiriman barang dan mengelola proses administrasi dengan lebih efisien. Mereka memiliki pengalaman dalam menangani semua tahap pengiriman, mulai dari perencanaan hingga pemenuhan persyaratan administrasi dan bea cukai.
Dengan menggunakan jasa profesional ini, kemungkinan terjadinya keterlambatan dapat dikurangi.
4. Berkomunikasi Secara Proaktif dengan Perusahaan Pelayaran
Selalu berkomunikasi dengan perusahaan pelayaran atau pihak terkait lainnya mengenai jadwal pengiriman dan pengembalian peti kemas. Komunikasi yang baik dapat membantu memastikan bahwa setiap pihak terkoordinasi dengan baik dan meminimalkan risiko keterlambatan.
Jika ada potensi penundaan, pastikan untuk memberi tahu perusahaan pelayaran lebih awal untuk menghindari adanya pengenaan denda.
5. Percepat Proses Pembongkaran dan Pemuatan
Setelah peti kemas tiba di pelabuhan, pastikan proses pembongkaran (untuk barang impor) atau pemuatan (untuk barang ekspor) dilakukan sesegera mungkin. Perhatikan kesiapan peralatan dan tenaga kerja di pelabuhan untuk memastikan proses berjalan lancar.
6. Optimalkan Penggunaan Transportasi Darat
Pastikan kendaraan dan pengelolaannya dalam kondisi baik, serta pastikan jadwal pengambilan dan pengembalian peti kemas dapat dipatuhi.
7. Gunakan Teknologi untuk Memantau Proses Pengiriman
Pemanfaatan teknologi dalam memantau proses pengiriman dapat membantu dalam mengidentifikasi masalah atau penundaan lebih awal. Dengan menggunakan software atau aplikasi yang dapat melacak status pengiriman, pihak yang terlibat dapat segera mengambil tindakan jika ada keterlambatan yang berpotensi menimbulkan biaya tambahan.
Misalnya, aplikasi yang dapat memberikan update tentang lokasi peti kemas atau status bea cukai.
8. Negosiasikan Waktu Gratis (Free Time) yang Lebih Lama
Beberapa perusahaan pelayaran mungkin memberikan kelonggaran waktu untuk pengambilan atau pengembalian peti kemas jika diperlukan. Jika pengiriman barang Anda memiliki kemungkinan keterlambatan yang tinggi, Anda dapat mencoba untuk bernegosiasi mengenai waktu gratis yang lebih lama dengan perusahaan pelayaran.
Namun, negosiasi ini perlu dilakukan sebelumnya, karena tidak semua perusahaan pelayaran menawarkan kebijakan ini secara otomatis.
9. Perhatikan Penjadwalan Pengembalian Peti Kemas Kosong
Pastikan peti kemas kosong segera dikembalikan setelah barang dibongkar atau dimuat. Tunda pengembalian hanya akan menyebabkan biaya detention, yang lebih sulit dihindari setelah masa bebas berakhir.
Pengaturan jadwal yang tepat untuk pengembalian peti kemas kosong ke perusahaan pelayaran sangat penting untuk menghindari biaya yang tidak perlu.
10. Evaluasi dan Pilih Perusahaan Pelayaran dengan Biaya yang Kompetitif
Tidak semua perusahaan pelayaran menerapkan kebijakan yang sama terkait biaya demurrage dan detention. Sebelum memutuskan untuk bekerja dengan sebuah perusahaan pelayaran, evaluasi kebijakan biaya mereka dan pilih yang menawarkan fleksibilitas yang lebih baik dalam hal waktu pengembalian peti kemas serta biaya tambahan.
Hal ini dapat membantu mengurangi pengeluaran yang tidak perlu selama proses pengiriman.
0 komentar
Post a Comment