Di kota-kota besar di seluruh dunia, sudah mulai susah untuk mendapatkan ketersediaan lahan untuk
tempat parkir pada suatu gedung bertingkat. Pembangunan gedung bertingkat yang menggunakan lantai basement sebagai area parkir, perlu menggunakan dinding penahan tanah (retaining walls).
Konstruksi dinding penahan haruslah direncanakan dan dirancang agar penghuni dan pengunjung di sebuah gedung tersebut aman dari bahaya longsor yang bisa saja terjadi dikarenakan adanya gaya lateral tanah dan air yang berpotensi menyebabkan kegagalan struktur.
Konstruksi dinding penahan haruslah direncanakan dan dirancang agar penghuni dan pengunjung di sebuah gedung tersebut aman dari bahaya longsor yang bisa saja terjadi dikarenakan adanya gaya lateral tanah dan air yang berpotensi menyebabkan kegagalan struktur.
Salah Satu Struktur Dinding Penahan Tanah |
Dinding penahan tanah dapat digunakan pada konstruksi tetap
(permanent) maupun konstruksi sementara (temporary). Karena memiliki sifat ketahanan yang tinggi terhadap lingkungan
sekitarnya, dinding penahan tanah banyak dijadikan untuk struktur
bangunan yang bersifat permanen.
Tujuan utama konstruksi dinding penahan tanah (retaining walls) adalah untuk menahan tanah agar tidak terjadi longsor akibat beban yang bekerja. Selain untuk basement, jenis konstruksi dinding penahan tanah ini juga banyak dijumpai pada under pass dan lereng bukit.
Pengertian dan Fungsi Dinding Penahan Tanah (Retaining Walls)
Dinding penahan tanah (retaining walls) adalah suatu bangunan yang berfungsi untuk menahan tanah dan memberikan stabilitas pada lereng.
Sementara itu berikut ini fungsi dinding penahan antara lain, yaitu:
Retaining walls sudah banyak dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat. Seperti penerapannya dalam bangunan bertingkat yang membutuhkan basement, jalan raya, jalan kereta api, jembatan, kanal dan lainnya. Berikut ini aplikasi yang umum menggunakan dinding penahan tanah antara lain sebagai berikut:
Sementara itu berikut ini fungsi dinding penahan antara lain, yaitu:
- Menahan gaya tekan lateral tanah aktif (Active Lateral Force Soil) yang berisiko menyebabkan terjadinya keruntuhan lateral tanah seperti contohnya longsor/landslide.
- Menahan gaya tekan lateral air (Lateral Force Water) yang berisiko menyebabkan terjadinya keruntuhan lateral akibat tekanan air yang besar seperti terjadinya erosi.
- Memproteksi kemungkinan terjadinya perembesan air/seepage yang disebabkan adanya elevasi muka air tanah yang cukup tinggi. Dalam hal ini juga berfungsi dalam proses pengeringan air (dewatering) yaitu dengan memotong aliran air (Flow net) pada tanah (Cut Off).
Kegunaan Dinding Penahan Tanah
Retaining walls sudah banyak dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat. Seperti penerapannya dalam bangunan bertingkat yang membutuhkan basement, jalan raya, jalan kereta api, jembatan, kanal dan lainnya. Berikut ini aplikasi yang umum menggunakan dinding penahan tanah antara lain sebagai berikut:
- Pembangunan jalan raya atau jalan kereta api yang berada di daerah lereng.
- Konstruksi jalan raya atau jalan kereta api yang dibuat lebih tinggi dengan tujuan untuk mendapatkan perbedaan elevasi.
- Pekerjaan jalan raya atau jalan kereta api yang dibuat lebih rendah agar didapat perbedaan elevasi.
- Batas pinggir kanal yang membutuhkan dinding penahan.
- Pembangunan dinding penahan flood walls yang berfungsi untuk mengurangi/menahan banjir dari sungai.
- Dinding penahan yang dibuat untuk jembatan sebagai tanah pengisi atau approach fill dan tumpuan jembatan atau dinding penahan disebut abutments.
- Pembangunan dinding penahan di sekitar bangunan atau gedung-gedung untuk menahan tanah.
Jenis-jenis Dinding Penahan Tanah
Dinding penahan tanah dalam dunia teknik sipil memiliki banyak jenis. Adapun jenis-jenis konstruksi dinding penahan tanah yang perlu kamu ketahui dalam praktek rekayasa konstruksi yaitu:
Yaitu dinding yang mengandalkan beratnya untuk mencapai kestabilan tanah. Bahan penyusun gravity retaining wall ini biasanya berupa material pasangan batu atau beton bertulang (reinforced concrete).
Prinsip kerja dinding penahan tanah massa (gravity retaining wall) yaitu mengandalkan bobot massa dari badan konstruksinya sehingga tingkat kestabilan dari struktur dapat lebih tinggi dikarenakan bobotnya yang berat dalam menahan tekanan tanah lateral.
Dinding kantilever merupakan dinding beton bertulang (reinforced concrete) yang berbentuk huruf T. Tulangan tersebut berfungsi untuk menahan momen dan gaya lintang bekerja pada bagian kantilever dindingnya.
Ada tiga bagian struktur yang berfungsi sebagai kantiliver seperti terlihat pada gambar di atas, yaitu:
- Dinding vertical (steem);
- Tumit tapak (heel); dan
- Ujung kaki tapak (toe).
Prinsip kerja dari dinding kantilever yaitu dengan mengandalkan daya jepit/fixed pada dasar rangkaian strukturnya. Dinding kantilever berbentuk telapak/spread memanjang pada dasar strukturnya yang berfungsi untuk menjepit dan menjaga kestabilan dari tekanan tanah pada timbunan maupun pada tebing.
3. Dinding Penahan Tipe Turap (Sheet Pile)
Sheet pile atau turap banyak digunakan untuk menahan tekanan tanah aktif lateral tanah pada timbunan maupun untuk membendung air (coverdam). Sheet pile umumnya terbuat dari bahan material beton pra tegang (prestrees concrete) dan baja.
Sheet pile juga cocok untuk dipasang pada konstruksi bangunan tinggi yang memiliki basement. Sheet pile sering digunakan sebagai dinding penahan dikarenakan mudah dalam menggunakannya dengan biaya pemasangan yang lebih murah. Selain itu, sheet pile memiliki ketahanana yang sangat tinggi terhadap lingkungan sekitarnya.
Sheet pile berbentuk ramping yang mengandalkan tahanan jepit pada saat ditancapkan ke kedalaman tanah. Proses pemasangannya dapat dikombinasikan dengan sistem angkur/anchord. Sementara itu kedalaman tancap sheet pile sendiri dapat mencapai elevasi sampai tanah keras.
4. Dinding Penahan Bronjong (Gabion)
Konstruksi dinding penahan bronjong (gabion retaining wall) adalah konstruksi yang berupa kumpulan blok-blok yang disusun secara vertikal ke atas dengan step-step meyerupai terasering/tanga-tangga. Blok-blok tersebut terbuat dari anyaman kawat logam galvanis yang kemudian diisi dengan agregat kasar berupa batu kali.
Selain berfungsi untuk menahan tekanan tanah, dinding penahan gabion ini juga berfungsi untuk memperbesar konsentrasi resapan air ke dalam tanah (infiltrasi).
5. Dinding Penahan Tanah Blok Beton atau Block Concrete Retaining Walls
Dinding penahan tanah tipe blok beton adalah kumpulan blok-blok beton masif padat yang disusun secara vertikal ke atas dengan menggunakan sistem pengunci/locking antar blok. Blok beton tersebut dibuat secara rancangan berstandar dengan proses fabrikasi berupa beton precast dan kemudian proses pemasangannya dilakukan di lokasi.
6. Diaphragm Wall
Diaphragm walls dilakukan dengan dengan sistem penggalian parit dengan bantuan lumpur pengeboran (bentonite slurry/polymer). Diagram wallas terdiri dari dua jenis, yaitu
- Diaphragm walls cast in situ. Sesuai dengan namanya, diaphragm wall cast in situ dibuat dengan tahapan akhir berupa pengecoran langsung dengan beton ready mix pada keranjang besi yang telah dibuat sebelumnya.
- Diaphragm walls precast. Tahap akhir dari pengerjaan diaphragm walls precast ini diisi dengan panel beton (beton pracetak). Pekerjaan ini terbatas maksimal ketinggian 18 meter dikarenakan terkendala masalah transportasi saat membawa beton pracetaknya.
Contiguous bored pile yaitu struktur dinding penahan tanah yang terdiri dari kombinasi rangkaian bored pile dan bentonite cement pile yang saling bertautan. Contiguous pile ini bersifat sementara (temporary) dan kedap air.
Sedangkan soldier piles merupakan struktur dinding penahan tanah yang tidak kedap air terdiri dari rangkaian bored pile yang diberi jarak tertentu.
8. Revetment
Revetment adalah struktur dinding penahan tanah sederhana yang berfungsi untuk memperkuat dan melindungi tanah dari gerusan aliran sungai atau ombak pantai. Konstruksi jenis ini dapat dibuat dari kayu, beton atau bebatuan.
Pada dasarnya revetment ini memiliki fungsi untuk memproteksi atau mengurangi risiko yang timbul akibat adanya efek gerusan/erosi yang dapat merusak kestabilan lereng/tanggul.
9. Dinding kisi (crib walls)
Crib walls adalah dinding penahan tanah yang terbuat dari potongan-potongan beton precast, logam, atau kayu, dan topang oleh angkur-angkur yang ditanak di dalam tanah untuk mencapai kestabilan tanah.
Yaitu dinding dengan perluasan dinding tumpuan (wing wall) untuk menahan urugan jalan masuk (approach fill) dan juga menahan erosi.
Pengetahuan mengenai dinding penahan tanah (retaining walls) memang penting dipahami sebelum Anda menerapkannya pada konstruksi yang akan dikerjakan. Melalui ulasan di atas, dinding penahan tanah memang penting penggunaannya dan diperlukan dalam konstruksi seperti underpass dan basement. Pemasangan retaining walls ini dapat mencegah terjadi longsor akibat beban yang terus-menerus diterima oleh tanah.
Dari penjelasan di atas tentunya dari masing-masing dinding penahan tanah memiliki karakteristik yang berbeda-beda berdasarkan pada fungsi dan kegunaannya. Seorang insinyur sipil harus mampu mengetahui karakteristik jenis-jenis konstruksi dinding penahan serta kegunaannya dalam praktik konstruksi di lapangan. Semoga penyampaian terkait artikel ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dari penjelasan di atas tentunya dari masing-masing dinding penahan tanah memiliki karakteristik yang berbeda-beda berdasarkan pada fungsi dan kegunaannya. Seorang insinyur sipil harus mampu mengetahui karakteristik jenis-jenis konstruksi dinding penahan serta kegunaannya dalam praktik konstruksi di lapangan. Semoga penyampaian terkait artikel ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
untuk model pertama yang ada siripnya, itu yang benar siripnya didalam (ketanam tanah) atau siripnya diluar ya?
ReplyDelete