2025-06-17

7 Jenis Budgeting dalam Bisnis: Pilih Model Anggaran yang Paling Cocok untuk Perusahaan Anda

Author -  Lubis Muzaki



Dalam praktik bisnis, tidak ada satu pendekatan budgeting yang cocok untuk semua situasi. Setiap perusahaan memiliki karakteristik, tujuan, dan tantangan yang berbeda, sehingga cara menyusun anggaran pun harus disesuaikan. Oleh karena itu, penting bagi pelaku bisnis untuk mengenali berbagai jenis metode budgeting yang tersedia.

Memahami perbedaan dan keunggulan dari masing-masing jenis budgeting akan membantu manajemen dalam menentukan metode yang paling sesuai dengan kondisi perusahaannya. Dengan pendekatan yang tepat, perusahaan dapat mengalokasikan sumber daya secara lebih efisien, mengurangi pemborosan, dan mendukung pencapaian tujuan strategis.

Artikel ini akan membahas tujuh jenis budgeting yang umum digunakan dalam dunia bisnis, lengkap dengan karakteristik, keunggulan, serta tantangannya masing-masing.


1. Zero-Based Budgeting
 

Setiap periode anggaran dimulai dari nol, dan seluruh pengeluaran harus dijustifikasi dari awal.

  • Cocok untuk: perusahaan yang ingin menekan pemborosan dan memastikan semua biaya relevan.
  • Tantangan: prosesnya bisa memakan waktu karena setiap item perlu dievaluasi kembali.

2. Activity-Based Budgeting


Anggaran disusun berdasarkan aktivitas atau proses bisnis yang menjadi pemicu biaya (cost driver).

  • Cocok untuk: perusahaan manufaktur atau jasa yang ingin mengetahui hubungan langsung antara aktivitas dan pengeluaran.
  • Keunggulan: memberikan transparansi dalam struktur biaya dan meningkatkan efisiensi operasional.

3. Incremental Budgeting

Menggunakan angka anggaran sebelumnya sebagai dasar, lalu disesuaikan dengan persentase kenaikan atau pengurangan.

  • Cocok untuk: bisnis yang stabil atau tidak mengalami banyak perubahan.
  • Risiko: potensi pemborosan karena hanya mengandalkan histori, bukan kebutuhan aktual.

4. Value-Based Budgeting

Pengeluaran diarahkan hanya pada aktivitas atau proyek yang memberikan nilai tertinggi bagi perusahaan.

  • Cocok untuk: bisnis yang fokus pada efisiensi strategis dan penciptaan nilai.
  • Pendekatan ini mendorong perencanaan yang lebih selektif dan berorientasi hasil.

5. Capital Budgeting

Digunakan untuk merencanakan pengeluaran besar atau investasi jangka panjang, seperti pembelian aset, ekspansi, atau akuisisi.

  • Cocok untuk: perusahaan yang ingin tumbuh atau melakukan transformasi bisnis.
  • Biasanya melibatkan metode analisis seperti NPV (Net Present Value) dan IRR (Internal Rate of Return).

6. Top-Down Budgeting

Manajemen puncak menentukan anggaran, lalu didistribusikan ke departemen di bawahnya.

  • Cocok untuk: organisasi yang terpusat dan ingin kontrol ketat dari atas.
  • Keunggulan: prosesnya cepat dan konsisten, tapi bisa mengurangi rasa memiliki di level bawah.

7. Bottom-Up Budgeting



Setiap divisi atau unit kerja menyusun anggarannya masing-masing, lalu digabungkan ke tingkat perusahaan.

  • Cocok untuk: organisasi yang mendorong partisipasi dan transparansi dari seluruh tim.
  • Tantangan: prosesnya lebih lama dan butuh koordinasi intensif.

Memahami jenis-jenis budgeting ini penting agar perusahaan dapat memilih pendekatan yang paling sesuai dengan situasi bisnisnya. Lebih jauh lagi, software anggaran yang baik seharusnya cukup fleksibel untuk mendukung kombinasi dari beberapa pendekatan tersebut—karena dalam praktiknya, banyak perusahaan menggunakan pendekatan hybrid yang menyesuaikan konteks dan kebutuhan.

0 komentar

Post a Comment