2021-04-01

Pengertian Viral Marketing dan Tools Strategi Promosi Yang Sukses

Author -  Lubis Muzaki

Viral marketing adalah salah satu strategi pemasaran yang ampuh untuk mendatangkan ribuan atau bahkan jutaan pengunjung dengan cepat. Viral marketing ini mengacu pada teknik pemasaran menggunakan jaringan sosial yang sudah ada untuk meningkatkan brand awareness atau untuk mencapai tujuan pemasaran lainnya seperti meningkatkan transasksi penjualan produk baik dengan cara gratis maupun berbayar.

Viral di Media Sosial

Apa itu Viral Marketing?


Istilah viral digunakan untuk mendeskripsikan penyebaran pesan yang sangat cepat dan luas.

Viral marketing adalah konsep komunikasi pemasaran yang mengandalkan warganet (netizen) untuk menyebarkan pesan tentang produk melalui layanan media sosial ataupun media internet lainnya.

Dalam strategi pemasaran dengan teknik viral marketing, seseorang seolah-olah "mengifeksi" beberapa orang dengan sebuah tawaran dan kemudian orang tersebut akan menyebarkannya kepada pihak lain atau teman, sampai semua lingkungan virtual dapat terekspos.

Viral marketing tidak dapat menggantikan kegiatan strategi pemasaran lainnya seperti iklan, promosi, program giveaway, personal selling, remarketing, public relation dan lain sebagainya. Fungsi dari viral marketing adalah untuk melengkapi dan memperkuat kegiatan promosi lainnya tersebut. 


Tools Strategi Viral Marketing yang Sukses


Sebuah perusahaan tentunya mengharapkan informasi terkait produknya bisa menyebar secara cepat dan masif melalui layanan internet yang ada. Sehingga situs-situs jejaring sosial menjadi target dari para digital marketer untuk mempromosikan tentang apapun secara umum dari produk atau jasa.

Adapun aplikasi atau tools yang bisa digunakan dalam strategi viral marketing agar sukses adalah sebagai berikut:

1. E-mail
 
Sudah sejak lama kehadiran e-mail digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan. Meskipun saat ini penggunaan e-mail kalah pamor jika dibandingkan media sosial lainnya, namun untuk bisa mempunyai account media sosial seperti Instagram, Facebook, Tiktok dan lain sebagainya haruslah memiliki account e-mail ini.

Salah satu contoh viral marketing yang sukses menggunakan layanan email adalah pada saat pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun 2004, di mana e-mail menjadi salah satu andalan dari calon presiden dalam menyampaikan pesan kepada para calon pemilih. Kandidat presiden menggunakan pesan-pesan yang ada dalam e-mail untuk mempromosikan diri mereka lebih sering dibandingkan serangan lawan. 

Pesan tersebut kemudian dapat dikirimkan (diforward) kepada banyak pengguna email lainnya. Dengan demikian maka pesan-pesan e-mail kandidat Presiden dapat digolongkan kedalam bentuk pemasaran viral yang menawarkan cara unik dengan penyebaran yang cukup masif pada zamannya.

E-mail tetap akan terus digunakan sebagai media promosi perusahaan, bahkan untuk hal-hal terkait invoice, bukti transaski dan sebagainya. Selain itu, e-mail akan selalu dibutuhkan karena untuk memiliki akun layanan produk berbasis teknologi juga harus menggunakan sebuah alamat e-mail, seperti akun Gojek, Grab, Ovo, layanan fintech, dan lain sebagainya.

2. Blog atau Website

Dalam dunia teknologi informasi, blog atau website pernah menjadi tren tersendiri sebagai media penyampaian informasi, bahkan hingga sampai saat ini. Sebagaimana e-mail sebuah blog tidak hanya diciptkan untuk tujuan jejaring sosial di dunia maya saja, akan tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai sebuah media promosi sebuah produk dalam bisnis. Bahkan, untuk menjadi produk yang viral bisa menggunakan media blog ini.

Salah satu contoh yang pernah viral, meskipun bukan untuk sebuah pengenalan produk, adalah viralnya tulisan "KKN di Desa Penari".

3. Situs jejaring sosial

Keberadaan layanan situs jejaring sosial menjadi fenomena tersendiri. Layanan media sosial yang populer ada beberapa antara lain Facebook, Instagram, TikTok, YouTube, Path dan Twitter. 

Pada dasarnya sebuah media sosial adalah sebagai sarana sosial untuk warganet dalam berkomunikasi di internet dengan cepat dan mudah. Hal ini kemudian dijadikan peluang oleh para digital marketer untuk menawarkan ataupun mengiklankan suatu produk atau jasa di media sosial.

Jadi dapat dicontohkan mislanya pengguna Instagram yang banyak, itulah yang mendorong para digital marketer untuk melakukan aktivitas pemasaran di Instagram. Karena para pengguna yang sangat aktif sepanjang hari itu sehingga dapat sebagai pembawa atau pengirim pesan kepada temannya atau para pengguna lainnya secara cepat.

Baca juga: Perbedaan Key Opinion Leader (KOL) dan Influencer, Ini Cara Memilihnya sebagai Media Promosi!


Faktor Pendukung Dalam Viral Marketing



1. Konsumen
 

Netizien atau para pengguna media sosial dalam jaringan layanan internet saling terhubung satu dengan lainnya. Mereka akan saling berinteraksi secara teratur. 

Terdapat dua komponen yang membentuk interaksi antar konsumen di dunia maya, yaitu sebagai berikut:

  • Frekuensi, yaitu seberapa sering interaksi terjadi di antara konsumen; dan
  • Interaksi, yaitu tingkat kekuatan yang menunjukan level keterikatan dalam interaksi tersebut.


Hubungan antar konsumen yang semakin akrab dan erat tersebut memungkinkan lebih besar peluang terjadinya pemasaran yang viral baik di dunia maya maupun di dunia nyata.

2. Content Marketing Harus Buzz

Selanjutnya faktor pendukung keberhasilan viral marketing lainnya adalah faktor buzz, yaitu topik content markerting-nya harus hangat, menarik, dan unik untuk dibicarakan antar konsumen. 

Tanpa content marketing yang menarik, pemasaran tidak akan menyebar dengan sendirinya. Topik yang menarik seperti gossip, berita terkini yang trending terbukti membuat orang ramai membicarakannya dengan sukarela. Topik content marketing yang menarik ini disebut dengan istilah buzz.

3. Kondisi yang mendukung

Terdapat dua faktor psikologi pendukung yang membuat warganet terdorong untuk membicarakan suatu produk secara positif yang akhirnya viral di media sosial, yaitu:

  • Peer Pressure, yaitu pengaruh dari kelompok sebaya, sejenis (peer group). Peer preesure memberikan tekanan pada seseorang untuk mengikuti seseorang atau kelompoknya, baik dia sebenarnya menginginkannya atau tidak. Peer pressure membuat seorang individu melakukan sesuatu yang biasanya tidak ia lakukan.
  • Prestise atau kebanggaan, yaitu kebanyakan orang cenderung ingin dipandang dan dihormati oleh orang sekitarnya. Sehingga tak jarang, akibatnya seseorang ingin tampil di muka umum, dan salah satu bentuknya adalah menceritakan kepada orang lain mengenai produk yang dimiliki ataupun yang dikenalnya. Seseorang yang menceritakan sebuah produk tas mewah misalnya, bercerita kepada orang lain, ia akan merasa bangga jika produk yang diceritakan dan direkomendasikan tersebut kemudian dipakai oleh orang lain.

0 komentar

Post a Comment