2024-09-01

Memahami Perbedaan ETA Dan ETD Untuk Efisiensi Distribusi Logistik

Author -  Lubis Muzaki

Kedua istilah ETA (Estimated Time of Arrival) dan ETD (Estimated Time of Departure) sering digunakan dalam industri logistik untuk memperkirakan kapan barang akan tiba di tujuan atau kapan barang akan berangkat dari lokasi asal.

Penggunaan ETA dan ETD tidak sebatas sekadar perkiraan waktu, tetapi juga berperan penting dalam perencanaan dan koordinasi yang lebih luas.

 Dengan memahami ETA, penerima barang dapat mempersiapkan diri lebih baik untuk proses penerimaan barang. 

Sementara itu, ETD memberikan gambaran yang jelas kepada pengirim mengenai kapan barang harus siap untuk diberangkatkan, sehingga semua persiapan dapat dilakukan secara tepat waktu.

Namun, meskipun sering digunakan, masih banyak pihak yang bingung mengenai perbedaan antara ETA dan ETD serta bagaimana pengaruh keduanya dalam proses pengiriman barang.

Nah, artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang ETA dan ETD, menjelaskan perbedaan mendasar di antara keduanya, serta menguraikan bagaimana kedua istilah ini dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dalam proses pengiriman barang.




Perbedaan Utama antara ETA dan ETD


Berikut ini 6 perbedaan utama antara ETA dan ETD berdasarkan aspek tertentu:


1. Pengertian

ETA, atau Estimated Time of Arrival, adalah istilah yang digunakan untuk memperkirakan waktu kedatangan suatu barang atau kargo di tujuan akhirnya. 

Informasi ini membantu operator transportasi dan pengirim barang untuk merencanakan dan saling berkoordinasi sehingga proses pengiriman barang dapat dilakukan sesuai jadwal dan dapat meminimalkan potensi keterlambatan.

2. Waktu Fokus

Fokus utama ETA adalah kapan barang akan tiba di lokasi yang dituju, seperti pelabuhan, gudang, atau lokasi penerima lainnya. Informasi ETA sangat penting bagi penerima barang, yang perlu mempersiapkan penerimaan dan penanganan barang ketika tiba.

Sebaliknya, ETD adalah perkiraan waktu keberangkatan barang dari lokasi asal. ETD memberi gambaran kapan barang akan meninggalkan titik awal pengiriman, seperti pabrik, gudang, atau pelabuhan keberangkatan. 

Fokus utama ETD adalah memastikan bahwa semua persiapan untuk pengiriman, seperti pengepakan dan dokumentasi, telah selesai sebelum barang diberangkatkan.


3. Pengguna Informasi

Informasi ETA biasanya digunakan oleh penerima barang. Penerima memerlukan perkiraan ini untuk mengatur waktu dan sumber daya yang diperlukan dalam proses penerimaan, seperti menyiapkan area penyimpanan, mengalokasikan tenaga kerja, dan merencanakan distribusi selanjutnya.

Di sisi lain, ETD lebih relevan bagi pengirim barang. Pengirim memerlukan ETD untuk memastikan bahwa barang siap untuk dikirim pada waktu yang ditentukan dan untuk mengatur logistik pengangkutan. 

ETD juga membantu pengirim dalam mengkoordinasikan dengan pihak transportasi dan menginformasikan pelanggan tentang waktu pengiriman.


4. Pentingnya dalam Perencanaan


Memahami ETA membantu penerima dalam merencanakan aktivitas setelah barang tiba. Ini termasuk penjadwalan tenaga kerja, pengaturan proses bongkar muat, dan pengelolaan ruang penyimpanan. Jika terjadi perubahan pada ETA, penerima dapat menyesuaikan rencananya untuk menghindari penumpukan barang atau keterlambatan dalam distribusi.

Sedangkan, mengetahui ETD penting bagi pengirim untuk memastikan bahwa semua persiapan pengiriman telah dilakukan sebelum barang berangkat.

Dengan informasi tersebut, pengirim dapat melakukan perencanaan pengepakan, penyelesaian dokumen, dan koordinasi dengan layanan transportasi.

Keterlambatan dalam ETD dapat menyebabkan masalah dalam jadwal pengiriman, yang pada akhirnya bisa mempengaruhi ETA.

5. Analisis dan Optimalisasi


Dengan menganalisis tren ETA, perusahaan dapat mengidentifikasi masalah yang sering terjadi dalam rantai pasokan, seperti keterlambatan yang berulang. Dengan data yang diperoleh tersebut, perusahaan dapat melakukan perbaikan operasional, sehingga waktu tunggu dapat berkurang dan pengiriman jauh lebih efisien.

Sedangkan data ETD dapat digunakan pengirim untuk menganalisis penyebab hambatan yang dapat menghalangi keberangkatan tepat waktu. Dalam hal ini, termasuk identifikasi masalah di tahap awal proses pengiriman, seperti kendala produksi atau penundaan dalam penyelesaian dokumen.


6. Komunikasi dan Transparansi

Informasi mengenai ETA yang akurat kepada pelanggan dan pihak terkait sangat penting untuk menjaga transparansi dan membangun kepercayaan. Ketika pelanggan mengetahui kapan barang mereka akan tiba, mereka bisa mengatur diri dengan lebih baik, mengurangi ketidakpastian, dan meningkatkan kepuasan.

Sementara itu komunikasi yang efektif mengenai ETD kepada tim operasional dan pihak transportasi sangat penting untuk memastikan bahwa semua persiapan telah dilakukan dengan baik sebelum keberangkatan. 

Hal ini membantu mencegah keterlambatan dan memastikan pengiriman berjalan lancar.


Cara Memperhitungkan ETD dan ETA


Keduanya, baik ETA maupun ETD, bukanlah sekadar angka atau estimasi, tetapi juga hasil dari perhitungan yang didasarkan pada berbagai faktor operasional. 

Memahami cara kerja ETA dan ETD dapat membantu perusahaan memaksimalkan efisiensi dan mengurangi potensi kesalahan dalam pengiriman.


1. Cara Menentukan ETD (Estimated Time of Departure)

ETD adalah perkiraan waktu kapan barang akan berangkat dari titik asalnya, seperti pabrik, gudang, atau pelabuhan keberangkatan. Cara menentukan ETD melibatkan beberapa langkah:


a. Penjadwalan Produksi dan Pengemasan


Sebelum barang bisa dikirim, proses produksi dan pengemasan harus diselesaikan. Penjadwalan yang tepat pada tahap ini memastikan bahwa barang siap untuk dikirim pada waktu yang telah direncanakan.

b. Koordinasi dengan Transportasi

Setelah barang siap, perusahaan perlu berkoordinasi dengan penyedia jasa moda transportasi logistik, baik itu truk, kapal, atau pesawat, untuk menentukan jadwal keberangkatan. 

Transportasi yang dipilih juga mempengaruhi ETD, karena waktu keberangkatan harus sesuai dengan jadwal moda transportasi yang digunakan.

c. Dokumentasi dan Persetujuan


Sebelum barang dapat diberangkatkan, semua dokumen yang diperlukan, seperti faktur, surat jalan, dan dokumen kepabeanan, harus disiapkan dan disetujui. Proses ini harus diselesaikan sebelum waktu keberangkatan yang telah ditentukan.


d. Penetapan ETD


ETD ditetapkan berdasarkan jadwal keberangkatan yang telah direncanakan, biasanya mencerminkan kapan barang akan meninggalkan lokasi asal. Misalnya, jika sebuah truk dijadwalkan berangkat pukul 11:00 dari gudang, maka ETD akan dicatat sebagai pukul 11:00.

e. Pemantauan dan Penyesuaian

Meskipun ETD telah ditetapkan, perubahan bisa saja terjadi akibat faktor-faktor seperti cuaca buruk, keterlambatan dalam persiapan barang, atau masalah teknis. Oleh karena itu, ETD harus terus dipantau dan diperbarui jika ada perubahan yang signifikan.


2. Cara Menentukan ETA (Estimated Time of Arrival)

ETA adalah perkiraan waktu kapan barang akan tiba di lokasi tujuan, seperti pelabuhan, gudang, atau alamat pelanggan. Berikut adalah cara menghitung ETA:


a. Perhitungan Jarak dan Kecepatan


ETA dihitung berdasarkan jarak antara titik keberangkatan dan tujuan serta kecepatan rata-rata transportasi yang digunakan. 

Misalnya, jika barang dikirim dari gudang pada pukul 11:00 dengan jarak tempuh 100 kilometer dan kecepatan rata-rata truk adalah 50 km/jam, maka ETA akan dihitung sebagai pukul 13:00.

b. Faktor Waktu Tempuh

Waktu tempuh juga dipengaruhi oleh kondisi lalu lintas, cuaca, serta jenis jalan atau rute yang dilalui. Oleh karena itu, perkiraan ETA harus mempertimbangkan kemungkinan hambatan yang mungkin terjadi di sepanjang rute.

c. Koordinasi dengan Rantai Pasokan


ETA juga dipengaruhi oleh seberapa baik koordinasi dalam rantai pasokan. Jika barang harus melalui beberapa titik transit atau penanganan ulang di pelabuhan, waktu tambahan harus diperhitungkan dalam ETA.

d. Penggunaan Teknologi


Teknologi pelacakan modern memungkinkan perusahaan logistik untuk memberikan ETA yang lebih akurat. Dengan menggunakan GPS dan sistem manajemen transportasi, perusahaan dapat memantau pergerakan barang secara real-time dan memberikan ETA yang diperbarui kepada penerima barang.

e, Penyesuaian ETA


Seperti halnya ETD, ETA juga bisa berubah. Faktor-faktor seperti keterlambatan pengiriman, penundaan di pelabuhan, atau perubahan kondisi cuaca bisa mempengaruhi waktu kedatangan.

 Oleh karena itu, perusahaan perlu secara rutin memperbarui ETA untuk menjaga transparansi dan keakuratan informasi kepada pelanggan.

Contoh Implementasi

Untuk memberikan gambaran praktis, bayangkan sebuah perusahaan e-commerce yang mengirimkan barang dari gudang di Jakarta ke pelanggan di Bandung. 

Jika barang berangkat dari gudang pada pukul 08:00 pagi dan diperkirakan akan sampai dalam waktu tiga jam, maka ETD-nya adalah pukul 08:00 dan ETA-nya adalah pukul 11:00. 

Jika terjadi kemacetan lalu lintas di jalan tol, ETA mungkin perlu diperbarui menjadi pukul 12:00 untuk mencerminkan keterlambatan tersebut.


Contoh Penggunaan ETA dan ETD dalam Praktik


Berikut adalah beberapa contoh praktis tentang bagaimana ETA dan ETD digunakan dalam berbagai konteks untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pengiriman logistik.


1. Perencanaan Penerimaan Barang

Contoh Kasus: Toko Online

Toko online sering kali menggunakan ETA untuk memprediksi kapan barang pesanan pelanggan akan tiba. 

Misalnya, jika seorang pelanggan memesan produk elektronik dengan estimasi pengiriman 3-5 hari kerja, toko online akan memberikan ETA berdasarkan jadwal pengiriman yang ditetapkan oleh kurir.

Toko online menggunakan sistem manajemen logistik untuk memperkirakan ETA berdasarkan lokasi pengiriman dan metode pengiriman yang dipilih. Misalnya, jika barang dikirim dari Jakarta dan tujuan adalah Surabaya dengan layanan ekspres, ETA mungkin ditetapkan dalam waktu 2 hari. 

Pelanggan akan menerima notifikasi tentang ETA, memungkinkan mereka untuk mempersiapkan penerimaan barang.


2. Manajemen Gudang

Contoh Kasus: Gudang Distribusi

Gudang menerima informasi ETD dari pemasok dan merencanakan ruang penyimpanan dan tenaga kerja berdasarkan perkiraan kedatangan. Jika ETD dari pemasok adalah 10:00 pagi pada tanggal 15, gudang akan mempersiapkan area penerimaan dan alokasi staf untuk mengelola barang pada waktu tersebut.

Dengan mempersiapkan ruang dan sumber daya berdasarkan ETD, gudang dapat mengoptimalkan proses penerimaan barang, mengurangi waktu tunggu, dan menghindari penumpukan stok.


3. Pelacakan Pengiriman

Contoh Kasus: Layanan Kurir


Perusahaan kurir atau logistik menggunakan ETA untuk memberikan pembaruan status kepada pelanggan tentang waktu kedatangan paket mereka. Misalnya, pelanggan yang menggunakan layanan kurir ekspres dapat memantau ETA paket mereka melalui aplikasi atau situs web pelacakan.


4. Koordinasi Antar Pihak

Contoh Kasus: Rantai Pasokan Global

Misalnya, sebuah pabrik di China mengirimkan barang ke distributor di Eropa. Pabrik mengirimkan ETD kepada distributor, yang kemudian menggunakan informasi ini untuk merencanakan kedatangan barang dan mengatur distribusi lebih lanjut. 

Distributor akan memberikan ETA kepada pengecer untuk menginformasikan kapan barang akan tiba di toko mereka.

Koordinasi yang baik berdasarkan ETA dan ETD memastikan bahwa semua pihak dalam rantai pasokan dapat merencanakan dengan baik dan menghindari keterlambatan atau masalah distribusi.



5. Pengoptimalan Rute Pengiriman


Contoh Kasus: Perusahaan Logistik


Perusahaan logistik menggunakan ETA dan ETD untuk mengoptimalkan rute pengiriman dan meningkatkan efisiensi operasional.

Perusahaan logistik menggunakan data ETD untuk menentukan kapan barang akan berangkat dari pusat distribusi dan memperkirakan ETA di berbagai lokasi pelanggan. Mereka menggunakan informasi ini untuk merencanakan rute terbaik, meminimalkan waktu tempuh, dan mengurangi biaya bahan bakar.

0 komentar

Post a Comment