Setiap kegiatan usaha atau bisnis pasti memiliki risiko. Sebagai pebisnis, dimana ia akan berhadapan dengan berbagai permasalahan yang perlu segera diputuskan. Salah satu masalah dalam dunia usaha adalah risiko bisnis itu sendiri.
Apa itu Risiko Usaha?
Risiko usaha adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari laba yang diinginkan oleh pengusaha sehingga menimbulkan kerugian.
Mengembangkan suatu bisnis yang memiliki potensi yang bagus dan yang mempunyai keunggulan komparatif adalah tidak mudah karena dalam banyak kenyataan pengembangan bisnis dihadapkan pada masalah risiko (risk) dan ketidakpastian (uncertainty).
Risiko usaha tidak cukup dihindari, tetapi harus dihadapi dengan
cara-cara yang dapat memperkecil kemungkinan terjadinya suatu kerugian.
Risiko usaha dapat datang kapan saja, untuk mengindarinya, maka perusahaan harus memiliki manajemen risiko yang dikelola dengan baik.
Jenis-jenis Risiko Usaha
Pada proses usaha sudah pasti terdapat risiko yang tidak pasti. Risiko yang mempengaruhi diantaranya risiko tenaga kerja, risiko marketing, risiko keuangan, risiko lingkungan, risiko teknologi, risiko pasar, risiko pengembangan aset, risiko kerjasama, dan risiko kebijakan pemerintah.
1. Risiko Produksi
Risiko produksi yang timbul biasanya adalah hasil produk yang cacat. Perusahaan memang harus mengusahakan untuk mencapai zero defect dalam produksinya.
Produk cacat yang tidak lolos pada tahap quality control akan berdampak pada kekecewaan konsumen yang membeli produk tersebut.
Hal ini tentunya akan menimbulkan komplain atau review yang buruk dari pelanggan. Oleh karenanya risiko usaha ini akan berdampak pada menurunnya jumlah konsumen.
2. Risiko Tenaga Kerja
Tenaga kerja diperlukan untuk menjalankan usaha dan mengembangkannya ke arah yang lebih baik. Namun, sayangnya masalah jjustru kerap muncul dari sumber daya manusia itu
sendiri. Misalnya sifat para pekerja yang kurang baik, malas bekerja, dan tidak bertanggung jawab, sehingga menimbulkan
kerugian bagi perusahaan.
Untuk mengantisipasi risiko usaha jenis ini adalah perusahaan harus lebih cermat dalam melakukan perekrutan karyawan. Selain dalam tahap perekrutan karyawan, perusahaan juga perlu melakukan mentoring dan training agar sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan menjadi aset yang dapat melakukan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik.
3. Risiko Marketing
Jenis risiko ini berkaiatan erat dengan proses pemasaran produk.
Kemungkinan risiko yang muncul adalah eksekusi marekting yang gagal, sehingga produk tidak dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
Untuk itu, menguasai teknik marketing merupakan sebuah keharusan. Cara yang dapat ditempuh diantaranya
adalah sering-sering mengikuti seminar atau workshop tentang teknik-teknik marketing, banyakin baca buku bertemakan bisnis dan marketing, dan belajar langsung
dari mentor atau seseorang yang telah sukses.
4. Risiko Keuangan
Jenis risiko usaha yang satu ini pada umumnya akan berdampak pada kerugian aspek keuangan perusahaan.
Sebagai pengusaha, kamu harus siap dengan risiko ketidakpastian income atau pendapatan usaha. Kadang naik, dan kadang turun.
Yang perlu perusahaan lakukan adalah mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan terburuk dan menyiapkan langkah-langkah penyelesaiannya
agar perusahaan tidak terus mengalami kerugian yang signifikan.
5. Risiko Lingkungan
Dampak perusahaan pada lingkungan tidak jarang mengakibatkan kerugian bagi masyarakat di sekitarnya. Seperti usaha makanan kaleng yang menghasilkan limbah pabrik. Jenis usaha tersebut tentu saja tidak ramah lingkungan yang dapat
merugikan lingkungan sekitar.
Untuk itu, perusahaan harus siap mengeluarkan biaya lebih untuk menangani masalah limbah pabrik tersebut sehingga dampak lingkungan dari aktivitas pabrik dapat diminimalisir atau bahkan dihilangkan.
6. Risiko Teknologi
Jenis risiko usaha yang
sering muncul lainnya adalah risiko teknologi yang digunakan. Untuk menghasilkan produk dengan jumlah yang banyak dan membutuhkan waktu yang relatif cepat, pekerja umumnya akan dibantu dengan teknologi atau mesin.
Risiki yang sering muncul adalah lama waktu pemakaian alat atau mesin tersebut. Jika peralatan produksi digunakan terlalu lama dan tidak dilakukan service
secara berkala, maka kemungkinan alat akan cepat rusak. Hal ini tentu akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan, maka dari
itu perawatan alat, mesin dan teknologi benar-benar harus diperhatikan.
7. Risiko Pasar
Risiko pasar merupakan risiko yang timbul karena adanya persaingan usaha, perubahan gaya
hidup pelanggan, perubahan pola persaingan, atau munculnya pesaing baru
yang potensial di pasar produk.
Mungkin saja saat ini permintaan pasar atas produk
kamu cukup besar, namun siapakah yang menjamin dalam jangka panjang, 5 atau 10
tahun ke depan? Persaingan yang semakin ketat harus kamu pertimbangkan dalam membuat keputusan perusahaan. Kamu
harus selalu melakukan inovasi dan perbaikan terus menerus terhadap produk kamu.
8. Risiko Kerjasama
Tidak selalu dengan menjalin kerjasama dengan pihak lain, maka usaha kamu akan lebih meroket. Nyatanya ketika kamu ingin ber-partner dengan orang lain atau perusahaan lain, kamu harus pintar-pintar memilih partner yang akan kamu ajak kerjasama.
Kamu harus mengenal terlebih
dahulu orang tersebut dengan lebih baik agar terhindar dari risiko penipuan yang berdampak pada timbulnya kerugian perusahaan.
9. Risiko Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah yang paling kentara berdampak pada dunia bisnis adalah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akibat adanya penyebaran virus covid-19 di tahun 2020-2021. Risiko ini tentunya menimpa para pelaku usaha, mulai dari pariwisata, kuliner, jasa akomodasi hotel, tempat hiburan, dan lain sebagainya.
Sebagai
warga negara yang baik, pelaku usaha harus menaati peraturan dan
hukum yang berlaku. Pemerintah biasanya
selalu memberikan peraturan yang mana peraturan tersebut harus dijalankan oleh para pelaku usaha, mulai dari pengenaan pajak, ketentuan ekspor dan impor barang, pendaftaran hak paten, dan lain sebagainya.
Sebelum memutuskan untuk membuka usaha, pastikan jenis usaha yang akan kamu
jalankan tidak melanggar peraturan atau kebijakan dari pemerintah sehingga usahamu legal dan mendapatkan jaminan hukum.
Jenis-jenis Usaha Minim Risiko
Usaha minim risiko umumnya dapat kita temukan pada jenis-jenis usaha yang membutuhkan modal yang kecil. Dengan modal yang kecil, bisnis tersebut juga memiliki risiko kerugian yang kecil. Lain halnya dengan bisnis yang memerlukan modal besar, tentu risiko yang harus ditanggung oleh pelaku usaha juga besar.
Berikut ini adalah contoh bisnis dengan risiko kerugian yang kecil:
- Usaha rumahan (home industry);
- Lembaga bimbingan belajar;
- Laundry;
- Jasa penerjemah dan pengetikan; dan lain sebagainya
Pengetahuan tentang hubungan antara risiko dengan pendapatan merupakan bagian yang penting dalam manajemen bisnis.
Dari
usaha yang dijalankan akan menghasilkan suatu produk. Produksi yang
dihasilkan dari kegiatan usaha dikali dengan harga penjualan akan
menghasilkan penerimaan. Dimana jika penerimaan tersebut dikurangi
dengan biaya produksi maka akan menghasilkan pendapatan bagi pengusaha.
Penerimaan
yang diterima pelaku usaha merupakan pendapatan kotor. Sedangkan
penerimaan yang sudah dikurangi biaya produksi merupakan pendapatan
bersih yang diterima oleh pelaku usaha.
0 komentar
Post a Comment