2022-04-19

Contoh Konflik Dalam Berorganisasi dan Cara Mengatasinya

Author -  Lubis Muzaki

Bergabung atau menjadi bagian dalam suatu organisasi/perusahaan sudah barang tentu memiliki banyak manfaat. Anda bisa belajar bersosialisasi dengan orang lain, merencanakan kegiatan, menjalankan tugas, dan lain sebagainya. Namun, terkadang tetap ada beberapa contoh konflik dalam berorganisasi yang mungkin saja akan terjadi.

Konflik dalam organisasi bisa saja bukan hal negatif tetapi konflik positif. Lalu, apa itu konflik dalam organisasi? Apa saja contoh konflik dalam berorganisasi? Simak langsung artikel tentang konflik dalam organisasi dan cara mengatasinya dengan tepat di bawah ini!




Apa Itu Konflik dalam Beroganisasi?


Konflik merupakan suatu kondisi ketika terjadi perbedaan pendapat atau perselisihan lainnya antara satu pihak dengan pihak lainnya, sehingga menimbulkan dampak atau akibat lainnya. Konflik dapat ditunjukkan dengan adanya sikap permusuhan, tidak suka, bahkan tindakan mengganggu lainnya.

Konflik dalam berorganisasi merupakan sebuah konflik yang timbul di dalam suatu organisasi/perusahaan, sehingga menyebabkan masalah atau dampak kepada organisasi itu sendiri dan anggota di dalamnya bahkan orang lain di luar organisasi tersebut.

Suatu konflik dalam organisasi bisa terjadi antar anggota organisasi baik itu secara horizontal maupun vertikal berdasarkan jabatan. Selain itu, konflik juga dapat terjadi antara satu tim divisi dengan satu tim divisi lainnya di dalam organisasi. Ada juga konflik yang terjadi antara organisasi dengan organisasi lain.

Permasalahan di dalam organisasi/perusahaan memang tidak dapat dihindari secara penuh. Hal ini karena di dalam suatu organisasi tersebut memiliki banyak anggota/karyawan dan sistem kerjanya melibatkan banyak kepentingan.

Namun, alangkah lebih baiknya jika konflik atau masalah di dalam organisasi bisa dicegah agar tidak bertambah parah. Sebaiknya, ketika sudah muncul indikasi adanya konflik dalam organisasi, maka sebaiknya segera diatasi dengan cara yang baik tanpa pertengkaran.

Manfaat Konflik dalam Berorganisasi


Konflik yang terjadi di dalam suatu organisasi tidak selalu merupakan konflik negatif. Ada juga konflik positif yang sering kali terjadi di dalam organisasi. Berikut ini beberapa manfaat dari konflik yang terjadi di dalam organisasi, yaitu:

1. Masalah-masalah yang semula terpendam dapat terungkap, sehingga dapat lebih cepat diselesaikan.

2. Membuat suasana di dalam organisasi lebih terbuka dan jujur dengan adanya upaya penjelasan atau klarifikasi dari masing-masing pihak yang berselisih.

3. Menyesuaikan kembali prinsip-prinsip dalam organisasi.

4. Konflik dapat bermanfaat untuk meningkatkan kohesi atau rasa saling memiliki dan peduli.

5. Melatih organisasi untuk melakukan manajemen penangan konflik.

6. Membantu adaptasi individu dengan lingkungan yang mungkin tidak dibayangkan sebelumnya.

7. Memberikan pengalaman dan pembelajaran agar konflik serupa tidak pernah terjadi lagi.


Penyebab Konflik di Dalam Organisasi


Apa saja yang membuat konflik dalam organisasi bisa terjadi? Beragam penyebab bisa menjadi pemicu terjadi konflik di dalam organisasi. Berikut ini beberapa contoh alasan yang menjadi penyebab timbulnya konflik di dalam organisasi, yaitu:

  • Adanya perbedaan pendapat di dalam organisasi antar satu anggota dengan anggota lain.
  • Kesalahpahaman akibat kurangnya komunikasi organisasi atau kesalahan dalam memproses informasi yang diterima.
  • Sikap dalam berkomunikasi yang buruk atau tidak jelas.
  • Merasa mendapat perlakuan tidak adil dan berbeda dengan anggota organisasi lainnya.
  • Perasaan tidak dipedulikan atau dianggap serius oleh anggota lain atau divisi lainnya.
  • Merasa semua beban organisasi hanya ditujukan pada beberapa orang.
  • Kurangnya pembagian kerja dan tanggung jawab yang adil serta menyeluruh bagi semua anggota organisasi.
  • Program kerja yang ternyata tidak didukung oleh berbagai pihak lain.
  • Pengambilan keputusan yang bersifat pusat tanpa pernah melibatkan anggota organisasi lainnya.
  • Perbedaan karakteristik atau kepribadian masing-masing anggota organisasi.
  • Tingkat adaptasi kondisi atau budaya organisasi yang rendah atau kurang.
  • Kurangnya rasa kepercayaan yang terjadi antar anggota organisasi.
  • Sumber daya yang langka di dalam satu organisasi.
  • Perubahan yang terjadi secara mendadak di dalam organisasi.


Contoh Konflik Positif


Konflik apa saja yang sering terjadi di organisasi? Berikut ini beberapa contoh konflik dalam berorganisasi yang sering terjadi, yaitu:

1. Perbedaan ide atau pendapat di dalam diskusi tentang program kerja yang akan dilaksanakan.

2. Kurangnya dukungan dari pihak lainnya atau sponsor dalam pelaksanaan program kerja.

3. Kesalahpahaman dalam menyampaikan informasi.

4. Tugas dan tanggungjawab yang tidak terdistribusi dengan adil antar anggota organisasi.

5. Kurangnya rasa saling tolong menolong antar divisi dalam satu organisasi.


Manajemen Konflik dalam Berorganisasi dan Cara Mengatasinya




Setelah mengetahui beberapa contoh konflik dalam berorganisasi, tentunya Anda harus memahami manajemen konflik dan cara untuk mengatasi konflik tersebut. Berikut ini beberapa cara untuk mengatasi konflik organisasi berdasarkan penyebabnya, yaitu:


1. Meluruskan Kembali Informasi yang Salah

Komunikasi yang buruk dapat menyebabkan informasi yang disampaikan keliru bahkan kesalahpahaman. Konflik yang timbul akan sangat mempengaruhi kinerja organisasi. Lalu, bagaimana cara untuk mengatasinya?

Cara mengatasinya adalah memperbaiki komunikasi yang salah dan menyampaikan pesan atau informasi yang tepat dari satu pihak ke pihak lain yang dituju. Selain itu, kesalahpahaman juga dapat dicegah dengan lebih teliti ketika menerima informasi maupun ketika menyampaikan informasi.


2. Mengadakan Diskusi atau Musyawarah Terbuka

Konflik dalam suatu organisasi juga dapat diselesaikan dengan mengadakan diskusi atau musyawarah antara anggota organisasi. Di dalam diskusi ini, masing-masing pihak harus mengungkapkan pendapat dan alasan yang tepat serta ide-ide kreatif.

Keputusan di dalam diskusi dapat diambil dengan mempertimbangkan berbagai pendapat dan faktor penting lainnya.


3. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Lebih Adil

Ketika terjadi konflik karena tidak adilnya pembagian kerja di dalam organisasi, maka perlu dilakukan perombakan ulang tentang pembagian kerja. Cara mengatasi konflik ini membutuhkan pihak ketiga yang paling bijak dan dapat mengambil keputusan dengan tepat.


4. Melibatkan Pihak Ketiga dalam Menyelesaikan Konflik 

Jika permasalahan sudah terlalu besar dan sulit diselesaikan, maka cara untuk mengatasinya adalah dengan melibatkan orang ketiga sebagai penengah. Orang ketiga yang dimaksud adalah pembimbing organisasi tersebut, misalnya senior, alumni, atau pengajar.


5. Melakukan Evaluasi Internal Organisasi

Evaluasi internal organisasi juga bisa menjadi salah satu cara yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan di dalam suatu organisasi. Tindakan ini bukan hanya untuk menyelesaikan konflik, tetapi juga bisa menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan agar konflik serupa tidak terjadi kembali.

Di dalam evaluasi internal organisasi juga memungkinkan adanya perubahan organisasi yang terjadi sebagai upaya pencegahan konflik kembali.


Beberapa contoh konflik dalam berorganisasi di atas bisa menjadi pembelajaran yang bernilai positif. Ketika suatu masalah atau konflik terjadi di dalam organisasi, maka sebaiknya konflik tersebut segera diatasi dengan cara yang baik agar tidak menimbulkan dampak lainnya.

0 komentar

Post a Comment