2023-07-29

Bersama AI Credit Scoring Amartha, Jayalah UMKM Indonesia

Author -  Lubis Muzaki



Pada gambar screenshot di atas, tertera nama Rumah Makan Pujarestu sebagai pemenang tender Pengadaan Makanan dan Minuman Rapat di Pemda Kabupaten Belitung. Rumah makan ini termasuk ke dalam kelompok UMKM yang memiliki kesempatan untuk mendapatkan proyek dari pemerintah, lagi dan lagi untuk kedepannya. Bahkan tidak hanya terbatas di Kab. Belitung, namun juga bisa menjadi Penyedia pada seluruh satuan kerja (satker) di seluruh Indonesia.

Saya sendiri yakin, di sekeliling kita masih banyak ibu-ibu yang memiliki skill memasak yang tak kalah dengan chef di Rumah Makan Pujarestu di atas. Mereka lebih banyak memilih untuk menjadi juru masak di acara kondangan tetangganya yang punya gawe

Contohnya Mbak Mut, tetangga rumahku. Mbak Mut ini juru masak di desaku yang cukup terkenal. Masakannya yang enak meskipun dengan bumbu racikan yang minim menjadikannya banyak dipercaya oleh pelanggannya. Bahkan, jasanya tidak jarang dipake oleh orang-orang sampai keluar dari desanya.


Tak ada yang salah, sih. Namun, mungkin akan berbeda cerita ketika orang seperti Mbak Mut ini tahu adanya kesempatan untuk mengembangkan usahanya. Dan mungkin juga akan berbeda cerita jika ada pemberi modal yang siap membantu memperlancar usahanya. Bisa saja nanti akan lahir pengusaha-pengusaha UMKM di bidang F&B layaknya Rumah Makan Pujarestu yang mampu memberdayakan masyarakat sekitar. Mereka bisa melebarkan sayapnya, tidak hanya melayani konsumen (end user), namun juga menjadi Penyedia di tender pemerintahan.

Ngomongin tender atau Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (PBJP). Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk melibatkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam tender/lelang guna mendorong pertumbuhan sektor ini. Namun sayangnya realisasi keterlibatan UMKM dalam tender masih berada di bawah target yang ditetapkan Presiden.

Kepala Lembaga Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), Hendrar Prihadi, mengungkapkan bahwa hingga akhir 2022, hanya 34,5 persen pelaku UMKM yang terlibat dalam tender pemerintahan. Meskipun angka ini menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, namun masih belum mencapai target minimal, yaitu 40 persen yang telah ditetapkan oleh Presiden.

Lalu, apa saja sih penyebabnya banyak UMKM belum terjun ke dunia PBJ?

Seperti pada umumnya dunia bisnis, UMKM di berbagai daerah di Indonesia tidak terlepas dari beragam tantangan. Tantangan yang jamak ditemui adalah kurangnya dukungan finansial atau akses keuangan berupa modal usaha. Apalagi, dari sepanjang yang saya ketahui, dunia tender ini dikenal dengan "ada barang, maka ada uang". Alias, Penyedia (dalam hal ini UMKM/Pelaku Usaha lainnya) menjalankan kontrak/kewajibannya hingga serah terima barang, baru kemudian pembayaran bisa dicairkan.

Nah, bagaimana jika UMKM tersebut tidak punya dana/modal untuk menjalankan kontrak yang telah disepakati? Pasti larinya ke lembaga keuangan, bukan? Sayangnya ni, tidak sedikit pelaku usaha di daerah-daerah yang termasuk dalam kategori underbanked segments. Mereka kesulitan untuk mendapatkan modal usaha maupun pinjaman dari lembaga keuangan meskipun golongan tersebut memiliki potensi bisnis yang besar.

Pihak lembaga perbankan ataupun Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) enggan "meliriknya" karena berbagai alasan. Dari sudut pandang lembaga keuangan, alasannya karena credit score calon debitur (peminjam) yang dinilai kurang memenuhi syarat dan berpotensi menimbulkan kredit macet atau gagal bayar.


Amartha Dan UMKM Negeri


UMKM kini bisa daftar ke e-procurement atau e-katalog dan memiliki kesempatan dipilih oleh Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah (K/L/PD) untuk mengerjakan proyek pemerintah. Sangat beda jauh lho, dengan tender konvensional yang belum tersentuh teknologi yang tidak memberi ruang sama sekali bagi para pelaku UMKM. 

Guna mewujudkan UMKM yang bertumbuh dan berkembang, pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Meskipun Pemerintah telah menyediakan alat berupa e-procurement atau e-katalog untuk membantu sektor UMKM agar bisa naik kelas, saya rasa alat itu tidak cukup ampuh jika tidak didukung dengan akses modal yang memudahkan bagi pelaku UMKM.

Apalagi seperti kewirausahaan mikro dan kecil yang berada di lapisan piramida terbawah. Mereka akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan pinjaman modal usaha. Pemberi pinjaman, seperti bank atau fintech, harus memastikan si peminjam mendapatkan porsi pinjaman yang sesuai dan memiliki kemampuan bayar untuk mengembalikannya. Mekanisme ini disebut sebagai proses Credit Scoring.


Nah, dengan hadirnya AScore.ai by Amartha, pelaku UMKM seperti Mbak Mut bisa dengan lebih mudah memperoleh skor kredit dan akses permodalan UMKM untuk mendapatkan modal usaha. Entah itu mengerjakan proyek pemerintah ataupun memproduksi barang atau membuka jasa yang melayani konsumen akhir (end user).

Jika mendapatkan proyek pemerintah atau Pihak Ketiga lainnya (BUMN, BUMD, dan institusi swasta), pelaku UMKM dapat mengajukan pembiayaan faktur. Yaitu UMKM bisa mendapatkan pencairan pinjaman dengan cukup mendaftarkan dokumen berupa invoice/PO. 

Sementara itu, jika ingin mendapatkan modal usaha lainnya, pelaku UMKM bisa mengajukan Pinjaman Kelompok. Peminjam cukup mendaftarkan profil dan rencana usaha UMKM yang jelas. Setelah itu, pihak Amartha akan memberikan nilai skor kredit serta jumlah pinjaman modal usaha yang disetujui.


Amartha Dan AI Scoring Credit Ciptaannya


Kepedulian Amartha untuk menumbuhkan dan mengembangkan UMKM Indonesia tidak sampai di situ saja. Tidak hanya memberikan modal, namun seperti yang telah disebutkan sebelumnya, jika Amartha ini juga menyediakan tool berupa AI Credit Scoring. Sistem ini bekerja dengan berbantuan Articial Intelligence (AI) untuk menilai kelayakan si peminjam ketika mengajukan pinjaman. Sistem yang dibuat Amartha ini diberi nama AScore.ai.

Lalu, untuk siapa sih Ascore.ai ini?





AScore.ai dapat dimanfaatkan baik untuk institusi bisnis maupun individu. Ini sebagai bukti jika Amartha benar-benar tidak hanya ingin melaju sendirian. 

Melalui AScore.ai yang telah dikembangkannya, Amartha ingin membuka kesempatan selebar-lebarnya bagi institusi keuangan. Mulai dari fintechmicrofinance/lembaga pembiayaan, perbankan seperti BPR dan BPD, koperasi, paguyuban tani, hingga marketplace yang memiliki layanan produk paylater atau pinjaman. 

Dengan AScore.ai institusi keuangan tersebut bisa melakukan verifikasi risiko, mengecek kredit nasabah, credit underwriting, dan advance credit analysis sekalipun nasabahnya adalah unbanked dan unbankbale. 

Institusi tidak perlu repot-repot mengembangkan teknologi credit decisioning solution sendiri. Dengan kolaborasi ini, tentu akan semakin banyak institusi yang dapat memperluas jangkauannya ke pangsa pasar masif seperti UMKM. Ini sekaligus dapat membantu peningkatan inklusi keuangan di Indonesia.

Sementara itu pada segmen individu, AScore.ai menyediakan layanan yang bermanfaat bagi masyarakat luas, terutama dalam hal akses keuangan. Pengguna dapat menggunakan informasi dari AScore.ai untuk mempersiapkan diri sebelum mengajukan pinjaman ke lembaga keuangan formal. Dengan profil risiko yang diketahui, mereka dapat memilih pinjaman yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan keuangannya.

Selain menyediakan perhitungan profil risiko, AScore.ai juga menawarkan fitur simulator skor kredit. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk melakukan simulasi tentang bagaimana keputusan keuangan tertentu akan mempengaruhi skor kredit mereka di masa depan.

Contohnya, jika seseorang berencana untuk mengajukan pinjaman baru, mereka dapat menggunakan simulator skor kredit untuk melihat bagaimana skor kredit diperkirakan akan berubah setelah pinjaman tersebut disetujui atau ditolak. Dengan demikian, pengguna dapat mempertimbangkan opsi-opsi keuangannya dengan lebih bijaksana.

Tidak sampai di situ saja. Dalam peruntukannya untuk individu, pemanfaatan AScore.ai membuat kamu yang ingin menjadi investor di Amartha dapat memperoleh gambaran informasi mengenai kemampuan dan kemauan bayar pelaku UMKM sebagai calon peminjamnya.

Saat berinvestasi lewat Amartha tentunya ingin imbal hasil, kan? Nah, salah satu tool yang dapat digunakan adalah AI Scoring Credit ini. Kamu bisa memanfaatkannya untuk menyeleksi calon penerima pinjaman. Kamu bisa menentukan pilihan pendanaan dengan tingkat risiko dan imbal hasil yang sesuai dengan melihat profil mitra usaha yang akan didanai.


Amankah Amartha Dan AScore.ai? Yuk Kenalan!


Amartha merupakan platform teknologi keuangan mikro yang menjadi pemegang lisensi P2P lending dan telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Mungkin kalian sudah tidak asing lagi dengan nama Rudiantara, bukan? Beliau adalah mantan Menteri Komunikasi dan Informatika dan sejak 2021 telah menjadi komisaris utama Amartha. Sementara itu Andi Taufan Garuda Putra, yang merupakan mantan staf khusus kepresidenan, adalah pendiri dan juga CEO Amartha. Bagaimana, masihkah mempertanyakan kredibilitas Amartha?

Melansir solopos.com, Amartha saat ini tengah mendampingi 1,7juta mitra UMKM dengan total pendanaan mencapai Rp12 triliun. Dari data UMKM yang besar tersebut, AScore.ai yang dimilikinya telah menjadi model alternatif skoring kredit yang akurat.

Sebagai tambahan informasi, AScore.ai membangun skor kreditnya dengan berbasiskan data berupa:

  • Riwayat pembayaran sebelumnya (untuk pengajuan pinjaman lanjutan)
  • Kehadiran dalam pertemuan kelompok
  • Ketepatan waktu pembayaran
  • Analisis psikometri
  • Tes psikometri untuk analisa kemampuan bayar (dengan pendekatan machine learning)


Pendekatan ini memungkinkan AScore.ai untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang profil keuangan individu calon peminjam, sehingga mampu memberikan hasil skoring kredit yang jauh lebih obyektif dan tidak diragukan. 

Selain itu, AScore.ai memiliki kecepatan dalam proses loan origination. Dengan kemampuan AScore.ai untuk menganalisis data secara cepat dan akurat, proses pengajuan pinjaman yang sebelumnya memakan waktu berhari-hari kini bisa diselesaikan dalam hitungan menit saja. AScore.ai mampu menyajikan tabel simulasi jumlah plafon, rate, dan jangka waktu yang optimal kepada setiap peminjam yang berbeda-beda karakter secara objektif dan realtime. 

Jika ditanya dengan model pertanyaan yang kekinian, nggak bahaya ta AI digunakan untuk skoring kredit? Jawabannya nggak bahaya, justru dengan memanfaatkan AI untuk skoring kedit UMKM bisa jadi katalis grass root economy.





Keunggulan Produk AI Credit Scoring AScore.ai Amartha 


Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya jika AScore.ai ini tidak hanya diperuntukkan untuk individu, melainkan juga bisnis keuangan. Nah, AScore.ai by Amartha ini dapat digunakan untuk mengembangkan bisnis dengan lebih baik karena solusi yang diberikan berupa:


1. Membantu Memahami Kebutuhan Pasar dengan Akurasi Data


Salah satu tantangan dalam menumbuhkan dan mengembangkan bisnis adalah memahami kebutuhan dan preferensi pasar dengan akurat. AScore.ai hadir sebagai solusi dengan menggunakan teknologi canggih untuk mengumpulkan, menganalisis, dan mengolah data secara akurat. 

Data yang digunakan sangat holistik, mencakup berbagai aspek dari perilaku konsumen dan juga tren pasar. Dengan data yang akurat dan terpercaya, pelaku bisnis dapat mengambil keputusan strategis yang lebih baik untuk menghadapi persaingan pasar dan menciptakan peluang pertumbuhan atau keuntungan.


2. Menyuguhkan Opsi Layanan Berbasis API


Penggunaan layanan AScore.ai tidak memerlukan effort besar dalam implementasinya. Jika diintegrasikan ke dalam aplikasi, prosesnya pun seamless menggunakan sambungan API dan easy-to-use dashboard, sehingga tidak ada perubahan proses bisnis signifikan yang mengganggu pengalaman penggunanya. 

Jika dibandingkan harus mengembangkan AI Credit Scoring secara mandiri, penggunaan AScore.ai yang siap pakai ini akan menjadi solusi yang lebih efektif. Pasalnya, untuk mengembangkannya secara mandiri akan membutuhkan biaya yang besar dan harus patuh terhadap regulasi dari OJK. Ini juga akan menghemat waktu perusahaan untuk fokus terhadap proses bisnis utamanya.


3. Meningkatkan Akurasi Identifikasi dan Verifikasi Identitas


Dilengkapi dengan kapabilitas eKYC (electronic Know Your Customer), AScore.ai mampu mengidentifikasi keabsahan dan legitimasi identitas nasabah. Ini berguna untuk menghindari fraud dan juga mencegah individu yang tidak berwenang mengakses dan mencairkan dana nasabah. 

Salah satu teknologi KYC AScore.ai adalah sistem optical character recognition (OCR) yang terhubung dengan fitur liveness detection yang berfungsi memastikan profil individu yang akan melakukan transaksi sama dengan identitas yang telah didaftarkan. Setiap data yang diverifikasi dan divalidasi akan membantu pemilik layanan menentukan keputusan untuk nasabahnya.


4. Menyediakan Data Pendukung yang Lebih Banyak dan Bervariasi 


Data adalah aset berharga dalam dunia digital, tetapi seringkali sebagian besar data dianggap tidak berguna karena sulit untuk dipahami atau dimanfaatkan. Namun, AScore.ai hadir dengan solusi inovatif untuk memberikan pengalaman baru kepada pengguna dengan memanfaatkan data pendukung yang selama ini terabaikan. Dengan teknologi AI, AScore.ai membantu bisnis untuk mengolah data dengan lebih baik, dan memberikan insight yang berarti untuk perkembangan bisnis sebuah perusahaan.


Semua keunggulan AI Credit Scoring di atas pastinya membuat UMKM Indonesia bisa lebih berjaya. 

Dengan bantuan AScore.ai, UMKM akan lebih dimudahkan untuk mendapatkan pinjaman modal usaha sesuai dengan kemampuan bayarnya. Tak hanya itu, AI credit scoring ini juga menjadi win-win solution bagi pemberi modal karena semakin dimudahkan untuk mengecek skor kredit dan menilai profil debitur apakah kedepannya layak diberikan pinjaman ataukah tidak.

Dengan begitu, saya rasa berkat kehadiran AI credit scoring ini UMKM di Indonesia akan berlomba-lomba untuk berjaya, bukan?



Sumber:

https://www.antaranews.com/berita/3337128/lkpp-baru-34-persen-umkm-yang-masuk-pengadaan-barang-jasa-pemerintah

https://amartha.com/personal/pinjaman-modal-kerja/

https://bisnis.solopos.com/salurkan-dana-produktif-amartha-sokong-17-mitra-umkm-terutama-perempuan-1646722

Credit gambar amartha.com

0 komentar

Post a Comment