2023-10-04

5 Proses Produksi Yang Benar dan Urut: Berikut Ini Indikator Keberhasilannya

Author -  Lubis Muzaki

Produksi adalah salah satu komponen utama dalam kegiatan ekonomi yang memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat. Namun, tahapan produksi ini tidak hanya sekedar memproduksi barang, tetapi juga melibatkan sejumlah proses yang harus dilewati sebelum produk tersebut akhirnya sampai ke tangan konsumen. 


Dalam dunia bisnis yang kompetitif, proses produksi yang benar dan urut adalah kunci kesuksesan. Melalui proses produksi yang benar ini memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan biaya yang terkontrol. 





Proses Produksi Yang Benar Dan Urut


Setiap produk yang beredar di pasar merupakan hasil dari serangkaian tahapan produksi yang harus dilalui sebelum akhirnya sampai ke tangan konsumen. Berikut ini adalah tahapan proses produksi tersebut:


1. Planning/Perencanaan


Perencanaan produksi adalah langkah awal yang sangat penting dalam proses manufaktur. Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengatur semua aspek yang diperlukan untuk memastikan proses produksi berjalan dengan baik dan efisien.


Apa yang akan diproduksi? Pertanyaan pertama yang harus dijawab adalah produk apa yang akan diproduksi oleh perusahaan. Ini adalah ide awal yang menjadi dasar dari seluruh proses.


Bahan Baku: Selanjutnya, perusahaan harus menentukan jenis bahan baku yang dibutuhkan, berapa banyak yang diperlukan, serta sumbernya.


Biaya Produksi: Perhitungan biaya produksi adalah langkah penting lainnya. Perusahaan harus menentukan estimasi biaya yang akan dikeluarkan untuk produksi, termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead.


Tenaga Kerja, Waktu, dan Mesin: Pertimbangan lain meliputi berapa banyak tenaga kerja yang diperlukan, berapa lama waktu produksi yang dibutuhkan, serta mesin atau peralatan apa yang dibutuhkan.


Semua informasi ini digabungkan dalam rencana produksi yang terperinci. Rencana ini kemudian diajukan kepada manajemen untuk dievaluasi, direvisi, dan disetujui sebelum produksi dimulai.


2. Routing/Mengarahkan Alur

Setelah rencana produksi telah dibuat, langkah selanjutnya adalah memastikan bahwa seluruh proses produksi berjalan sesuai rencana dengan cara yang paling efisien dan efektif. Untuk itu, dibutuhkan proses produksi yang benar dan urut, dimana yang kedua adalah routing ini. 

Routing adalah proses penentuan urutan kegiatan produksi, dari awal hingga produk selesai sesuai rencana. Ini mencakup langkah-langkah seperti pengolahan awal bahan baku, pembentukan produk, pemolesan, penyelesaian, pengawasan mutu, dan distribusi.

Fokus utama pada tahapan ini adalah mencari cara untuk mencapai efisiensi maksimum dalam proses produksi. Ini termasuk memastikan bahwa setiap langkah dalam alur produksi diatur dengan baik dan meminimalkan pemborosan sumber daya.

Pengarahan alur produksi juga memerlukan pengawasan yang ketat. Setiap langkah dalam proses harus dipantau oleh staf yang kompeten untuk memastikan bahwa kualitas produk tetap terjaga.


3. Scheduling/Penjadwalan

Penjadwalan adalah tahapan yang harus dilakukan setelah pengarahan alur produksi atau routing. Ini adalah langkah yang sangat penting karena pengaturan jadwal produksi akan memengaruhi jam kerja tenaga kerja dan mempertimbangkan kapasitas produksi yang ada.

  • Langkah Awal: Pertama-tama, Anda perlu membuat jadwal utama yang mencakup total waktu yang diperlukan untuk produksi. Ini adalah panduan utama yang akan digunakan dalam proses penjadwalan.
  • Pembagian Jadwal: Jadwal utama kemudian dibagi ke berbagai divisi dengan jadwal yang disesuaikan dengan jadwal utama. Dalam proses ini, berbagai faktor menjadi pertimbangan, seperti jam kerja staf, waktu yang dibutuhkan untuk setiap tahap produksi, serta waktu untuk servis dan pemeliharaan peralatan.
  • Modul Jadwal: Secara garis besar, tahapan ini akan menghasilkan satu modul yang berisi jadwal utama. Modul ini kemudian dipecah menjadi jadwal yang lebih kecil dan terperinci, yang mencakup waktu pelaksanaan dan semua informasi terkait proses produksi. Ini memudahkan pengawasan dan monitoring yang teliti.


4. Dispatching/Instruksi untuk Memulai Produksi


Tahap selanjutnya adalah dispatching, di mana perintah atau instruksi diberikan untuk memulai produksi. Ini penting untuk mengimplementasikan rencana, alur, dan jadwal yang telah dibuat sebelumnya.

Dispatching menandakan dimulainya proses produksi yang telah direncanakan, alur produksi yang telah ditentukan, serta jadwal produksi yang telah disusun. Ini adalah tahap tindakan konkret yang mengubah rencana menjadi tindakan nyata.


5. Follow up/Evaluasi


Evaluasi adalah tahapan penting dalam proses produksi yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana hasil produksi sesuai dengan perencanaan awal. Evaluasi ini dapat membantu perbaikan dan penyesuaian pada proses produksi berikutnya agar lebih sesuai dengan perencanaan.

Dalam tahap ini, hasil produksi dibandingkan dengan rencana awal. Jika ada perbedaan, perusahaan dapat mengidentifikasi penyebabnya dan mengambil langkah-langkah perbaikan.

Hasil evaluasi ini dapat membantu perusahaan untuk terus meningkatkan proses produksinya. Dengan memahami apa yang telah berhasil dan apa yang perlu diperbaiki, perusahaan dapat mengoptimalkan efisiensi dan kualitas produk.


Dengan menjalani tahapan-tahapan produksi ini dengan cermat dan urut, perusahaan dapat memastikan bahwa mereka dapat memenuhi permintaan konsumen dan berkontribusi pada aktivitas perekonomian secara lebih efektif. 


Indikator Proses Produksi yang Benar Dan Urut



Proses produksi yang sukses adalah kunci untuk kesuksesan perusahaan dalam dunia bisnis yang kompetitif. Namun, bagaimana kita bisa mengukur sejauh mana proses produksi telah dilakukan secara benar dan urut?

Nah, berikut ini akan menjelaskan beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan proses produksi.


1. Produktivitas


Produktivitas adalah parameter kunci dalam menilai proses produksi yang sukses. Produktivitas bisa dilihat dari dua aspek utama: kuantitas hasil produksi dan kualitasnya. Jika perusahaan mampu meningkatkan produksi dalam jumlah yang lebih besar dengan tetap menjaga atau meningkatkan kualitas produk, itu adalah tanda keberhasilan.


2. Penjualan dan Inventory Turnover Ratio


Peningkatan penjualan produk adalah indikator yang jelas dalam menilai keberhasilan proses produksi. Namun, penting juga untuk memonitor inventory turnover ratio, yang mengukur sejauh mana perusahaan dapat mengelola persediaan dengan efisien. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik perusahaan dalam mengonversi inventaris menjadi penjualan.


3. Keuntungan yang Meningkat


Proses produksi yang sukses akan membawa dampak positif pada keuntungan perusahaan. Baik peluang memperoleh keuntungan yang lebih besar dari hasil produksi maupun nilai keuntungan yang dapat diperoleh dari setiap produk akan meningkat.


4. Efisiensi Energi dan Sumber Daya


Menilai sejauh mana proses produksi telah mengoptimalkan penggunaan energi dan sumber daya adalah indikator penting dalam konteks keberlanjutan. Pengurangan konsumsi energi dan sumber daya dapat membantu perusahaan mengurangi biaya operasional dan dampak lingkungan.


5. Tingkat Kualitas Produk


Selain kualitas yang telah disebutkan sebelumnya, tingkat kualitas produk yang tinggi juga dapat menjadi indikator keberhasilan. Produk yang kurang cacat dan memenuhi atau melebihi standar kualitas yang ditetapkan menunjukkan keberhasilan dalam kontrol mutu.


6. Tingkat Kepuasan Pelanggan


Kepuasan pelanggan adalah salah satu indikator paling penting dalam bisnis. Tingkat kepuasan yang tinggi menunjukkan bahwa produk memenuhi atau bahkan melebihi harapan pelanggan. Pelanggan yang puas lebih cenderung mempertahankan loyalitas mereka dan merekomendasikan produk kepada orang lain.


7. Waktu Siklus Produksi


Waktu siklus produksi adalah waktu yang dibutuhkan dari awal hingga akhir proses produksi. Jika waktu siklus produksi dapat diperpendek tanpa mengorbankan kualitas, itu bisa menjadi indikator keberhasilan dalam meningkatkan efisiensi produksi.


8. Tingkat Ketergantungan Terhadap Supplier


Indikator ini mengukur sejauh mana perusahaan bergantung pada supplier eksternal untuk bahan baku atau komponen. Semakin sedikit ketergantungan terhadap supplier eksternal, semakin besar kontrol yang dimiliki perusahaan atas rantai pasokannya.


9. Tingkat Pemborosan (Waste)


Pengurangan pemborosan dalam proses produksi, baik dalam bentuk bahan baku yang terbuang maupun waktu yang terbuang, adalah indikator penting dalam meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya.


Jika satu atau lebih indikator di atas tidak tercapai, maka saatnya untuk melakukan evaluasi terhadap tahapan produksi yang diterapkan. Evaluasi yang cermat dapat membantu perusahaan mengidentifikasi masalah, memperbaiki proses, dan mencapai kesuksesan yang lebih besar di masa depan.


Inilah mengapa perencanaan yang matang adalah langkah awal yang sangat penting. Dengan memiliki rencana yang baik, perusahaan dapat memastikan bahwa setiap tahap produksi telah dipertimbangkan dengan cermat, meminimalkan risiko, dan meningkatkan kemungkinan kesuksesan dalam proses produksi. Sehingga, proses produksi yang sukses bukanlah suatu kebetulan, tetapi hasil dari perencanaan dan pengukuran yang cermat.

0 komentar

Post a Comment