2023-03-10

Mengenal 8 Siklus Manajemen Aset Dan Tujuannya

Author -  Lubis Muzaki

Siklus manajemen aset adalah suatu proses yang terus berulang dan terdiri dari beberapa tahap penting. Dalam proses manajemen aset, perusahaan juga harus mempertimbangkan faktor risiko yang dapat mempengaruhi nilai aset. Hal ini mencakup risiko yang terkait dengan keamanan, kerusakan atau kegagalan, dan perubahan kondisi pasar. Dengan mengelola risiko ini dengan baik, perusahaan dapat meminimalkan dampak negatif yang mungkin timbul dan mempertahankan nilai aset yang dimilikinya.

Dalam era digital yang semakin maju, siklus manajemen aset juga menjadi semakin kompleks. Perusahaan harus mampu mengelola aset digital seperti data dan sistem informasi dengan baik, serta mengatasi risiko keamanan yang terkait dengan pengelolaan aset digital.





Apa itu Manajemen Aset?


Manajemen aset merupakan proses penting yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam mengelola aset-asetnya untuk mendapatkan keuntungan. Namun, manajemen aset tidak hanya sebatas pada pengelolaan finansial semata, namun juga meliputi nilai atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.


Manajemen aset adalah proses pengelolaan aset yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan nilai aset, mengurangi risiko, dan memaksimalkan penggunaan aset. Dalam konteks perusahaan, manajemen aset juga mencakup pengelolaan operasional dari aset-aset tersebut untuk memastikan bahwa aset dapat memberikan kontribusi positif bagi perusahaan.


Tujuan Manajemen Aset

Tahukah Anda bahwa manajemen aset tidak hanya terbatas pada pengelolaan keuangan semata? Pengelolaan aset juga mencakup pengelolaan risiko dan kepatuhan perusahaan. Inilah mengapa manajemen aset sangat penting bagi setiap bisnis.


Berikut ini adalah beberapa manfaat dari manajemen aset yang dapat membantu memaksimalkan potensi aset untuk kesuksesan bisnis.


1. Mempertahankan Nilai Aset

Salah satu manfaat utama dari manajemen aset adalah untuk mempertahankan nilai aset. Dengan mengelola aset secara efektif, perusahaan dapat mengurangi risiko kehilangan nilai asetnya. Pengelolaan aset yang optimal memungkinkan perusahaan untuk mengetahui dinamika nilai aset dan mempertahankannya pada tingkat yang optimal.


2. Evaluasi Pembelian yang Dilakukan

Manajemen aset memungkinkan perusahaan untuk memahami bagaimana kondisi aset yang dimiliki saat ini. Hal ini dapat membantu perusahaan melakukan evaluasi yang lebih baik terkait rencana pembelian aset yang mungkin akan dilakukan. Dengan data yang valid, perusahaan dapat menjadikannya sebagai acuan dan mengurangi rencana belanja aset yang tidak perlu.


3. Memudahkan Penyusunan Anggaran

Manajemen aset bekerja dengan sistem khusus yang dapat memudahkan penyusunan anggaran perusahaan. Sistem informasi manajemen aset perusahaan memungkinkan perusahaan untuk mengetahui kondisi aset sehingga proses penyusunan anggaran lebih praktis dan fleksibel.


4. Perencanaan Manajemen Risiko

Manajemen risiko sangat penting dalam setiap bisnis, terutama untuk melindungi perusahaan dari risiko yang mungkin terjadi. Memahami kondisi aset perusahaan juga akan memberikan pemahaman pada risiko apa saja yang dihadapi dari waktu ke waktu. Penyusunan manajemen risiko pada kondisi yang mungkin terjadi penting, sehingga ketika ada sesuatu yang dapat merugikan perusahaan dampaknya dapat diminimalisir.


5. Bagian Penting untuk Neraca Akuntansi

Aset perusahaan termasuk dalam bagian harta yang dimiliki perusahaan dalam penyusunan neraca akuntansi. Oleh karena itu, pemetaan aset yang dimiliki juga penting dalam penyusunan neraca akuntansi. Nantinya dalam penyusunan neraca juga akan melibatkan banyak variabel lain dalam perhitungan, sehingga dapat disusun neraca dengan informasi yang lengkap, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan validitasnya.


Manfaat Manajemen Aset


Penerapan manajemen aset pada perusahaan memiliki manfaat yang sangat signifikan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas bisnis. Berikut adalah beberapa manfaat dari manajemen aset yang perlu diketahui oleh setiap perusahaan:


1. Menjaga keamanan aset

Aset-aset perusahaan merupakan investasi yang sangat berharga, oleh karena itu sangat penting untuk menjaga keamanannya agar terhindar dari risiko hilang atau rusak. Dalam hal ini, manajemen aset sangat membantu karena memiliki tim khusus yang bertugas untuk memastikan bahwa aset perusahaan tercatat dengan baik dan tersimpan dengan aman.


2. Memudahkan penyusunan anggaran

Manajemen aset juga dapat memudahkan proses penyusunan anggaran perusahaan. Dengan sistem informasi manajemen aset yang canggih, perusahaan dapat mengetahui kondisi aset secara detail, sehingga proses penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan lebih praktis dan fleksibel.


3. Mencegah pembelian aset berlebih

Manajemen aset dapat mencegah pembelian aset berlebih yang dapat mengakibatkan pemborosan biaya perusahaan. Dengan data yang diperoleh dari tim manajemen aset, perusahaan dapat menentukan prioritas dalam pembelian aset dan menghemat pengeluaran biaya yang tidak perlu.


4. Memonitor penyusutan aset

Penyusutan aset adalah suatu hal yang harus diwaspadai oleh setiap perusahaan. Aset yang terus digunakan dalam waktu yang lama akan menurun kualitasnya dari segi fungsi maupun nilai. Oleh karena itu, peran manajemen aset yang memonitor penyusutan aset sangat dibutuhkan oleh perusahaan. Selain itu, penyusutan aset juga harus dicatat dengan baik dalam laporan keuangan perusahaan.


Siklus Manajemen Aset




Siklus manajemen aset merupakan suatu proses yang terus menerus dilakukan untuk memastikan aset yang dimiliki perusahaan selalu dapat memberikan manfaat optimal. Berikut tahapan siklus tersebut:


1. Perencanaan Kebutuhan Aset

Perencanaan kebutuhan aset merupakan tahapan awal dan sangat penting dalam siklus manajemen aset. Perusahaan harus memahami kebutuhan aset yang diperlukan dalam jangka panjang dan jangka pendek agar dapat meningkatkan keuntungan dan mengurangi risiko kerugian di masa depan.

Hal ini berkaitan dengan pemenuhan tujuan bisnis dan strategi perusahaan dalam jangka panjang. Sebelum mengidentifikasi kebutuhan suatu aset, perusahaan harus mempertimbangkan manfaat dan biaya yang akan dikeluarkan untuk membeli atau menyewa aset tersebut.


2. Pengadaan Aset

Setiap perusahaan membutuhkan aset untuk dapat beroperasi dan mencapai tujuan bisnisnya. Oleh karena itu, pengadaan aset menjadi salah satu tahapan penting dalam memenuhi kebutuhan perusahaan. Proses pengadaan aset melibatkan serangkaian kegiatan untuk mendapatkan aset yang diperlukan baik dari pihak internal maupun eksternal perusahaan. 


3. Inventarisasi Aset


Inventarisasi aset adalah proses pendataan dan pencatatan aset yang dimiliki perusahaan, baik yang berwujud maupun tidak berwujud. Inventarisasi ini sangat penting dilakukan agar perusahaan dapat mengelola aset secara efektif dan efisien serta mampu membuat keputusan strategis terkait aset yang dimilikinya.


Pada dasarnya, inventarisasi aset bertujuan untuk memperoleh data lengkap mengenai semua aset yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam proses ini, perusahaan harus memperhatikan beberapa hal, di antaranya adalah:


a. Pendataan aset berwujud dan tidak berwujud

Dalam melakukan inventarisasi aset, perusahaan harus dapat membedakan aset yang berwujud dan tidak berwujud. Aset berwujud misalnya adalah tanah, bangunan, kendaraan, dan mesin-mesin produksi. Sementara itu, aset tidak berwujud seperti merek dagang dan hak paten.


b. Pencatatan detail aset

Setelah melakukan pendataan aset, perusahaan harus mencatat detail dari setiap aset yang dimilikinya. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pengelolaan dan pengambilan keputusan strategis terkait aset di masa depan.


c. Menentukan nilai aset

Setelah semua aset didata dan dicatat, perusahaan harus menentukan nilai dari setiap aset yang dimilikinya. Penilaian aset ini penting dilakukan karena dapat memengaruhi nilai kekayaan perusahaan.


d. Melakukan dokumentasi

Setelah dilakukan pendataan dan pencatatan, perusahaan harus membuat dokumen yang berisi data seluruh aset yang dimilikinya. Dokumen ini harus diperbarui secara berkala agar selalu akurat dan terkini.


4. Legal Audit Aset

Legal audit aset merupakan tahap audit atau pemeriksaan yang dilakukan pada status kepemilikan aset dan sistem serta prosedur pengadaan dan pengalihan aset. Tujuannya adalah untuk mencari masalah hukum terkait aset dan menemukan solusi yang tepat. Legal audit aset melibatkan pemeriksaan dokumen-dokumen seperti sertifikat kepemilikan, kontrak, dan izin-izin yang diperlukan untuk memastikan status legal dari aset yang dimiliki perusahaan.



Legal audit aset sangat penting bagi perusahaan karena dapat membantu meminimalkan risiko hukum yang mungkin dihadapi di kemudian hari. Sebagai contoh, jika terdapat aset yang tidak dimiliki secara sah oleh perusahaan, perusahaan dapat menghadapi risiko hukum yang cukup besar, seperti gugatan hukum atau sanksi pidana. Oleh karena itu, legal audit aset dapat membantu perusahaan untuk mengidentifikasi aset-aset yang memerlukan perhatian lebih dalam hal status kepemilikannya.


Selain itu, legal audit aset juga dapat membantu perusahaan dalam memastikan bahwa sistem dan prosedur pengadaan dan pengalihan aset berjalan dengan baik. Proses pengadaan dan pengalihan aset yang buruk dapat menyebabkan kerugian finansial bagi perusahaan. Dengan melakukan legal audit aset, perusahaan dapat memastikan bahwa proses pengadaan dan pengalihan aset berjalan dengan baik dan mengurangi risiko kerugian finansial di masa depan.

5. Operasional dan Pemeliharaan Aset


Operasional aset berkaitan dengan penggunaan aset yang dimiliki perusahaan sesuai dengan fungsinya. Hal ini meliputi penggunaan mesin secara optimal, pemakaian kendaraan yang tepat, dan penggunaan gedung yang sesuai dengan kebutuhan. Jika aset tidak digunakan sesuai dengan fungsinya, maka akan mempengaruhi kinerja bisnis dan dapat menimbulkan biaya yang tidak perlu.


Selain operasional, pemeliharaan aset juga sangat penting dalam menjaga efisiensi bisnis. Pemeliharaan aset dapat dilakukan dengan cara melakukan perawatan rutin dan memperbaiki aset ketika terjadi kerusakan. Pemeliharaan rutin dapat membantu menghindari kerusakan yang lebih besar dan mengurangi biaya perbaikan yang lebih mahal di masa depan.


Selain itu, pemeliharaan aset juga dapat membantu mengurangi biaya operasional. Dengan melakukan pemeliharaan secara teratur, perusahaan dapat memperpanjang umur aset dan mengurangi biaya penggantian. Selain itu, aset yang berfungsi dengan baik juga dapat meningkatkan efisiensi operasional dan mempercepat proses produksi.


Proses pemeliharaan aset tidak hanya dilakukan pada aset fisik, namun juga pada aset non-fisik seperti software. Pemeliharaan software dapat dilakukan dengan cara melakukan update secara berkala untuk meningkatkan kinerja dan keamanannya. Jika tidak dilakukan pemeliharaan pada software, maka dapat menimbulkan kerusakan sistem dan bahkan mengancam keamanan data perusahaan.


Dalam rangka meningkatkan efisiensi bisnis, perusahaan juga dapat menggunakan teknologi untuk memantau dan mengelola aset. Ada banyak aplikasi dan software yang dapat membantu perusahaan dalam melakukan pemeliharaan aset, termasuk aplikasi manajemen perawatan aset dan software monitoring kinerja mesin. Dengan menggunakan teknologi, perusahaan dapat menghemat waktu dan biaya yang diperlukan untuk memantau dan mengelola aset.

6. Penilaian Aset

Penilaian aset adalah suatu kegiatan untuk menentukan nilai dari aset yang dimiliki oleh perusahaan. Nilai aset ini penting karena dapat digunakan sebagai dasar dalam membuat keputusan terkait penggunaan aset, seperti dalam perencanaan keuangan perusahaan, pengalihan atau pelepasan aset, dan pengajuan kredit. Dengan mengetahui nilai aset yang dimiliki, perusahaan dapat mengoptimalkan penggunaan aset untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.


Penilaian aset dapat dilakukan dengan berbagai metode, antara lain:


a. Metode Biaya

Metode ini menghitung nilai aset berdasarkan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau membangun aset tersebut. Biaya yang dimaksud meliputi biaya perolehan, biaya pengembangan, dan biaya perbaikan. Metode ini cocok untuk aset yang belum dipakai atau aset yang nilainya kurang stabil.


b. Metode Pendapatan

Metode ini menghitung nilai aset berdasarkan potensi pendapatan yang dapat dihasilkan dari aset tersebut. Metode ini cocok untuk aset yang dapat menghasilkan pendapatan, seperti properti atau investasi.


c. Metode Pasar

Metode ini menghitung nilai aset berdasarkan harga pasar aset yang sejenis. Metode ini cocok untuk aset yang dapat diperjualbelikan dan terdapat pasar yang stabil.


d. Metode Depresiasi

Metode ini menghitung nilai aset berdasarkan umur ekonomis aset dan tingkat depresiasi yang dihitung berdasarkan umur aset tersebut. Metode ini cocok untuk aset yang sudah dipakai dan nilai asetnya menurun.


7. Penghapusan dan Pengalihan Aset


Proses ini terkadang dianggap sebagai tahap yang kurang penting, namun sebenarnya sangat penting untuk dilakukan karena bisa mengurangi biaya operasional dan mengoptimalkan kinerja perusahaan.

Pengalihan aset dilakukan ketika perusahaan memiliki beberapa divisi atau cabang dan aset yang dimiliki tidak lagi dibutuhkan oleh satu divisi, namun masih berguna bagi divisi lainnya. Pada saat seperti ini, pengalihan aset menjadi solusi yang tepat untuk mengoptimalkan penggunaan aset dan menghindari pembelian aset yang sama di kemudian hari. Selain itu, pengalihan aset juga bisa dilakukan ketika perusahaan memutuskan untuk menjual atau menyumbangkan aset yang tidak lagi dibutuhkan.


Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukan pengalihan aset. Pertama, perusahaan harus memastikan bahwa aset yang akan dialihkan masih memiliki nilai yang cukup untuk digunakan oleh divisi atau cabang lainnya. Kedua, perusahaan harus memastikan bahwa proses pengalihan aset dilakukan dengan cara yang tepat, baik secara administratif maupun teknis. Terakhir, perusahaan harus memastikan bahwa pengalihan aset tidak melanggar ketentuan hukum atau regulasi yang berlaku.


Sementara itu, pemusnahan aset adalah solusi terakhir ketika aset tidak lagi bisa digunakan. Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor, seperti rusak atau usang. Pemusnahan aset bisa dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari lelang hingga pemusnahan fisik. Namun, pemusnahan aset harus dilakukan dengan cara yang benar dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Perusahaan harus memastikan bahwa pemusnahan aset dilakukan dengan cara yang ramah lingkungan dan tidak membahayakan kesehatan manusia.

8. Pembaruan Aset


Pembaruan aset merupakan tahapan terakhir namun bukan yang paling akhir dalam siklus manajemen aset. Pada sebagian aset, setelah melalui beberapa tahun penggunaan, mungkin mulai mengalami kerusakan atau sudah tidak mampu bekerja secara maksimal seperti saat baru dibeli. Namun, sebelum memutuskan untuk membuang aset tersebut, perusahaan dapat melakukan proses pembaruan atau peremajaan aset terlebih dahulu.

Pembaruan aset dapat dilakukan untuk berbagai jenis aset, baik itu mesin, perangkat lunak, gedung, kendaraan, dan lain sebagainya. Tujuannya adalah untuk memperpanjang umur pakai dan meningkatkan kinerja dari aset tersebut sehingga perusahaan dapat memanfaatkannya lebih lama dan lebih efektif.

Proses pembaruan aset sendiri dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya adalah:


a. Perbaikan atau maintenance

Cara yang paling umum dilakukan dalam pembaruan aset adalah dengan melakukan perbaikan atau maintenance. Pada umumnya, mesin atau perangkat lunak akan mengalami beberapa masalah setelah beberapa tahun digunakan, seperti kerusakan pada komponen atau virus yang menginfeksi perangkat tersebut. Dalam hal ini, perusahaan dapat memperbaiki aset tersebut dengan mengganti komponen yang rusak atau menghapus virus yang menginfeksi perangkat tersebut.


b. Upgrade

Upgrade juga merupakan salah satu cara dalam pembaruan aset. Dalam hal ini, perusahaan melakukan perubahan pada beberapa bagian aset agar dapat bekerja lebih baik dan lebih efisien. Contoh upgrade pada aset adalah memperbarui perangkat lunak agar dapat bekerja lebih cepat atau memasang komponen baru agar mesin dapat bekerja dengan kapasitas yang lebih besar.


c. Retrofit

Retrofit adalah proses penggantian bagian atau komponen pada sebuah aset agar dapat bekerja dengan teknologi terbaru. Dalam hal ini, perusahaan mengganti beberapa komponen yang sudah usang atau tidak dapat digunakan lagi dengan teknologi terbaru agar aset tersebut dapat berfungsi lebih efektif dan efisien.

0 komentar

Post a Comment