2021-05-01

Strategi dan Tahapan Funneling Marketing yang Harus Diketahui Sales

Author -  Lubis Muzaki

Dalam menjalankan sebuah bisnis tentunya para pelaku usaha mengharapkan adanya lead. Lead atau prospek adalah keberhasilan sales atau pihak marketing dalam mengajak orang untuk menggunakan produk jasa atau penawarannya. Nah, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh sales adalah membuat funneling marketing yang baik. Sayangnya dalam menjalankan funnel tidak semua sales berhasil

Lalu, apa sebenarnya funneling marketing itu? Dan bagaimana cara membuat funneling marketing yang bagus?

 

Pengertian Sales Funneling dan Funneling Marketing

 

Funneling marketing adalah proses pemasaran yang dilakukan tahap demi tahap yang harus dijalankan oleh sales untuk mendapatkan penjualan.

Funnel marketing ini mempunyai visualisasi seperti corong yang mencerminkan jumlah calon pelanggan yang diprospek dalam setiap tahapan marketing. Di tahap awal, calon pelanggan yang dijangkau jumlahnya banyak. Semakin ke ke bawah, jumlah pelanggan yang akhirnya tertarik untuk melakukan pembelian akan semakin sedikit.

Tahapan Funneling Marketing

Funneling marketing merupakan suatu proses yang kamu lakukan untuk menggiring calon konsumen menjadi aware (melihat) iklan/promo hingga terjadi closing atau pembelian.


Dalam perjalanan melalui funneling marketing konsumen akan melewati beberapa tahap diantaranya:


Keputusan seorang konsumen untuk melakukan pembelian sebuah produk memang cukup panjang. Nah, funneling marketing ini akan memetakan tahapan-tahapan seorang konsumen sebelum membeli, tujuannya agar penjual mengetahui cara marketing yang efektif. 

Berikut di bawah ini tahapan dalam funneling marketing:

 

1. Tahap Pertama (Awareness)

Dalam membeli sebuah produk kecerendungan konsumen adalah datang ke toko atau penjual yang sudah mereka kenal atau yang sebelumnya sudah dicari tahu melalui browsing di internet ataupun atas rekomendasi dari teman atau kerabatnya.

Nah, bagi penjual sangat perlu untuk melakukan edukasi terlebih dahulu kepada calon pelanggan potensial bahwa ia memiliki toko yang menjual produk yang dibutuhkan konsumen tersebut. 

Edukasi tentang brand awareness ini bisa melalui iklan atau campaign jika penjual atau perusahaan mempunyai alokasi dana untuk itu. Bisa juga para penjual memperkenalkan tokonya ini secara gratis dengan melakukan broadcast ke jejaring via Whatsapp, update informasi melalui akun sosial media, atau penyebaran info melalui email.

Ketika konsumen tertarget tersebut mengunjungi toko, maka mereka sudah berubah dari audience (pemirsa) menjadi visitor (pengunjung). Jadi, kata kunci utama dalam tahap pertama dari funneling marketing ini adalah pedagang melakukan edukasi atau memperkenalkan tokonya kepada calon pelanggan. Karena ingat, calon pelanggan akan cenderung untuk mendatangi toko atau penjual yang sudah terkenal sebelumnya.


2, Tahap Kedua (Interest)

Tak jarang sebagian konsumen yang sudah mendatangi sebuah toko, namun tidak melakukan pembelian apapun. Mereka memutuskan keluar toko tanpa membeli sesuatu tentunya memiliki alasan. Biasanya karena produk yang dijual tidaklah menarik dan tidak berkualitas, atau bisa juga karena suasana tokonya (store atmosphere) yang tidak nyaman, proses pembayaran yang berbelit-belit, dan lain sebagainya.

Hal tersebut juga bisa terjadi di dalam penjualan online, lho. Setelah penjual online mampu mengubah audience menjadi visitor dengan mengunjungi toko online yang dimilikinya, belum tentu visitor ini melakukan pembelian.

Nah, di sinilah tugas sales, ia harus mampu meyakinkan visitor tersebut agar tertarik dengan produk-produk yang ditawarkannya. 

Seorang sales harus mampu menjelaskan dengan baik apa keunggulan produk yang dijualnya dibandingkan dengan produk sejenis yang dimiliki kompetitor. Berikan informasi yang relevan dan dibutuhkan oleh visitor. Yang tidak kalah penting, sajikan informasi atau deskripsi produk dengan visualisasi yang menarik, seperti gambar, video tutorial atau infografik.

Selain itu, tahap funneling marketing yang kedua ini seorang sales juga perlu memperhatikan kenyamanan toko atau kenyamanan user saat mengunjungi toko online. 

Hal ini bisa dilakukan dengan membuat tampilan website yang simple dan user friendly atau mudah digunakan. Adapun kriteria dari user friendly dalam toko online adalah mencakup nama domain yang mudah diingat, memberikan fasilitas QRIS, memiliki desain yang responsive, waktu loading yang cepat (fast loading speed), dan bahasa konten yang mudah dipahami.


3. Tahap Ketiga (Desire)

Setelah visitor menunjukkan ketertarikan dengan produk yang ditampilkan, maka saatnya penjual melakukan follow up (menindaklanjuti). Ya, ini penting dilakukan karena mereka yang melihat iklan dan mengunjungi toko belum tentu langsung melakukan pembelian. Follow up seperti apa dari tahapan funneling marketing yang ketiga ini yang dapat lakukan?

Penjual dapat melakukan follow up dengan menawarkan promo-promo menarik, seperti diskon, free ongkos kirim, atau memberikan gift tertentu. Selain itu, penjual juga dapat menambahkan rangkuman testimoni yang telah diberikan oleh konsumen yang selama ini telah menggunakan produk tersebut. 

Testimoni ini berfungsi untuk menambah trust (kepercayaan) calon pelanggan untuk menggunakan produk yang dijual perusahaan. Pada tahap ketiga dari funneling marketing ini, sales harus mampu membuat calon pelanggan tertarik untuk membeli produk. Yang sebelumnya sudah mulai tertarik, calon pelanggan dapat lebih yakin hingga akhirnya mengambil keputusan pembelian produk.


4. Tahap Keempat (Action)

Ketika konsumen tersebut telah membeli produk, maka tahapan funneling marketing selanjutnya adalah menjaga loyalitas pelanggan.

Dalam tahap yang terakhir ini, penjual perlu menjaga hubungan baik dengan para pelanggannya. Tumbuhkan rasa memiliki dalam diri konsumen terhadap produk atau perusahaan. 

Penjual dapat membuat program loyalitas pelanggan, sehingga dapat meningkatkan kuantitas pembelian produk, ataupun menciptakan referral program, sehingga pelanggan tersebut akan mempromosikan produk tersebut dan mengajak jejaringnya baik teman ataupun kerabatnya untuk ikut menggunakan produk.

Program-program seperti ini dapat meningkatkan loyalitas pelanggan. Dan bahkan, secara tidak langsung, pelanggan tersebut akan menjadi marketer melalui word-of-mouth di masyarakat.

Namun yang perlu diingat, pelanggan akan bersedia menawarkan produk ke jejaringnya hanya jika Ia yakin bahwa kualitas produk tersebut memang tidak perlu diragukan lagi. Oleh karena itu, penting sekali bagi perusahaan untuk selalu melakukan quality control dan juga evaluasi produk, serta  memberikan pelayanan prima. 

Perusahaan juga dapat mengajak para pelanggannya untuk memberikan masukan atau saran atas produk yang dikeluarkannya. Lagi-lagi, hal ini menjadi upaya untuk meningkatkan keterikatan dan rasa memiliki pelanggan.

0 komentar

Post a Comment